Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Wow, Ada 81 Pesepakbola dan Pelatih Asing di ISC Bermain Tanpa Izin Kerja!

2 September 2016   21:58 Diperbarui: 2 September 2016   22:08 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Data: sport.detik.com

Kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) sudah menuntaskan semua pertandingannya di separuh musim kompetisinya akhir agustus lalu. Madura United keluar sebagai pemuncak klasemen dengan raihan 37 poin, selisih lima poin dari Arema Cronus dan Bhayangkara Surabaya United, yang masing-masing berada di peringkat dua dan ketiga. Namun dibelakang semua itu terjadi pula pelanggaran prosedural yang dilakukan para peserta (klub) yang sepertinya telah terjadi pembiaran oleh PT Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku operator turnamen, terutama menyangkut dengan aturan yang harus dipenuhi pemain dan pelatih asing.

Seperti yang baru saja ramai diberitakan adalah berdasarkan hasil survey dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan Save Our Soccer (SOS), dikatakan bahwa mayoritas pemain dan pelatih asing yang berkiprah pada turnamen ISC ini, tidak memiliki Kartu Izin Tinggal Sementara/Terbatas (Kitas) yang sesungguhnya menjadi sebagai salah satu syarat penting dalam mempekerjakan tenaga asing di republik ini. 

Hal itu sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga kerja Nomor 12 Tahun 2013. Tentu berita ini menjadi berita mengejutkan bagi semua pihak baik itu Pemerintah Kemenpora & Ditjen Imigrasi, begitu juga dengan BOPI (Badan Olah Raga Profesiona) sebagai sebuah badan yang berkaitan dengan olah raga profesional dan Operator turnamen itu sendiri PT GTS.  . 

Dengan adanya temuan ini, tentu jelas mereka (Klub & Operator) telah melakukan kesalahan yaitu tidak mematuhi aturan hukum yang berlaku. Konsekuensinya adalah harus mendapat sanksi yang tegas, dan hal ini jelas tidak bisa dibiarkan terus terjadi karena hal ini sudah barang tentu merugikan negara. Memang kalau dilihat dari Aturan Ketenagakerjaan DISINI, disitu dijelaskan bahwa setiap bulan para pekerja asing tersebut harus membayar kompensasi senilai 100 dolar AS untuk satu jabatan pekerjaan yang dijalaninya selama bekerja di Indonesia. Dengan demikian tentu bisa dihitung berapa kerugian negara yang akan ditimbulkan kalau saja ternyata sebagian besar dari pemain/pelatih asing tersebut tidak mempunyai izin kerja resmi namun mereka  masih bisa terlibat di turnamen ISC ini. 

Sumber Data: sport.detik.com
Sumber Data: sport.detik.com
Kembali ke persoalan diatas berdasarkan hasil temuan SOS tersebut, dikatakan bahwa sampai dengan selesainya putaran pertama tercatat ada 81 pemain dan pelatih asing yang berkiprah di ISC. 64 diantaranya menggunakan visa on arrival, 16 pemain/pelatih memakai visa kunjunganusaha, dan satu (1) pemain tidak diketahui jenis visanya.

Sementara seperti diketahui Visa on arrival itu adalah visa turis dan berlaku 30 hari. Tidak bisa digunakan untuk bekerja. Sementara Visa kunjungan usaha itu juga berlakunya hanya dua bulan namun memang bisa diperpanjang maksimal tiga kali. Begitu juga dengan kalau pekerja tersebut dikontrak satu tahun tentunya mereka harus mengurus KITAS. semua itu juga sebetulnya sudah diatur dalam Permentenkertrans 12 tahun 2013 DISINI

Menurut SOS, sudah seharusnya PT GTS selaku operator menjadi pihak yang terdepan dalam hal memproteksi, mencegah penggunaan pemain/pelatih asing ilegal demi tercapainya reformasi tata kelola sepak bola nasional yang dinginkan. Apalagi, dalam Regulasi dan Manual ISC DISINI juga sudah ditetapkan aturan mengenai syarat-syarat penggunakan pemain/pelatih asing. Dimana disitu sangat jelas disebutkan bahwa pada pasal 32 ayat 1, terkait dengan persyaratan keimigrasian yang harus dipenuhi pemain asing di ISC 2016 tersebuit. 

Seperti paspor, Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS), dan salinan kontrak kerja pemain asing. Berikutnya dalam Pasal 33 juga dijelaskan terkait dengan status pemain. Ditegaskan bahwa PT. GTS berhak melakukan verifikasi terhadap dokumen yang dipersyaratkan terhadap proses pendaftaran pemain. Ketidak lengkapan dokumen dari Pemain akan mengakibatkan Pemain yang bersangkutan tidak akan disahkan oleh GTS.

Jadi jelas dengan hasil temuan dari SOS tersebut. PT GTS sebagai operator tidak bisa lepas tangan begitu saja sehingga terjadinya pembiaran ini. Sudah sangat jelas dalam regulasinya mereka menjelaskan, bahwa merekalah yang mengesahkan boleh tidaknya pemain/pelatih asing berkiprah di ISC. Kalau faktanya sudah terjadi hal seperti ini mereka tentunya harus menegakkan aturan yang dibuatnya sendiri.

Sumber Data: sport.detik.com
Sumber Data: sport.detik.com
Terkait persoalan ini Menpora Imam Nahrawi pun seperti yang diberitakan, menyayangkan sikap operator Indonesia Soccer Championship PT GTS yang diangapnya sudah mencederai semangat tata kelola sepakbola Indonesia dengan membiarkan pemain asing 'illegal' ini dan ia pun berjanji akan mengevaluasi serta akan memberi sanksi. "Saya baru tahu sekarang ini dan tidak pernah ada laporan ke saya. Dulu saya pernah minta ke Bapak Joko Driyono (Direktur Utama PT GTS) untuk segera laporkan pemain asing kita. Waktu itu saya minta sebelum mulai (ISC) sampai saya evaluasi, bilangnya beres. Ternyata terjadi seperti ini berarti yang teledor operatornya," 

"Kami akan melakukan pengecekan. Jika memang terbukti ada pelanggaraan seperti yang dikatakan temuan tersebut, maka tidak akan ada toleransi. Saat ini kami dalam tahap memperbaikinya. Tapi, proses untuk mendapatkan KITAS itu sendiri tidak bisa selesai dalam sehari saja. Ada proses yang harus dilalui dan itu berlapis tingkatannya rekomendasinya, mulai dari BOPI (Badan Olah Raga Profesiona), ketenagakerjaan, dan lain-lain. Ini menjadi pekerjaan rumah sekaligus tantangan untuk kita ke depan," kata Imam Kamis (1/9/2016).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun