Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Kontroversi Pemakaian Winglet (Sayap) di MotoGP 2016

23 April 2016   10:07 Diperbarui: 23 Desember 2016   13:51 7667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="www.motorexpertz.com"][/caption]Besok balapan MotoGP seri keempat musim balap 2016 ini akan berlangsung di Sirkuit Jerez, Spanyol. Minggu 24 April 2016 malam atau tepatnya jam 19.00 WIB, jangan lupa ada siaran langsungnya dari TV Nasional. Balapan kali ini sekaligus menjadi musim balapan ke-30 yang pernah di selengarakan di sirkuit Jerez spanyol ini. Sirkuit Jerez pertama menyelengarakan balapan paling gila ini tahun 1987 dimana saat itu kelas MotoGP masih menggunakan nama kelas 500cc.

Valentino Rossi mengukuhkan dirinya sebagai penguasa Jerez dengan meraih enam kemenangan di sirkuit Jerez ini. Kemenangan pertama Rossi terjadi pada 2001, saat itu masih menunggangi motor dari tim Honda. Selanjutnya selama tiga musim berturut, Rossi berhasil menguasai Jerez. Kemenangan Rossi dengan Yamaha terjadi pada 2005. Terakhir kali Rossi menang di Jerez pada 2009 lalu. Sementara Honda menjadi tim penguasa di Jerez ini mereka berhasil meraih 19 kali podium pertama ditempat kedua diikuti oleh tim Yamaha dengan 17 kali kemenangan.

Pada balapan kali ini penggunaan "winglet" menjadi tren atau pilihan bagi tim peserta sebagai peranti tambahan yang digunakan pada motor balap di ajang MotoGP 2016 ini. Seperti diketahui adanya “Winglet” atau sayap kecil ini  dikatakan akan dapat meningkatkan nilai aerodinamis tungangan para pembalap. Namun demikian, penggunaan winglet belakangan juga menimbulkan masalah baru kalau dilihat dari dari sisi atau aspek keselamatan.

[caption caption="otorider.com"]

[/caption]Pemakaian perangkat Winglet ini mulai ramai dibicarakan sejak Ducati Desmosedici GP14.2 motor Andrea Iannone menyerempet pembalap tim Repsol Honda, Marc Marquez pada pembuka balapan di sirkuit Termas de Rio Hondo Argentina beberapa waktu yang lalu. Saat itu, posisi Iannone begitu dekat winglet sisi kiri pada Ducati menghantam punggung Marquez. Meskipun Marquez tidak mengalami cidera, namun hantaman winglet berbekas pada baju balapnya.

Insiden tersebut lantas menyita perhatian race direction, dan segera menganalisa hasil rekaman insiden yang terekam dari kamera yang ada di motor pembalap. Insiden tersebut juga membuat kamera belakang di RC213V tunggangan Marquez terjuntai saat memasuki pit. Dengan kejadian itu diharapakan nantinya race direction membuat regulasi yang akan mengatur letak/posisi dan struktur winglet tersebut .  

Untuk mengetahui apa itu pemakaian “Winglet” pada motor pembalap motoGP kali ini,  mari kita sedikit membahas terkait dengan apa itu yang dinamakan dengan “Wingket” atau sayap kecil di fairing motor MotoGP tersebut. Pemakaiannya berawal dari motor Ducati yang memang menjadi motor tercepat dan susah dikendalikan saat ini dimana mencapai kecepata 345 km/perjam, dengan tenaga yang luar biasa tersebut membuat ducati pada trek lurus ban depannya cenderung terangkat. Nah, Fungsi dari 'winglet' ini diharapkan dapat membantu downforce (gaya tekan ke bawah) saat akselerasi agar ban depan tidak terangkat (wheelie) pada saat kecepatan tinggi. Jika ban depan terangkat saat akselerasi maka tenaga mesin tidak tersalurkan dengan baik karena hanya ban belakang yang menapak di aspal.

[caption caption="read.thingsauto.com"]

[/caption]Namun yang terjadi kemudian tidak semua pembalap merasakan manfaat dari winglet tersebut dan malah ada yang menjadi kontroversi. ada pembalap yang merasa memerlukannya karena dinilai sangat membantu aerodinamika motor. Selain duo Ducati, Andrea Iannone dan Andrea Dovizioso, ada juga Jorge Lorenzo dari Yamaha. Bahkan tim Repsol Honda pun akhirnya mengadopsi pengunaan winglet tersebut walaupun bentuknya tidak terlalu besar.

Tapi ada juga yang mengganggap winglet kurang sesuai gaya membalapnya. Seperti yang terjadi pada tim Yamaha kedua pembalapnya punya pilihan berbeda. Jorge Lorenzo memutuskan memanfaatkan winglet. Sementara Valentino Rossi memilih tidak menggunakannya dengan alasan tidak merasakan perbedaan siginifikan. Mengapa itu bisa terjadi? Karena memang dalam balapan para pembalap punya style atau gaya balap sendiri-sendiri. Bagi pembalap dengan gaya balap 'smooth' pasti merasakan mamfaatnya. Sementara bagi pembalap dengan gaya balap 'agresif' tentu kurang bisa merasakannya mamfaatnya.

Sementara pada saat bersamaan ada juga pembalap yang mempersoalkan efek penggunaan winglet bagi keselamatan. Disamping itu turbulensi angin yang dihasilkan winglet atau sayap kecil tersebut dianggap berpotensi mengancam pembalap yang di samping dan belakangnya, selain itu pengunaan winglet juga bisa mengakibatkan nyangkut di kaki pembalap saat dalam duel berdampingan.

[caption caption="iwanbanaran.com"]

[/caption]Berikut komentar dan pendapat dari pembalap motoGP

Dani Pedrosa, menyerukan agar MotoGP melarang penggunaan komponen sirip aerodinamika tambahan atau winglets tersebut demi alasan keselamatan, hal itu disampaikan menyusul tabrakan antara dia dengan Dovizioso di Austin, Texas, pada balapan yang lalu. Memang bukan winglets itu yang menyebabkan kecelakaan, namun Pedrosa mengkhawatirkan komponen tersebut akan membayakan keselamatan pembalap jika membentur tubuh. “Pendapat pribadi saya adalah kami harus menghentikan penggunaan winglets demi alasan keselamatan. Di Argentina kita melihat bagaimana winglets Andrea (Iannone) bisa memotong kamera on-board Marc (Marquez), artinya itu cukup kuat" serta menambahkan "Jika benda itu bisa merusak kamera, dampaknya bisa lebih buruk jika menghantam badan."

Marc Marquez,  juga mengatakan tidak senang dengan pemakaian sayap pada motornya dan berharap untuk seri balapan selanjutnya seluruh motor tidak lagi disuruh untuk menggunakan sayap pada kedua sisinya. “Aku di motor merasakan ada hal yang aneh. Karena memilikinya (sayap) di Honda, akan tetapi untuk secara pribadi aku tidak menyukai. Alasan yang kedua adalah adanya insiden yang terjadi pada minggu kemarin (di GP Austin). Saya memandang akan terdapat insiden yang terjadi lebih buruk lagi yang dikarenakan oleh adanya sayap tersebut. Saya berharap semoga saja aturan tentang sayap ini bisa segera untuk dibatasi”

Valentino Rossi, malah secara blak-blakan mengakui kalau dirinya bukan penggemar berat sayap aerodinamika atau winglet tersebut “Saya tidak suka winglet karena jelek! Lagipula saya tak merasakan adanya pengaruh. Selain itu, ketika melaju di kecepatan tinggi, winglet ini sering kali menimbulkan turbulensi. Saat Anda mengekor di belakang motor dengan winglet yang besar, motor Anda akan kehilangan keseimbangan,” dan juga menambahkan “Saya tidak tahu apakah winglet ini akan membuat perbedaan dan mempengaruhi tingkat keselamatan. Jika winglet-nya kecil, saya rasa tidak terlalu berbahaya. Tapi, intinya saya tetap tidak suka!,” 

Jorge Lorenzo, justru merasa teknologi Aerodynamic Winglet sesungguhnya adalah strategi jadul dari tim Yamaha sekitar lima belas tahun lalu. Dimana saat itu, Carlos Cecha dan Max Biaggi menggunakannya namun dinilai kurang memberi dampak positif. "Penampilan mereka kurang begitu menanjak selama beberapa tahun pasca menggunakannya. Tetapi kami akan mencobanya lagi saat latihan dan balapan musim ini," juga menambahkan “Kami masih belum yakin dan harus melihat telemetri. Saya merasa tidak ada perbedaan besar, tapi jika itu bisa memberikan keuntungan sedikit itu akan lebih baik.” tambah Lorenzo.

Bradley Smith, juga mengaku terganggu dengan keberadaan Winglet di motornya dan merasa tidak mendapatkan benefit apapun dari penggunaan winglet tersebut "Ketika membuntuti motor ber-winglet, motor kami goyah, seolah menjadi ringan. Motor kami bergetar, dan dalam kecepatan 340 km/jam, tepat sebelum Anda mengerem, ini bukanlah yang terbaik. Selain itu, tampaknya terjadi turbulensi ketika Anda mengerem di belakang Ducati. Begitu aneh,"

Matteo Guerinoni, mantan pembalap yang saat ini jadi komentator siaran langsung MotoGP di TV Nasional mengatakan bahwa winglet memberikan efek downforce (gaya tekan ke bawah) pada ban depan sehingga meningkatkan traksi, meski winglet penting, tapi pada dasarnya itu tergantung kinerja motor. "Ducati pertama kali yang pakai. Itu karena dia motornya luar biasa sulit dikontrol".

[caption caption="otomotif.metrotvnews.com"]

[/caption]Meski memicu perdebatan, winglet sepertinya tidak akan dilarang penggunaannya di MotoGP tidak seperti yang terjadi di di Moto2 dan Moto3 dimana Grand Prix Commission (GPC) yang beranggotakan Dorna Sports, Federasi Balap Motor Internasional (FIM), Asosiasi Tim Balap Internasional (IRTA) dan Asosiasi Konstruktor Balap Motor (MSMA) secara resmi telah mengumumkan larangan penggunaan perangkat aerodinamika tambahan seperti sayap atau winglet di Moto2 dan Moto3. Larangan penggunaan winglet ini efektif berlaku sejak musim ini untuk Moto2, sementara larangan untuk Moto3 baru berlaku tahun depan 2017

Menyikapi pro kontra tersebut, Sporting Director Ducati Corse, Paolo Ciabatti. Mengatakan "Saya pikir tidak (akan dilarang). Tahun lalu kamu keluar di Qatar dengan menggunakan winglet dan semua orang tertawa. Separuh musim berlalu ada tim lain yang memakainya. Sekarang hampir setiap orang memakainya," dan menambahkan "Tentu saja beberapa pebalap akan melakukan protes, tapi pada akhirnya seluruh pabrikan akan memasangnya. Saya pikir itu adalah sebuah evolusi di olahraga ini dan Ducati merupakan pelopornya. Hanya itu yang saya bisa katakan," lanjut Ciabatti di Crash.

Ok lah kalau begitu mari kita tunggu saja seberapa besar arti pengunaan winglet ini bagi pembalap, apakah betul-betul ada pengaruhnya bagi pembalap untuk memaksimalkan kecepatanya? mari kita tunggu saja karena balapan juga baru berjalan tiga seri………….Go…go motoGP.

Borneo 23 April 2016

Salam Olah Raga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun