Tiga hari jelang Kongres PSSI, ternyata situasi bukannya membaik malah menjadi semakin rumit. Perbedaan pandangan antara Pemerintah/Kemenpora dan PSSI terkait Lokasi Kongres semakin tidak jelas juntrunganya. Pada hal dua hari yang lalu kita sempat mengucapkan rasa sukur karena sudah tercapai kesepakatan diantara keduanya namun apa yang terjadi kemudian?
Seperti yang diberitakan kemaren Rabu (12/10), PSSI dan Kemenpora telah menemui kesepakatan terkait dengan tempat pelaksanaan kongres pemilihan pengurus PSSI periode 2016-2020 yang akan digelar 17 Oktober ini. dari kesepakatan keduanya itu akhirnya Jakarta yang diputuskan sebagai tuan rumah kongres nanti.
Itulah yang menjadi keputusan dari pertemuan antara Kemenpora, Ketua Komite pemilihan Agum Gumelar serta pelaksana tugas ketua umum Hinca Pandjaitan dan sekjendnya Azwan Karim Rabu siang kemaren (12/10). Setelah pertemuan itu Kemenpora pun langsung bergerak cepat dengan menerbitkan surat rekomendasi bernomor 3282/MENPORA/DIV/X/2016 untuk pelaksanaan kongres agar pihak kepolisian segera memberikan izin.
Berikutnya, terkait dengan kesepakatan yang dicapai tersebut, Ketua panitia lokal kongres PSSI di Makassar, Yusuf Gunco, meminta kepada pengurus PSSI untuk segera berkunjung ke Makassar meminta maaf kepada pemerintah dan warga Sulawesi Selatan, karena menurutnya panitia sudah menyebarkan undangan kepada Gubernur, Wali Kota, dan pejabat tinggi instansi lain di Sulawesi Selatan. "Jadi, kalau kongres batal di Makassar, PSSI harus datang baik-baik juga untuk meminta maaf," ucapnya.
Menyikapi hal itu Pelaksana tugas Ketua Umum PSSI Hinca Pandjaitan juga langung merespon dengan mengatakan akan bertolak ke Makassar untuk menjelaskan ihwal pemindahan kongres PSSI tersebut ke Jakarta. "Kami akan menemui pemerintah dan sejumlah pejabat di Sulawesi Selatan," DISINI. Bahkan ia juga mengatakan tidak etis bila pengurus PSSI sama sekali tidak memberikan penjelasan secara langsung. "Saat itu kami disambut baik, dan karena lokasi kongres dipindahkan, kami juga akan bertemu untuk menyampaikan soal itu," ujar politikus Partai Demokrat tersebut.
Namun apa yang terjadi kemudian tiba-tiba PSSI secara sepihak kembali memutuskan untuk tetap melangsungkan Kongres Pemilihan tersebut pada 17 Oktober 2016 di Makassar. Peryataan tersebut mereka keluarkan setelah menggelar rapat dengan anggota komite eksekutif (Exco) di Apartemen Aston Rasuna, Jakarta, Kamis (13/10) malam WIB. Tentu saja keputusan itu mejadi persoalan baru dan menambah rumit permasalahan yang sudah ada.
"Kami memutuskan di Makassar hari sabtu malam. Kami untuk berkomunikasi melaporkan kepada FIFA sebagai induk sepakbola dunia karena PSSI menjadi anggotanya. Malam ini kami laporkan ke FIFA apa yang terjadi sambil menunggu balasan dari FIFA satu dua hari dan persiapan kami jalankan di Makassar," tuturnya.
Jelas semuanya menjadi runyam kembali sehingga membuat Kelompok 85 (K85) yang nota bene terdiri dari sebagian besar Voters pemilik suara sah menanggapi pernyataan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PSSI, Hinca Pandjaitan tersebut dengan mengatakan bahwa Hinca bersikap arogan tidak mendengarkan saran dan rekomendasi dari voters yang tergabung di K85.
Mereka menilai seharusnya PSSI mengikuti saran dari pemerintah. "Kami voters K85 tetap mendukung sepenuhnya rekomendasi pemerintah, Kongres PSSI pada 17 Oktober 2016 nanti, digelar di Jakarta. Pernyataan yang dikeluarkan Plt Ketua Umum PSSI Hinca Pandjaitan, merupakan pernyataan sepihak," begitu pernyataan K85
Bahkan mereka juga sekaligus mengatakan bahwa akan menarik dukungannya terhadap Hinca sebagai pelaksana tugas Ketum La Nyalla Mattalitti. "Kami menarik mandat yang telah diberikan kepada saudara Hinca Pandjaitan sebagai Plt Ketua Umum PSSI," tegas K85. Selanjutnya mereka juga mengeluarkan pernyatan sikap terkait dengan penarikan mandat yang telah mereka berikan kepada Hinca tersebut dan tetap mendukung sepenuhnya rekomendasi pemerintah agar Kongres PSSI 17 Oktober 2016 digelar di Jakarta DISINI Sekaligus juga mereka menegaskan bahwa mereka juga akan menulis surat kepada FIFA dan AFC terkait hal itu.
"Kita maunya sesuai dengan kesepakatan kemarin (Kongres Jakarta). Ketika mereka ketemu jelas di Jakarta, kenapa dibelok-belokan lagi? Itu yang nggak kita terima. Kalau mereka mau ikutin Jakarta mungkin kita punya pertimbangan lain. Tapi kalau tidak mau ya kita cabut (mandat -Red). Jadi nanti kita akan kirim surat via email malam ini ke FIFA sama AFC," jelas GH Sutedjo.
Karena itu, K85 yang sesunguhnya terdiri dari 92 voter ini mengatakan siap menggelar kongres sendiri di Jakarta. Kami akan tetap menggelar pertemuan sendiri, kongres sendiri di Jakarta. Saat ini, bukan hanya 92, tapi ada voter lain yang juga memilih untuk terbang ke Jakarta, bukan Makassar agar bisa menjalankan kongres 17 Oktober nanti. “Kami siapkan kongres sendiri, kami akan undang FIFA dan AFC. Kami sudah menarik mandat dan tidak mengakui Hinca kalau mereka tidak mengikuti kemauan voter. Kami hormati sepenuhnya kebijakan pemerintah dan siap berkkongres di Jakarta,”
Tentu hal ini membuat semuanya menjadi semakin rumit, pertanyaanya apakah FIFA akan merespon keinginan K-85 tersebut? terkait hal itu menurut juru bicara K85 GH Sutedjo mereka sudah tidak perduli mau direspon atau tidak, hak kami yang punya suara. "Mereka itu duduk disitu karena kami dan sekarang mandat itu kita tarik karena tidak mendengar suara mayoritas voters," tegas GH Sutedjo. Dengan begitu tentu sesuai dengan judul tulisan diatas Benang kusust lokasi Kongres jadi semakin sulit di urai...he...he. Tapi ya sudahlah mari kita tunggu saja apa yang akan terjadi lagi dalam satu atau dua hari kedepan……..entah apa lagi yang akan terjadi..... ok!
Salam Olah Raga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H