Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Demokrat dan SBY “Tour de Java” Menggoyang Isu Kisruh Sepakbola?

17 Maret 2016   22:13 Diperbarui: 17 Maret 2016   22:51 1176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="medan.tribunnews.com"][/caption]Ada yang menarik dalam beberapa hari belakangan ini yaitu khususnya mengenai isu sepakbola nasional. Mulai dari adanya balasan surat dari FIFA yang merespon keinginan Presiden Jokowi untuk mengirinkan utusannya guna menyamakan formula penyelesaian kisruh sepakbola di tanah air, kemudian berikutnya ada juga isu lain yang menarik yaitu terkait dengan Presiden PSSI La Nyala yang sudah dinyatakan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi penggunaan dana hibah Kadin Jatim untuk pembelian IPO (Initial Public Offering) Bank Jatim oleh Tindak Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. 

Ini tentu saja menjadi trending topic di rubrik bola Kompasiana, untuk itu mari kita nikmati saja. Sementara yang lebih menarik lagi adalah gencarnya kubu partai berlambang 'Mercy' Demokarat yang bersuara lantang mengenai kisruh sepakbola yang terjadi saat ini.

Beberapa waktu yang lalu saya juga pernah menulis khususnya berkaitan dengan Twit dari pak Mantan presiden ini yang sempat membuat heboh netizen. Mungkin karena beliau sekarang lebih banyak waktu mumpung sudah pensiun..he..he... jadi ada waktu buat dengan bertwiterria…ha…ha…dan barangkali juga untuk menghilangkan kepikunan atau takut dibilang Gaptek…ha...ha…dalam tulisan tweet-sepakbola-sby-yang-mengundang-tanya

Dalam seminggu ini kalau kita cermati berbagai pemberitaan media berturut-turut para kader partai berlambang 'mercy' ini banyak menyoroti prihal kisruh PSSI. Seperti sudah di komando mereka secara bergantian berkoar di media. Mulai dari pak Mantan presiden ke enam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga kembali berkoar mengatakan bahwa pemerintahan Jokowi-JK ini lamban dalam menangani kisruh sepak bola Indonesia ini. Kemudian ada juga Mantan Menpora Roy Suryo. serta Ketua Divisi Pengembangan Kemitraan Masyarakat dan Ketua Komisi IX DPR RI periode 2014-2019 Dede yusuf yang juga turut berkomentar, terakhir Teuku Riefky Harsya Wasekjen DPP PD, Ketua Komisi X DPR RI dan FPD Dapil Aceh yang menyatakan sikap resmi Partai Demokrat.

Mereka secara bergantian dalam beberapa hari belakangan ini berkomentar ria terkait dengan kisruh sepakbola Nasional yang kalau boleh saya sebut dengan ‘mengoyang’ isu hangat kisruh sepakbola yang menjadi topik bahasanya. Tentu saja ini menimbulkan sedikit pertanyaan ada apa dengan Partai Demokrat ini, sementara partai politik lainya sibuk mengomentari kasus narkoba dan isu perubahan persyaratan calon independen di DPR, dll

Untuk itu mari kita mulai saja dari pak mantan Presiden yang sekaligus ketum Partai Demokrat SBY yang saat ini sedang melakukan safari ‘Tour de Java”. Dimulai dari saat memberi sambutan dalam rapat dengan DPC di Salatiga (14/3) dimana saat itu SBY mengecam soal pembekuan PSSI oleh Menpora Imam Nahrawi. "Permasalahan PSSI kita juga peduli, rakyat banyak kecewa. Mereka sangat mencintai sepakbola. Dengan keadaan sekarang ini berlarut-larut sudah setahun lebih," ungkap SBY

Menurut beliau persebakbolaan nasional sedang berada dalam situasi yang genting. "Ini menurut saya krisis di bidang persepakbolaan. Tidak boleh Indonesia seperti ini. Tidak boleh Indonesia tiba-tiba tidak mendapat peluang padahal rakyat Indonesia sangat mencitai sepak bola," dan menambahkan "Kita tidak bisa bermain di luar negeri, pemain luar juga tidak bisa main di Indonesia. Tamat sudah kalau begini," tukas jenderal purnawirawan TNI itu.

Kemudian berlanjut saat bertemu dengan supporter sepakbola di Semarang (15/3) dimana SBY kembali meminta agar Presiden Joko Widodo mendengar suara rakyat dan segera mengambil keputusan dan mencabut pembekuan PSSI. "Mudah-mudahan, ini didengar oleh beliau. Ini soal rakyat. Suara begini tolong diangkat," kata SBY

Adapun yang dimaksud beliau adalah kembali terkait dengan persoalan SK pembekuan PSSI yang malah dinilainya sangat kelewatan dan tidak masuk akal. "Aspirasi itu jangan dianggap angin lalu dan segera selesaikan. Pembekuan PSSI ini di luar akal sehat kita. Kalau tak segera diselesaikan Indonesia terus dipermalukan. Bayangkan jika Asean Games tahun 2018 nanti, tak ada sepak bola lalu seperti apa?" dan menambahkan "Jangan dikira kita tak ada prestasi. Memberantas mafia hingga mencetak prestasi, kita sepakati itu. Tapi tidak dengan cara seperti sekarang ini," tegasnya.

