[caption caption="Sumber: bekasiurbancity.com"][/caption]Setelah beberapa hari yang lalu pak Presiden Jokowi menemui kesepakatan dengan para perwakilan Pengprov dan klub sepakbola bahwa pentingnya reformasi total di sepakbola Indoensia, sepertinya ada satu lagi yang menjadi penting juga untuk menjadi perhatian presiden yaitu menyangkut jadi tidaknya hajatan motoGP di Negara ini.
Karena memang seperti kita ketahui bahwa sebelum ini Presiden Jokowi pada Januari lalu memutuskan membatalkan ‘penggunaan’ Sirkuit Sentul untuk ajang balap motor bergengsi tersebut. Hal itu disampaikan Jokowi dalam rapat terbatasnya di Istana Negara dan meminta kepada Kempora untuk mengkaji ulang penggunaan Sentul dikarenakan ‘anggaran renovasi’ yang mahal dan kepemilikan swasta atas sirkuit internasional itu.
Terkait persoalan itu saat ini pihak Sentul sepertinya sudah menemukan jalan keluarnya dan mengatakan sanggup mengatasinya sendiri perihal pembiayaan tersebut, pengelola sirkuit sentul mengatakan menyanggupi membiayai sendiri renovasi sirkuit tersebut dengan biaya sendiri dan bahkan sekaligus juga menyangupi menbayar 'Commitment Fee' kepada pihak penyelenggaraan Dorna Sport.
Hal itu disampaikan langsung oleh Direktur Utama Sirkuit International Sentul Tinton Soeprapto dan Manajer Sirkuit Sentul Ananda Mikola, saat pertemuanya dengan dengan Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Gatot S Dewa Broto di Kantor Kemenpora, Senayan, Selasa (12/4/2016).
"Dalam pertemuan tadi mereka katakan sebisa mungkin tidak ingin merepotkan pemerintah dengan menggunakan APBN karena takut ribet proses penganggarannya dan pencairan, jadi dia lebih memilih untuk business to business. Jadi semuanya mereka yang akan bayar termasuk commitment fee," kata Gatot dan menambahkan "Peluang lebih terbuka kalau tidak menggunakan APBN. Laporan ke Presiden dulu. Besok ditandatangani Pak Menteri. Dikirim Presiden Jumat, respon mungkin seminggu,"
[caption caption="redaksi.co.id"]
Apa yang disampaikan pihak menejemen Sirkuit sentul itu tentu mendapat respon positif dari pihak kemenpora karena peluang Indonesia untuk dapat menjadi salah satu tuan rumah motoGP itu masih terbuka lebar, seperti disampaikan oleh Kepala Komunikasi Publik Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kempora) Gatot S. Dewa Broto yang mengatakan bahwa Sirkuit Sentul, masih memiliki kesempatan menjadi tuan rumah MotoGP pada 2017. "Jika manajemen Sentul mampu meyakinkan kami bahwa biaya renovasi sirkuit yang besarnya Rp 160 miliar itu menjadi tanggung jawab mereka, maka kemungkinan Sirkuit Sentul digunakan untuk MotoGP masih terbuka," ujarnya di Kempora, Jakarta, Rabu (17/2).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemerintah saat ini hanya tinggal menunggu komitmen renovasi itu hingga Juni 2016 nanti, karena memang seperti yang pernah diberitakan bahwa batas waktu penandatanganan kontrak Indonesia dengan pihak penyelengara Dorna Sport juni nanti "Tapi kalau sampai Juni, mereka tidak mampu menunjukkan komitmen bahwa pihak manajemen punya modal sebesar itu, ada kemungkinan lokasinya tidak di Sentul," kata Gatot.
Disisi lain pemerintah juga mengatakan akan tetap menyiapkan rencana lain seandainya di tengah jalan Sentul tidak bisa membayar commitment fee kepada Dorna. "Kami akan meminta Ikatan Motorsport Indonesia (IMI) untuk bisa menegosiasikan angka totalnya selama tiga musim penyelenggaraan MotoGP dengan Dorna. Ini sebagai antisipasi saja, apabila Sentul melemparkan handuk putih. Tapi saat ini kami akan segera melaporkan kepada Presiden RI mengenai komitmen Sentul menggelar MotoGP pada 2017," ujar Gatot. Memang untuk menggelar MotoGP, harus ada event fee yang dibayarkan ke Dorna Sport. Untuk selama tiga tahun dibutuhkan dana sekitar 23,4 juta euro (sekitar Rp 352,9 miliar), dengan rincian 7 juta euro untuk tahun 2017, 8 juta euro untuk 2018, dan 8,4 juta euro untuk 2019.
Sementara itu, seperti diberitakan Manajer Sirkuit Sentul Ananda Mikola berharap kontrak MotoGP bisa segera ditandatangani sebelum Juni 2016. "Harapannya sebelum Juni sudah kontrak karena waktunya juga sudah mepet kan. Tapi kalau Mei sudah bisa, ya, Mei saja tandatangannya," harap Ananda.
[caption caption="warta.co"]