Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menuntun Anak, Meraih Asa (Mewujudkan Cita-cita Anak)

7 September 2016   18:44 Diperbarui: 7 September 2016   19:21 1987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membiasakan ank berinteraksi dengan sesama temannyatpamuhtadin.wordpress.com

Mewujudkan cita-cita anak adalah merupakan salah satu bentuk dari tanggung jawab kita sebagai orang tua. Untuk dapat mencapai tujuan itu tentu kita harus mempersiapkan dan memenuhi kebutuhan dari si anak akan 'ruang' baginya untuk dapat mengekspresikan bakat-bakatnya. Dengan begitu kita bisa melihat kearah mana minatnya si anak tersebut yang berujung kepada cita-citanya. Dengan memiliki cita-cita sejak dini tentu hal itu akan berdampak positif bagi perkembangan kecerdasan sang buah hati kita tersebut.

Jika si anak sejak dini sudah mengenal bakat mereka sendiri dan mengetahui apa yang seharusnya dia lakukan nanti agar cita-citanya bisa tercapai. Tentu si anak akan belajar dengan lebih semangat dan bersungguh-sungguh. Apa lagi kalau ia mengetahui, bahwa apa yang di pelajarinya dalam menempuh pendidikan formal maupun informal nanti, akan mengantarkannya pada cita-cita yang memang sudah di impikannya. 

Pada awal ketika kita menanyakan cita-cita pada si anak, tentu kita akan mendapat jawaban yang beraragam. Berbagai jenis Profesi dan pekerjaan sehari-hari yang dilihatnya tentu dapat menjadi alasan bagi mereka untuk mengatakan bahwa ia tertarik melakukannya. Tak jarang pekerjaan seperti Guru, Dokter, Polisi dan bahkan Artis sekalipun akan menjadi pilihan bagi si anak sebagai bentuk cita-citanya.

Adakalanya cita-cita si anak berbenturan dengan keinginan dari orang tua.  Terkadang ada orang tua  yang memiliki keinginan tersendiri terhadap masa depan anaknya, seperti ingin meneruskan cita-citanya yang dulu tidak kesampaian, biasanya si orang tua tersebut akan mengarahkan anaknya ke arah itu. Padahal si anak belum tentu tertarik atau memiliki bakat kearah itu. Hal ini menjadi wajar-wajar saja dan sesuatu yang lumrah terjadi ditengah masyarakat kita. 

Perbedaan keinginan antara orang tua dan anak akan membuat orang tua cenderung melarang anaknya memiliki cita-cita sesuai keinginan mereka sendiri. Padahal sebenarnya yang sering terjadi adalah cita-cita si anak hanya lah baru sebatas keinginan yang terlontar secara spontan tanpa benar-benar serius diinginkan.

Memang harus diakui semua orang tua pasti menginginkan anaknya memiiliki kehidupan yang jauh lebih baik dari apa yang sudah dicapainya. Terkait dengan hal itu pastinya si orang tua akan berusaha keras untuk menjelaskan atau mengarahkan anaknya dengan berbagai alasan, mana profesi yang masa depannya suram atau tidak memiliki prospek jangka panjang. Semua itu tentu berdasarkan atas pemahaman si orang tua yang memang sudah paham betul baik dan buruknya. Berikut saya akan sedikit berbagi berdasarkan pengalaman pribadi dalam hal 'Mewujutkan cita-cita anak' yang saya lakukan pada anak dan keluarga saya sbb : 

www.bimba-aiueo.com
www.bimba-aiueo.com
Memberi kebebasan bagi si anak dalam memilih cita-citanya sendiri 

Ada baiknya kita sebagai orang tua tidak terlalu melarang si anak memiliki atau membayangkan cita-cita sendiri, Karena dengan demikian akan membantu merangsang kemampuan berpikir si anak dalam banyak hal dalam mengembangkan pemikirannya sendiri.

Ketika si anak berpikir tentang cita-cita, mereka tentunya ia akan berusaha sebisa mungkin untuk mewujudkannya. Tinggal kita sebagai orang tua memfasilitasi dan memotivasi si anak agar ia dapat mewujudkan apa yang mereka inginkan tersebut. Hal ini sekaligus juga akan merangsang kemampuan anak untuk berprestasi dalam belajar dan kehidupan sehari-harinya. Hal sebaliknya akan terjadi jika kita 'sibuk' melarang si anak untuk memikirkan cita-citanya, tentu mereka akan merasa dibatasi dan cenderung menjadi malas untuk meraih berprestasi dan kehilangan motivasi.

Dengan demikian yang dapat kita simpulkan adalah, dari pada kita melarang si anak bercita-cita. Mungkin jauh lebih baik jika kita sebagai orang tua mendukung atau memberikan support agar si anak merasa di dukung dan punya kekuatan sendirii dalam menghadapi tantangan guna mewujudkan cita-citanya. Yang perlu kita lakukan adalah hanya memberi penjelasan kepada si anak gambaran berbagai hambatan dan persiapan untuk mewujutkan cita-citanya tersebut. 

Seperti Misalnya, untuk menjadi seorang Atlet olah raga maka anak harus punya tubuh yang sehat dan kuat, sehingga perlu makan banyak sayuran dan buah. Jadi intinya dengan mengetahui cita-cita si anak, orang tua akan mempunyai lebih banyak kesempatan untuk dapat menggali potensi dari si anak lebih dalam lagi, serta mendukung  proses belajar untuk mendukung cita-citanya tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun