Wacana KLB itu lahir dari suara-suara klub dan Asprov. "Yang jelas Presiden kan tidak yang meminta KLB. Yang minta mereka (klub dan Asprov PSSI) sendiri. Presiden Jokowi bukan tipe Presiden yang suka dilapori ABS (asal bapak senang). Kalau itu (permintaan KLB) hanya basa-basi, percuma dong mereka bermanis-manis di depan Presiden," tegas Gatot.
Hal senada juga dikatakan oleh menpora bahwa apa yang disampaikan oleh pemilik suara PSSI terkait dengan perubahan yang dinginkan dan rencana KLB waktu dihadapan presiden itu, murni berasal dari inisiatif pemilik suara itu sendiri, dikatakan dorongan untuk menggelar KLB itu memang cukup kuat, apalagi Ketua Umum PSSI saat ini La Nyalla Mattalitti terus mendapatkan sorotan karena tersandung kasus dugaan korupsi. "Kalau kepercayaan dari presiden tidak dilaksanakan maka pemerintah akan mengambil langkah lebih tegas lagi,"
Tapi yah, sudahlah memang capek kalau bicara PSSI yang sepertinya tidak mau merubah diri untuk dapat menyesuaikan dengan keinginan pemerintah karena memang mereka merasa benar sendiri dan tidak merasa ada yang salah padanya, padahal presiden sudah sangat tegas mengatakan harus ada reformasi total dalam sepakbola.
Kembali kejudul tulisan diatas Strategi Jitu Jokowi, “Mencla menclenya” Asprov & Klub soal KLB PSSI, kenapa bisa dibilang ‘startegi jitu Jokowi’ karena dengan diamininya keingina klub untuk segera dapat berkompetisi walau masih dalam bentuk turnamen ini (ISC atau TSC). Namun demikian Presiden sudah berhasil meredam gejolak klub terkait dengan apa yang dikeluhkan mereka selama ini yaitu kompetisi yang berkesinambungan agar dapat terlaksaana.
Kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) yang berubah nama menjadi Torabika Soccer Championship (TSC) ini dipastikan akan segera terlaksana, sekali lagi walaupun sesunguhnya ini bukanlah sebuah kompetisi resmi Liga Nasional tapi setidaknya, inilah yang diharapkan seluruh klub professional yang sebelumnya tergabung dalam liga ISL diharapkan kompetisi ini dapat menjadi obat rindu bagi insan persepakbolaan nasional yang menunggu bergulirnya sebuah kompetisi jangka panjang.
Hal itu pun juga dipastikan oleh tim Transisi dan BOPI, seperti yang disampaikan oleh Kepala Komunikasi Publik Kemenpora sekaligus Sekretaris Tim Transisi, Gatot S. Dewa Broto bahwa Kemepora, Tim Transisi, dan BOPI sudah satu suara utuk merekomendasikan izin ISC yang akan kick-off pada 29 April di Stadion Mandala, Jayapura, Papua nanti. Tapi namun demikian Gatot juga mengatakan bahwa Tim Transisi dan BOPI akan terus bekerja sesuai koridornya saat ISC berjalan. jika PT GTS tak menjalankan prosedur seperti verifikasi, maka Tim Transisi-BOPI akan melaporkan langsung kepada Presiden RI, Joko Widodo. “Hal tersebut adalah permintaan dari Presiden terkait dengan perubahan tata kelola sepak bola Indonesia untuk lebih baik. Agar poin tersebut bisa direalisasikan dengan baik oleh PT GTS,” jelas Gatot S Dewa Broto kepada wartawan di kantor Kemenpora, Sabtu (16/4/2016).
Sementara itu dari pemberitaan terakhir diberitakan bahwa rencana pertemuan perwakilan pemerintah dengan FIFA yang rencanya akan berlangsung tgl 25 April nanti, sepertinya terancam batal karena seperti diberitakan Agum Gumelar mengatakan merasa dirinya tak akan ada gunanya berangkat menemui FIFA, jika tak bisa membawa hasil sanksi FIFA terhadap PSSI dicabut. Untuk itu Agum mengatakan dia harus mempunyai keyakinan dulu bahwa kalau pemerintah memang akan mencabut pembekuan terhadap PSSI. "Saya tidak ingin terkecoh untuk keempat kalinya oleh pemerintah, cukup tiga kali saja. Saya ingin ada jaminan tertulis dari pemerintah akan mencabut pembekuan PSSI. Dengan demikian, sanksi FIFA akan kita segera usahakan dicabut. Jadi, belum tentu saya akan berangkat," tegasnya…..Uhgggggghh capek deh.
Borneo 20 April 2016
Salam Olah Raga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H