Kongres Tinggal 10 Hari, PSSI Masih Belum Dapat Izin, Malah Terancam diboikot Angotanya Sendiri

Namun yang menarik juga adalah keputusan itu pernah disampaikan Menpora kepada PSSI melalui surat bernomor S 844/MENPORA/IX/2016 itu. Diperkuat lagi oleh Menpora dengan adanya penegasannya (1/10) yang menyebutkan bahwa pemerintah merasa berkepentingan terhadap sepak bola Tanah Air dengan mengatakan "KLB tetap di Yogyakarta. Ya, ini sudah harga mati," Imam Nahrawi.

Tentu kemudian timbul pertanyaan apa mungkin Menpora sudah mencium ada dugaan 'skandal', bahwa dengan digelarnya Kongres di Makassar sudah by design untuk meloloskan calon ketua umum PSSI tertentu dari kelompok tertentu?. Dengan demikian tentu bisa dikatakan bahwa Persoalan tempat lokasi kongres ini bisa jadi hanya puncak gunung es dari proses islah yang memang sepertinya selalu gagal tercapai.

Melihat kerumitan yang terjadi mungkin ada benarnya apa yang pernah disampaikan ketua komite pemilihan Ketum PSSI Agum Gumelar yang mengatakan bahwa Pemerintah dan PSSI perlu urun rembuk, mencari titik tengahnya agar kongres nanti dapat berlangsung sesuai jadwal karena yang terpenting sekali dari semua ini adalah bagaimana membangun konsolidasi nasional dalam satu wacana bangkitnya sepak bola Indonesia.

Sementara masyarakat,epakbola tentunya hanya bisa berharap semoga saja kongres nanti dapat berlangsung dan menghasilkan Ketua Umum PSSI yang baru nanti terpilih dari tangan 107 voters anggota PSSI itu sendiri sehingga dengan demikian tentu tingkat kehadiran angota pada saat Kongres nanti menjadi penting. Wajar jika masyarakat berada dalam satu harapan besar agar kedepan setelah kongres nanti PSSI akan lahir dengan wajah baru, semangat baru, mimpi baru, dan prestasi baru. kompetisi yang bersih tanpa mafia, dan kembalinya performa tim nasional di pentas Asia….amin.

Salam Olah Raga