Usai sudah perhelatan akbar sepakbola America Latin yang sekaligus terselengara dalam rangka memperingati seratus tahunnya penyelengaraan turnamen ini yang diberi nama Copa America Centenario 2016. Pada laga final nya mempertemukan antara Chile dengan Argentina yang berlangsung Senin (27/6) lalu, di Stadion MetLife, East Rutherford, New Jersey, Amerika Serikat, Cile berhasil tampil sebagai pemenang dan meraih gelar juara setelah menang adu penalti dengan skor 4-2.
Gelar juara itu sekaligus menjadi gelar yang kedua kalinya bagi Chile yang diraih secara beruntun. Torehan manis itu pun membuat Chile menyamai apa yang sudah pernah diraih dua tim hebat lainya pengoleksi gelar Copa Amerika yaitu Uruguay dan Argentina yang telah lebih dulu pernah meraihnya secara beruntun. Tahun lalu Chile meraihnya waktu masih dibawah asuhan pelatihnya asal Argentina, Jorge Sampaoli sebagai juara Copa America 2015. Sekarang giliran Juan Antoni Pizzi pelatih asal Spanyol yang membawa Chile tampil sebagai juara di ajang Copa America edisi ke seratus tahun 2016 ini.
Menurut sang pelatih Juan Antonio Pizzi kesuksesan Chile ini karena skenario permainan yang sudah disusun berjalan dengan ‘sempurna’ "Saya sangat senang dengan hasil ini. Semua pemain bersuka cita. Amat sulit untuk menjadi juara di level ini," dan menambahkan "Ritme permainan kami sesuai dengan rencana, intensitas dan agresivitas yang ditunjukkan pemain sejak awal sampai akhir berjalan dengan bagus”.
"Ini kemenangan terbesar dalam karier saya dan saya merayakannya bersama pemain,"
Kalau melihat perjalanan Chile di ajang kali ini, khusunya dari babak penyisihan grup memang Chile tampil kurang meyakinkan, mereka malah sempat kalah dari Argentina 1-2. Namun di akhir babak penyisihan group Chile berhasil tampil lebih baik dan tampil sebagai runer up group. Setelah itu Chile terlihat mulai on fire, mereka berhasil menang besar mengalahkan Mexico 7-0 di perempat final dan berikutnya di semifinal mereka juga kembali menang 2-0 atas Kolombia.
Terakhir dipartai Final Chile berhasil mengalahkan Argentina melalui drama adu penalti. Dengan keberhasilan ini Chili menjadi tim tersukses di Amerika dalam dua tahun terakhir ini, Selain trofi juara Copa America Centenario 2016, Chili juga memboyong tiga trofi individual lainya masing-masing berhasil diraih oleh. Alexis Sanchez Bintang Arsenal, yang menjadi Roh dan otak serangan dari tim Chile, ia berhasil meraih trofi Golden Ball. Kemudian Eduardo Vargas, menjadi pencetak gol terbanyak dengan koleksi enam gol yang berhasil diciptakannya selama hajatan Piala Amerika 2016 ini. Ia mendapatkan piala Golden Boot. Berikutnya sang Kapten Claudio Bravo juga berhasil meraih piala Golden Glove sebagai kiper terbaik Piala Amerika 2016. Hanya satu penghargaan yang lepas dari genggaman Chile yaitu Fair play award. Yang akhirnya jatuh ketangan Argentina .
Berikut Distribus juara Copa America sejak digelar pertama kali pada 1916 - 2016
15 - Uruguay
14 - Argentina
8 - Brasil
2 - Paraguay, Peru, Chile
1 - Bolivia, Kolombia
Sanchez yang memang tampil apik selama ajang Copa America Centenario 2016 kali ini, keberhasilannya membawa Chili menjadi juara, membuatnya terpilih menjadi pemain terbaik dalam turnamen spesial 100 tahun Copa America ini. Tidak diragukan lagi bahwa Alexis Sanchez adalah merupakan Roh sesungguhnya dari lini depan Chile. Ia selalu tampil menjadi starter dalam 6 pertandingan Chile di Copa America Centenario ini. Dalam enam penampilannya tersebut, Alexis mencetak 3 gol dan membuat 2 assist. Dengan terpilihnya menjadi pemain terbaik dan membawa Chile menjadi juara di turnamen ini, Sekaligus menjadi musim yang impresif bagi Alexis. seperti diketahui ia juga tampil apik bersama Arsenal selama musim 2015/2016 lalu.
Terkait dengan kesuksesan Chile kali ini Alexis Sanchez mengatakan bahwa suksesnya Chile menjadi juara Copa America Centenario ini adalah sesuatu yang membanggakan, "Saya kehabisan kata-kata. Terima kasih untuk semua yang mendukung kami, juga rekan-rekan saya. Ini luar biasa," ia mengaku tidak menyangka bisa menjuarai Copa America Centenario 2016 ini. Apalagi lawan yang mereka hadapi di final adalah Argentina, tim yang disebutnya sebagai salah satu yang terbaik di dunia. "Saya amat emosional saat ini, saya kesulitan untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi saat ini. Kami menjadi juara usai menghadapi tim Argentina yang merupakan salah satu yang terbaik di dunia."
"Kami kini berada dalam sejarah sepakbola Chile. Ini adalah hal terbaik dalam hidup saya. Anda tidak mungkin memenangi dua final beruntun setiap hari."