Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Leicester City, Mengubah “Dongeng” Menjadi Nyata

14 April 2016   23:16 Diperbarui: 15 April 2016   08:09 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="www.vidio.com"][/caption]Fakta The Foxes saat ini sudah mengoleksi 72 poin dan berada di puncak klasemen sementara Liga Premier 2016 dan bahkan sudah juga dipastikan lolos ke empat besar yang secara otomatis sudah bisa juga dipastikan lolos ke Liga Champion Eropa. Sementara itu pesaing terdekatnya Tottenham Hotspur masih tertahan di peringkat kedua dengan 65 poin.

Kedua tim terpaut jarak tujuh angka. Di lain pihak Kompetisi masih menyisakan lima laga lagi, namun demikian Leicester City hanya butuh tiga kemenangan lagi untuk dapat menciptakan sejarah baru bagi Leicester untuk membuktikan bahwa ‘dongeng’ itu bisa menjadi kenyataan, Leicester City bisa meraih gelar juara Liga Primer musim 2016 ini.

Dengan tiga kemenangan lagi akan membuat poin Leicester City menjadi 81 poin, sudah barang tentu angka tersebut mustahil untuk bisa disusul oleh Tottenham Hotspur walaupun mereka pada akhirnya sanggup memenangkan semua ‘lima’ laga sisa mereka, karena total poin maksimal yang bisa diraih Spurs hanya 80 poin yang artinya itu masih selisih satu poin, Leicester City unggul.

Prediksi Peluang Leicester City di akhir musim

Memang untuk memenangkan tiga laga berikutnya bukanlah persoalan yang mudah juga Leicester City dimana mereka harus berhadapan dengan West Ham United, Swansea City, dan Mancheser United. Menghadapi West Ham jelas bukan perkara mudah, West Ham United kini menempati peringkat keenam klasemen sementara Liga Primer, dan mereka masih mengincar posisi empat besar. 

Begitu juga dengan Swansea City walaupun saat ini mereka ada di peringkat ketiga belas klasemen, namun dari di tiga laga terakhirnya mereka belum terkalahkan, tentu itu artinya performa mereka sedang pada tren positif berada di jalur kemenangan. 

Sementara Manchester United walaupun penampilannya naik turun tentu juga bukan merupakan lawan yang enteng bagi Leicester City apalagi mereka sedang memburu satu tempat di empat besar klasemen.

Beruntung di dua laga melawan West Ham United dan Swansea City mereka akan bertemu dimarkas sendiri (Leicester City) yaitu di King Power Stadium. 

Tentu Ini akan memberi dampak positif serta keuntungan berarti bagi Leicester City karena secara otomatis mereka akan mendapat dukungan penuh dari ribuan pendukung atau fansnya yang secara tidak langsung akan dapat mendongkrak mental dan kepercayaan diri para pemain Leicester City.

Dari ke tiga laga tersebut mungkin yang cukup berat hanya saat melawan West Ham di King Power Stadium nanti, karena West Ham berpotensi mengganjal the Foxes, untuk itu tentu hasil seri saja sudah cukup bagi The Foxes untuk membuat posisinya aman di puncak. 

Dan jangan lupa di musim ini, Leicester hanya baru sekali kalah di kandang sendiri di King Power Stadium. Sekadar catatan di dua laga terakhirnya mereka bermain imbang 1-1 (23/09/15), sebelumnya Leicester City malah menang 2-1 (15/08/15)

Sementara di empat laga lagi saat melawan Swansea City kelihatanya Leicester akan dengan mudah dapat mengalahkannya apa lagi kalau kita melihat ke sejarah pertemuan keduanya dimana dalam dua pertemuan terakhir merekan Leicester City menang keduanya dengan skor 2-0 (18/04-2015) dan 3-0 (05/12-2015). 

Sementara dengan Manchester United, Everton, dan Chelsea. Di putaran pertama Leicester City berhasil mengalahkan Everton dan Chelsea. Dengan Manchester United, mereka bermain seri 1-1 di partai kandang.

Yang paling menarik tentu saat melawan Manchester United awal Mei nanti di Old Trafford, kalau saja saat itu The Foxes berhasil mengalahkan Manchester United tentu ini akan menjadi sesuatu yang tak terbayangkan bagaimana mereka (Leicester City) merayakan pesta kemenangan mereka di stadion kebangaan MU tersebut. 

Dan sekaligus tentu kemenangan itu akan mempermalukan sekaligus menjadi pukulan telak bagi Louis Van Gaal, yang membangun timnya dengan menghamburkan dana hampir mencapai 2 triliun namun gagal juara. 

Sementara Leicester yang hanya mengeluarkan dana tak lebih dari 37 juta pound sterling atau Rp 686 miliar malah berhasil tampil sebagai juara? dengan demikian tentu “Dongeng’ Leicester City di Liga Primer musim ini akan benar-benar dapat terwujut berakhir happy ending dan menjadi nyata.

Dengan kemenangan dan tampilnya sebagai juara ini, tentu membuat para pemainnya Leicester City akan semakin tertawa terbahak-bahak karena mereka tidak pernah mengira kalau The Foxes akan menjuarai Liga Inggris. 

Karena seperti diketahui di musim sebelumnya sebelumnya mereka nyaris terdegradasi. Apa lagi mereka tidak didukung oleh dana yang memadai untuk membangun sebuah tim yang kuat guna membeli pemain bintang, mereka hanya mengeluarkan total 27,3 juta pounds untuk belanja pemain di bursa musim panas dan dingin, sementara pemain termahalnya hanya Shinji Okazaki seharga 7 juta pounds.

[caption caption="kaltim.prokal.co"]

[/caption]kaltim.prokal.co

Leicester & Liga Champions musim 2016/2017

Setelah berhasil memastikan diri bisa tampil di Liga Champion Eropa, setelah berhasil menang 2-0 atas Sunderland, tentu mau tidak mau tentu mereka harus bersiap diri. 

Dari catatan yang ada tercatat Leicester City sudah tiga kali bermain dilevel kompetisi Eropa semuanya berahir dengan kekalahan. Pada kualifikasi piala Winners Eropa 1961/62,Leicester dikalahkan Atletico Madrid di babak pertama dengan agregat 1-3. 

Setelah itu mereka kembali dikalahkan Atletico Madrid di babak pertama Piala UEFA 1997/98, dan terakhir mereka juga dikalahkan Red Star Belgrade di babak pertama Piala UEFA 2000/2001.

Leicester yang akan tampil di Liga Champions Eropa 2016-2017 nanti sebagai debutan, karena memang mereka belum pernah tampil di kompetisi Eropa sejak 2001, tentu bukan berarti mereka akan menjadi tim anak bawang di Liga Champions Eropa nanti. 

Mereka masih berpotensi untuk dapat masuk sebagai tim unggulan di Liga Champions musim 2016/2017 nanti dengan syarat harus jadi juara Liga Primer musim ini.

Seperti diketahui Otoritas Sepak Bola Eropa (UEFA) menetapkan bahwa juara liga domestik dari delapan liga elite Eropa, termasuk Liga Primer Inggris, La Liga Spanyol, Bundesliga Jerman, Serie A Italia, dan Ligue 1 Prancis, otomatis menjadi 8 tim unggulan. 

Karena itulah nantinya untuk undian pembagian grup di Liga Champions akan ditentukan oleh 'koefisien' peringkat klub yang didapat dari hasil pertandingan tim dalam lima tahun terakhir di kompetisi Eropa.

Sementara Leicester City yang faktanya memang belum pernah lagi tampil di kompetisi Eropa sejak Piala UEFA th 2000/2001. Tentu tidak masuk dalam daftar peringkat yang memiliki ‘koefisien’ peringkat klub. 

Jadi jelas seandainya mereka tidak menjuarai Liga Primer, maka mereka akan dimasukan atau dikelompokkan kedalam tim non unggulan pada pengundian fase grup Liga Champions 20156/2017 nanti. Dengan demikian tentu mereka (Leicester City) akan berpeluang terjebak dalam grup neraka. 

Oleh karena itu satu-satunya jalan bagi Leicester saat ini agar bisa masuk tim unggulan, ya...mereka harus tampil sebagai juara liga Premier musim ini (20016) guna mengamankan statusnya sebagai tim unggulan bersama Real Madrid, Bayern Muenchen, Barcelona, dan Juventus.

Leicester yang saat ini ada di posisi puncak klasemen dengan 72 poin dari 33 laga, unggul tujuh angka dari Tottenham Hotspur dengan menyisakan lima laga lagi, peluang Leicester jadi favorit juara masih sangat besar. seperti yang sudah ditulis diatas tiga kemenangan lagi Leicester sudah bisa memastikan dan mencatatkan sejarah hebat di Liga Premier 2016 ini.

Sementara dari kelima tim yang akan di hadapinya nanti masing-masing West Ham United (kandang), Manchester United (tandang), jelas keduanya masih berusaha memperebutkan tiket Eropa, khususnya Liga Champions sementara Swansea City (kandang), Everton (Kandang), sedang berjuang menghindari degradasi. 

Swansea (13) dan Everton (12) hanya terpaut beberapa angka dari zona merah. Begitu juga dengan Chelsea (Tandang).yang tentunya juga akan bertekad menutup kompetisi ini dengan kemenangan. Semoga saja dengan melihat konsistensi penampilan The Foxes saat ini, tentu hal itu tidaklah sulit bagi mereka untuk dapat mewujudkannya.

“Kami sudah dipastikan masuk empat besar. Tapi, kompetisi belum selesai. Lima pertandingan terakhir akan jadi ujian terberat bagi kami. Tottenham Hotspur pastinya tidak akan menyerah. Artinya, kami harus tetap fokus,” ucap Ranieri,

Memang kalau bicara falsafah dalam sepakbola yang mengatakan ‘Bola itu Bundar’ apapun bisa terjadi, apa lagi kalau melihat kebelakang apa yang pernah terjadi pada Liga Premier musim 2011/2012 dimana Menchester United tim yang diyakini akan menjadi juara, malah akhirnya tersungkur diakhir kompetisi. 

Kondisinya sama seperti dialami Leicester City saat ini dimana sama-sama menyisakan lima laga terakhir, MU memimpin klasemen dengan keunggulan lima angka atas Manchester City (Man City) saat itu. 

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. MU malah terpeleset mereka hanya mencatat tiga menang, satu imbang dan satu lagi kalah. Sementara Man City menyapu bersih lima laga pamungkasnya. Alhasil saat itu keduanya sama-sama mengoleksi 89 poin dan akhirnya The Citizens keluar sebagai juara karena mereka unggul dalam produktivitas gol. 

Nah....tentu bukan tidak mungkin peristiwa yang sama juga bisa saja terjadi atau dialami oleh The Foxes, Leicester City. Walaupun saat ini mereka memimpin tujuh angka, namun jumlah golnya masih kalah dari Tottenham. Dari data terakhir Spurs mengoleksi 60 gol, dan Leicester 57 gol.

[caption caption="dok pribadi"]

[/caption]dok.pribadi

Leicester City konsisten disaat tim kuat labil

Jadi dengan demikian dapat disimpulkan kalau tidak terjadi sesuatu yang luar biasa tentu bisa dipastikan Leicester akan dapat meraih gelar juara untuk kali pertama kalinya dalam sejarah sekaligus juga bagi sang pelatih Claudio Ranieri, yang juga untuk pertama kalinya meraih trofi gelar liga domestik dalam hidupnya.  

Melihat kiprah Leicester yang mengejutkan ini, kunci keberhasilannya sesungguhnya bisa dikatakan sangat sederhana. mereka konsisten dalam meraih kemenangan terutama melawan tim-tim di luar klub lima besar. 

Sementara saat melawan tim besar mereka kebanyakan atau cukup hanya dengan bermain seri. Kalaupun mereka meraih kemenangan itu dianggap sebagai “bonus”....he..he

Sementara disisi lain tim-tim besar dimusim ini memang bermain tidak konsisten alias labil, hal itu jelas terlihat seperti apa yang terjadi dengan Arsenal mereka dipaksa harus tunduk melawan tim-tim di luar 5 besar seperti Swansea City, West Bromwich Albion, dan Southampton

Begitu juga dengan Menchester City yang juga mengalami nasib yang sama kalah dari dua tim di luar lima besar yaitu Stoke City dan Liverpool, sementara Menchester United sebagai tim pemburu gelar juara langsung amblas kalah melawan West Bromwich Albion, Sunderland, Southampton, Stoke City, Bournemouth, Aston Villa, Norwich City, dan Swansea City.

Padahal jelas tim-tim tersebut sangat jauh dari persaingan bagi klub papan atas liga Inggris. Jadi sekali lagi kalaupun nanti Leicester City benar-benar juara tentu bisa dikatakan takdir memang berpihak kepada Leicester City untuk menjadi juara Liga Primer musim ini.

Borneo 14 April 2016

Salam Olah Raga  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun