Kebiasaan membuang sampah di sungai dan selokan tentu bukanlah sebuah kebiasan yang baik dan benar. Namun, untuk mengubah kebiasaan tersebut tentu juga bukan merupakan hal yang mudah untuk dilakukan. Keterbatasan lahan untuk membuat tempat sampah juga menjadi alasan bagi orang untuk membuang sampah secara sembarangan.
Karena itulah, budaya hidup bersih dan sehat ini dibutuhkan kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat seperti dalam menyediakan tempat pembuangan sampah serta upaya terus menerus dari pemerintah untuk mensosialisasikan kesadaran hidup bersih dan sehat yang harus tetap dilakukan secara maksimal.
Pemerintah tidak bisa hanya sebatas menghimbau bahwa kebersihan lingkungan itu penting. Peran nyata pemerintah juga harus lebih dari itu, yaitu dengan memberikan contoh langsung kepada masyarakat melalui sosialisasi hidup bersih dan tindakan nyata, seperti penyediaan area pembuangan sampah, aturan tentang kebersihan dan sebagainya.Â
Sebagai contoh di daerah tempat saya tinggal pemerintah setempat menerapkan aturan membuang sampah ditempat pembuangan yang sudah ditetapkan itupun dengan batansan waktu untuk buang sampah diberlakukan mulai dari jam 18.00 malam s/d jam 06.00 pagi (WITA) setelah itu sudah tidak dibolehkan lagi membuang sampah di tempat pembuangan sampah. Apa bila ketentuan itu dilanggar maka ancamanya pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah). Terbukti dengan ada ketentuan tersebut kesadaran masyarkat jadi timbul, mereka tidak lagi membuang sampah diluar waktu yang sudah ditetapkan. Â
Dengan demikian jelas melalui kerjasama yang baik dan saling mendukung antara masyarakat dan pemerintah akan lebih mudah memunculkan kesadaran atau budaya hidup bersih dan sehat dari masyarakat. Dengan begitu pengaruh hidup dalam lingkungan yang bersih dan sehat akan dapat secara langsung dirasakan semua masyarakat.
Kebiasaan memberi senyuman dan sapaan saat bertemu orang lain ini sudah merupakan tradisi yang melekat pada diri orang Indonesia. Budaya senyum dengan saling memberi salam dan menyapa tersebut merupakan hal sehari-hari kita lakukan. Sejak kecil semasa masih berada di sekolah dasar pun kita sudah dibiasakan setiap pagi sebelum masuk sekolah bersalaman dengan jejeran guru yang berdiri di gerbang sekolah, begitu juga saat memasuki ruang belajar dibiasakn dan wajib mengucapkan selamat pagi dan saling memberi senyum
Budaya Senyum, saling menyapa dan menghormati orang lain merupakan salah satu dasar nilai moral yang memang harus ditanamkan sejak dini guna membentuk karakter anak yang berkualitas dan berakhlak baik. Kenapa hal ini menjadi penting ditanamkan sejak dini tentu dengan harapan agar kelak menjadi kebiasaan mereka sampai dewasa nanti.
Budaya Senyum, saling memberi salam dan menyapa ini, juga memberi efek yang luar biasa bagi orang yang melakukannya. Ketika kita bertemu dengan orang lain yang tersenyum atau menyapa maupun mengucapkan salam, secara tidak sadar hal tersebut akan mampu memberikan rasa damai di hati kedua-duanya. Begitu juga ketika kita sedang mengalami masalah saat hati sedang panas kemudian tiba-tiba kita mendapat senyuman dari orang lain, dengan sendirinya hati ini akan terasa dingin bisa ibaratkan dengan bara api yang terkena air.
Dengan demikian tentu budaya senyum ini harus tetap dikembangkan, apa lagi kalau menurut penelitian. Ketika senyum otot wajah yang dibutuhkan lebih sedikit bila dibandingkan dengan waktu kita cemberut yaitu sekitar 17 otot, bandingkan dengan ketika cemberut lebih banyak membutuhkan otot wajah yaitu 43 otot. Disamping itu senyum juga terbukti dapat mengurangi rasa stress …… oleh karena itu tersenyumlah.