Yang mengagetkan adalah ketika beliau mengatakan meminta kepada peresiden Jokowi untuk tidak perlu membuang program semasa ia menjabat. program yang masih bagus yang berguna untuk rakyat bisa dilanjutkan. "Pemerintah memang punya hak bikin program baru, dan itu memang wajar. Namun, program yang lalu tidak perlu dibuang. Yang baik dijaga, yang bikin baru juga penting, asalkan penting untuk rakyat,"

Tentu ini menjadi aneh kalau kita kaitkan saat era beliau masih berkuasa dulu, kalau kita melihat perjalanan kasus kisruh sepakbola yang berawal sejak th 2011 lalu tentunya itu semasih beliau jadi penguasa. pertanyaanya apa cara penyelesaian kasus kisruh sepakbola yang dilakukannya kala itu, mulai dari Menpora Adiyaksa Dault, Andi Mala Ranggeng yang sekarang di hotel paradeo, kemudian dilanjut PLT Menpora Agung Laksono dan terakhir ahli telematika Menpora Roy Suryo, bentuk penyelesaianya adalah tak lain dapat dikatakan hanya menunda permasalahan, terjadinya pembiaran yang berlarut-larut kenapa begitu?

Sudah betul waktu itu sudah ada langkah reformasi sepakbola dengan beralihnya rezin NH ke DH sebagai Ketum PSSI dan kemudian melahirkan program reformasi sepakbola ehhh..malah terjadi pembiaran terhadap kelompok pengacau yang katanya sebagai Komite Penyelamat sepakbola Indonesia (KPSI) yang notabene adalah penerus dan kakitangan dari status quo penguasa lama. Sementara beliau dengan pertimbangan politis terlihat seakan tutup mata dengan terjadinya pembiaran terhadap kekisruhan yang ada atau ditimbulkan kelompok tersebut dan bahkan kalau diperhatikan malah cendrung memihak kepada kelompok tersebut.

Padahal sudah sangat nyata telah terjadi penghianatan terhadap bangsa dan Negara, dimana kelompok itu dengan berani melarang pemain Nasional untuk tidak membela negaranya sendiri ingat itu!, tapi yah…sudahlah itu cerita lama dan tentunya akan menjadi catatan sejaran kelam sepakbola di Indonesia. Jadi kalaupun imbasnya masih terjadi sampai sekarang, jelas itu semua karena tidak adanya ketegasan pemerintahan terdahulu saat itu untuk membendung hasrat berkuasa rezim sempalan PSSI itu (KPSI) tersebut dan apa yang terjadi saat ini tentu menjadi salah satu dari konsekuensi yang harus dihadapi.

Berikutnya beliau beliau juga menyindir Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi karena Semarang belum memiliki stadion yang berkualitas. Tentu ini menjadi pertanyaan yang sangat mudah untuk dijawab, kemana saja bapak mantan ini dalam sepuluh tahun kepemimpinannya? Kok bisa tidak tau semarang tidak memiliki Stadion yang representative? sepuluh tahun jadi presiden kok baru tau sekarang?....ha…ha….aya-aya wae…..

Berikutnya SBY pun meminta Ketua Komisi X DPR RI Teuku Riefky Harsa untuk menyampaikan amanat dari pegiat dan suporter bola di Kota Semarang itu kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. “Pak Rifqi ini mitra kerja Menpora. Bapak tolong sampaikan ke Menpora, rakyat sudah enggak sabar bermain sepakbola. Jangan sekali-kali main pada suara rakyat,” kata SBY ketika menjawab pertanyaan komunitas bola, Kota Semarang, Selasa (15/3/2016) dan menambahkan "Masalah sejak dulu ada, termasuk era saya (menjadi presiden). Tidak seperti sekarang ini, penanganannya lama dan tak jelas," sindir SBY

“Kita semua mencintai sepakbola. Kami berusaha agar urusan PSSI selesai, agar kembali berjalan normal. Mudah-mudahan di negeri ini diharapkan bisa menyelesaikan masalah, sama dengan hati kita,” lanjutnya. “Saya mengajak dukung Jokowi segera membatalkan pembekuan PSSI. Sekali lagi, kita dukung Jokowi agar PSSI jadi normal, semuanya hidup kembali,” tambah SBY.

Pada hari yang sama Juru Bicara Partai Demokrat Dede Yusuf Effendi juga mengatakan, bahwa Partai Demokrat mengimbau agar Presiden Joko Widodo segera mencabut pembekuan PSSI "Dan saya yakin Presiden Jokowi punya hati yang lebih teduh dan nalar yang lebih jernih untuk menyelamatkan sepakbola nasional ketimbang membiarkan adu otot antara Kemenpora dan PSSI. Ada jutaan bobotoh dan suporter yang sudah tidak kuat tahan dahaga untuk saksikan klubnya berkompetisi," kata Dede Yusuf di Bandung, Selasa (15/3).

Menurut dia turnamen sepak bola yang sudah dan sedang berlangsung sekarang hanya diikuti oleh beberapa klub semata dan hanya dilangsungkan pada level atas tidak pada level bawah atau divisi I dan II. "Harus diingat bahwa klub anggota PSSI bukan cuma itu-itu saja, saya sih sebagai bobotoh senang Persib selalu diundang ikut turnamen Piala Presiden, Piala Sudirman, Piala Bhayangkara, tapi kan klub yang lain butuh pertandingan juga," dan menambahkan "Sepakbola nasional butuh kompetisi, bagaimana kita mau punya tim nasional yang kuat kalau tidak ada kompetisi sebagai seleksi prestasi dan potensi," kata mantan Wakil Gubernur Jawa Barat ini.

Dan juga mengatakan pada level bawah Divisi I dan II terjadi kemacetan yang sama. "Adapun pada level amatir klub kehilangan kesempatan untuk masuk ke tingkat profesional. Prestasi nasional itu berbanding lurus dengan kualitas kompetisi, pemain dan tim yang hebat lahir dari kompetisi yang ketat. Tidak ada jalan lain harus digelar kompetisi nasional mulai dari kasta profesional tertinggi sampai kasta terendah dan amatir."

Kalau Demokrat memang mau berkontribusi secara nyata pada persepakbolaan nasional tentu hal itu bisa mencontoh apa yang sudah dilakukan oleh propinsi sumatera barat dengan turnamen Irman Gusmannya yang khusus ditujukan untuk tim amatir antar kecamatan se Sumatera Barat. Dibanding hanya berkoar dimedia sembari menunggu kondisi persepakbolaan nasional membaik dengan demikian Demokrat akan lebih terlihat kontribusi nyata tul ga bro…….

Sementara dua hari sebelumnya (13/3) Mantan Menpora Roy Suryo juga ikut mengritik Menpora Imam Nahrawi yang belum juga mencabut SK Pembekuan PSSI tersebut meski Menpora sudah kalah dalam berbagai upaya hukumnya. Roy mengatakan sudah saatnya masyarakat pecinta bola bergerak. Dia menilai Menpora saat ini justru melakukan tindakan yang melanggar hukum. Karena semua upaya hukum yang dilakukan PSSI di pengadilan hingga Mahkamah Agung sudah jelas agar mencabut pembekuan. Namun, hingga saat ini, tidak ada tindakan nyata Menpora untuk menjalankam perintah hukum tersebut. "Ibaratnya Menpora itu sudah 4-0 lawan PSSI. Dari Pengadilan kalah, PTUN juga, hingga Mahkamah Agung juga kalah. Apa lagi, kenapa masih dibekukan," jelasnya.

Tampa rasa malu ahli telematika ini sesumbar bahwa banyak prestasi olah raga yang berhasil diraih diraih saat Kemenpora dibawah kepemimpinannya. Bahkan mengatakan PSSI kala itu sudah bisa disatukan kembali karena dualisme kepengurusannya. "Saya hanya 1,5 tahun jadi Menpora, Alhamdulillah U-19 mengharumkan bangsa meski akhirnya kalah saat laga," katanya….ha…..ha…..mantaappppp.

Intinya Roy lebih menyerang kepada sosok pengantinya sebagai pemegang kendali di kementrian yang pernah dipimpinnya itu, padahal sesungguhnya sebagai mantan Menpora tentu Roy bisa lebih berperan untuk dapat membantu penyelesaiaan persoalan yang sedang memebelit bekas kementrian yang pernah dipimpinnya itu. dan sudah sewajarnya beliau sebagai mantan Menpora mengingatkan pengantinya kalau ada sesuatu yang perlu diingatkan, bukannya malah ngoceh kepada media…..sekali lagi aya-aya wae…he..he

Berikut yang terakhir (15/3) Teuku Riefky Harsya Wasekjen DPP PD, dan Ketua Komisi X DPR RI, yang mengeluarkan enam sikap resmi Partai Demokrat, terkait posisinya dalam menyikapi Kisruh sepakbola national yang dimuat di laman resminya demokrat.or.id

Tapi yah sudahlah mari kita tunggu saja, apa berita yang akan dibawa oleh utusan khusus Presiden Jokowi yang akan menemui FIFA nanti karena sepertinya terkait dengan pencabutan sanksi ini memang sudah berada di level istana. Seperti yang juga ramai diberitakan info terakhir kembali disampaikan oleh ketua tim Ad Hoc Agum Gumelar yang mengatakan pencabutan sanksi itu akan dilakukan April nanti. kalau begitu tentu hal ini bisa dikaitkan dengan apa hasil kunjungan utusan presdien nanti dan tentunya semua akan tergantung dengan hasil pertemuan tersebut......artinya kita masih harus bersabar saudar-saudara.......selamat menikmati

Borneo 17 Maret 2016

Salam Olah Raga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun