Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Besar/Kecilnya Dana Rio Hariyanto di F1, Tergantung dari Sisi Mana Melihatnya!

11 Februari 2016   13:20 Diperbarui: 11 Februari 2016   19:36 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kita mengetahui bahwa Negara Indonesia yang berpenduduk no 4 terbesar didunia ini. pernah tidak dianggap dalam kejuaran otomotif ini ? hal ini pernah dialami Rio Hariyanto saat masih berpetualang di GP3 Series tahun 2010 lalu di Istanbul, Turki dimana panitia lomba kala itu tidak menyangka akan ada orang Indonesia yang akan tampil sebagai juara. Sampai-sampai mereka tidak menyiapkan Lagu kebangsaan "Indonesia Raya" begitu juga dengan Bendera Indonesia mereka juga tidak menyiapkannya sehingga akhirnya mereka harus membalikkan bendera putih-merah milik Polandia untuk dijadikan sebagai bendera merah-putih Indonesia di podium kemenangan.

Selanjutnya taukah kita bagaimana rasa nasionalisme seorang Rio Hariyanto yang hampir di sepanjang hidupnya mengelana ke berbagai Negara di dunia ini dari satu ajang balapan ke kejuaraan lainya. dimana ketika dalam sebuah kesempatan sewaktu masih di GP2 Series ketika semua pembalap diminta penyelenggara mengemukakan alasan mengapa mereka mencintai balapan, dan apa jawaban Rio ? ia menjawab dengan jiwa patriotisme. “Saya menyukai balapan karena saya senang mewakili Indonesia.”

Berikutnya pada poin “wong prestasi Rio sejujurnya tidak cukup untuk membawanya tampil di F1”…nah, ini ente salah besar mas bro kalau mengatakan  “Rio berhasil finis di posisi ke-4 klasemen 2015 GP2 Series, dengan 138 poin. Prestasi yang baik, namun tidak begitu mengesankan, mengingat Rio sudah berlaga 4 musim di GP2 sejak 2012. Bila harus jujur, Rio bukanlah “wonderkid” di dunia balap”

Coba mari kita melihat dengan sedikit berpikir positif, perestasi jangan hanya dilihat dari waktu akhirnya saja, kita juga harus menghargai pengorbanan yang dilakukan Rio selama 15 tahun berkelana dari satu kejuaraan-kekejuaraan lainya di seluruh dunia. GP Formula1 tentu menjadi puncak karir dari mimpinya, Dan harus diakui juga bahwa untuk bisa mencapai semuanya itu sepertinya sudah diluar kemampuan Menejemennya Rio terutama yang terkait dengan masalah pendanaan yang memang sangat besar.

Dari pemberitaan terakhir diberitakan bahwa pihak menjemen Rio hanya sangup menyediakan dana 1 juta Euro untuk pembayaran DP yang senilai 3 juta euro itu. Jadi kalaupun pemerintah ikut turun tangan mengatasi hal ini tentu itu sudah menjadi sesuatu yang wajar dalam olah raga ini dan itu berlaku umum di Negara lain. Perlu diketahui juga bahwa hampir 80% dari 23 pembalap yang saat ini berlaga di F1 itu adalah berawal dari pembalap “pay driver” (pembalap yang membayar untuk bisa tampil di F1). Status “pay driver” itu sebetulnya hanya akan ada di awal saja, semakin lama pebalap yang berlaga di Formula1, maka semakin banyak juga sponsor yang berdatangan memang semua akan tergantung pada prestasi masing-masing pembalap itu sendiri. .

Selain itu calon pembalapa F1 juga harus melewati tingkatan balapan mulai dari karting hingga ke sampai kelevel Formula Junior, seorang calon pebalap F1 juga harus memilki “super license” atau bisa juga disebut disebut SIMnya F1. Adapaun proses untuk mendapatkanya SIM tersebut adalah sipembalap tersebut harus sudah menempuh total jarak 300 kilometer di atas mobil F1 yang dilakukan dalam sebuah sesi tes. Berikutnya si pembalap juga wajib mengantongi minimal 40 poin di kompetisi junior yang pernah dijalaninya jadi bukan sekonyong-konyong kalau punya duit atau dukungan dana yang cukup semua pembalap bisa terjun di ajang ini. Dan ingat Rio Hariyanto menjadi satu-satunya pembalap Indonesia yang sudah memiliki “Super Licency” ini  

Perlu diketahui dan dipahami juga bahwa bagi seorang calon pembalap agar dapat masuk kedalam daftar pembalap ajang F1 ini. Ada tiga hal yang harus dipenuhinya seperti SKILL ( Kemampuan ), SUPPORT ( Dukungan) dan terakhir OPPORTUNITY (Kesempatan). Salah satu yang bisa juga di jadikan contoh adalah Sam Bird seorang pembalap asal Inggris dan mantan pembalap uji dari tim Formula 1 Mercedes tahun 2010-2014 lalu, gabung bersama Michael Schumacher, Lewis Hamilton dan Nico Rosberg. Dia mengatakan bahwa ketidakadaan sponsorlah yang menjadi penghalang kariernya untuk dapat tampil jadi pembalap di F1 itu, menurut Bird, uang menjadi segalanya yang menentukan di dunia balap jet darat itu dan ketika ditanya kenapa alasannya keluar dari F1, Bird menyebut persoalan uang. "Mengapa? Sangat sederhana. Saya tidak punya cek senilai 20 juta euro. Sebaliknya, saya dibayar untuk berlomba di Formula E," katanya.  

Jadi sebagai penutup tulisan ini sekali lagi saya sampaikan ini bukanlah pembenaran bagi permasalahan Rio, melainkan hanya untuk meluruskan persepsi yang mungkin saja salah diantara kita semua seperti yang kemaren tejadi di group “Obrolan” yang menyebut bahwa Rio sampai harus "menyogok" tim Manor untuk dapat tampil di Gp Formula1 musim 2016 ini …………… selamat menikmati.

Borneo 11 Februari 2016

Salam Olah Raga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun