sumber foto : www.tweet.gen.tr
Kembali kejudul tulisan diatas PS TNI Kuda Hitam Atau Tim Dinamit ala Denmark di Piala Eropa th 1992?, terkait hal itu, apa sebetulnya yang terjadi dengan timnas Denmark di Piala Eropa th 1992 itu? Nah, Untuk itu sekedar mengingatkan kembali mari kita buka file lama terkait dengan perjuangan Denmark di piala Eropa th 1992 lalu itu, dimana akhirnya Timnas Denmark tampil sukses menjadi juaranya, meski sesungguhnya saat itu tidak ada yang menjagokan Timnas Denmark.
Apa lagi tampilnya Denmark lolos ke Piala Eropa kala itu, karena menggunakan tiket "bonus" menggantikan posisi Yugoslavia yang dicoret untuk tampil di Piala Euro 1992 kala itu karena sedang ada konflik etnis. Sementara Denmark untuk tampil di Piala Euro 1992 itu hanya mempunyai waktu persiapan 11 hari saja, tapi beruntung Denmark masih bisa menahan Ingris dengan skor imbang 0-0, dan di laga kedua Denmark kalah (1-0) dari tuan rumah Swedia, namun pada laga terakhir mereka sukses mengalahkan tim kuat Prancis dengan skor 2-1, dengan demikian Denmark tampil sebagai runer up group dan berhak tampil untuk mendampingi Swis di babak semi final
Memasuki babak semi final ini Denmark harus tampil berhadapan dengan juara bertahan, Belanda yang tampil dengan permainan total footballnya serta dimotori para bintang sepakbola kala itu seperti Dennis Bergkamp, Frank Rijkaard, Ronald Koeman, dan Marco van Basten. Tapi tampa disangka Denmark sukses memaksakan hasil imbang 2-2. Sehingga Laga itupun harus ditentukan lewat drama adu penalti. Di sini, para pemain Denmark menunjukkan mental bajanya, lima algojonya sukses mengeksekusi penalti, sementara Van Basten menjadi pemain Belanda yang gagal menjalankan tugasnya.
Menang 5-4, Denmark pun melaju ke partai final dan berhadapan dengan lawan tangguh lainnya, Tim Pnaser Jerman yang diperkuat pemain bintang seperti Juergen Klinsmann, Steffan Effenberg, Matthias Sammer dan Andreas Brehme. Tim Dinamit Denmark akhirnya benar-benar "meledak". Di partai puncak tersebut, karena sukses menggasak tim panser Jerman dengan skor meyakinkan menang 2-0 tampa balas dan tampil sebagai jawara Euro 1992. Sejak itulah Denmark mendapat julukan Tim Dinamit karena sukses menjadi juara Euro 1992, meski tidak ada yang menjagokannya.
Tapi dari gambaran diatas, ada juga yang menarik apa yang disampaikan Asisten manajer PS TNI, Amin, yang menegaskan bahwa dia tidak mau tim binaannya (PS TNI) disebut sebagai tim kuda hitam di babak 8 besar Piala Jenderal Sudirman ini. Karena menurut sang asissten menejer PS TNI tersebut, selama tampil dibabak penyisihan PS TNI tampil sangat menyakinkan oleh sebab dia lebih senang kalau PS TNI disebut dengan tim “unggulan”, walaupun PS TNI berstatus satu-satunya tim amatir di PJS. "Kami siap dan yakin bisa mengimbangi tim lain. Untuk 8 besar ini semoga kami bisa melangkah ke babak semifinal," kata Amin, di Hotel Century Park, Kamis (3/12/2015) sore.
Terlepas dari itu semua ada juga yang menarik dari apa yang diungkapkan oleh pemain dan pelatih terhadap kiprah PS TNI di ajang Piala Sudirman ini seperti :
Ferdinand Sinaga pemain Sriwijaya FC ini menjagokan PS TNI yang akan meraih juara di Piala Jenderal Sudirman 2015 ini. Meski diakui bahwa persaingan di turnamen ini ketat, tapi menurutnya PS TNI sudah punya modal bagus. “PS TNI termasuk klub yang paling siap dari segi fisik. Manahati Lestusen pernah bercerita kalau mereka mulai latihan jam lima pagi, lari sambil bernyanyi. Bagaimana tidak kuat fisik mereka kalau model latihannya seperti itu,” kata Ferdinand.
Jafri Sastra pelatih Mitra Kukar mengatakan tidak tepat kalau PS TNI itu disebut sebagai tim amatir. Karena jelas PS TNI dihuni oleh banyak pemain berkualitas dan perlu diwaspadai. "Klub amatir hanya sebuah nama saja, karena sejatinya PS TNI bukan sebuah klub profesional. Mereka bermain tidak seperti klub amatir, karena di sana mayoritas diisi oleh para pemain profesional," kata Jafri.
Joko Susilo Pelatih Arema Cronus yang juga mengaku semua lawan di babak delapan besar berat, tapi ada satu yang benar-benar mencuri perhatiannya, yakni PS TNI. Beruntung Arema tak berada satu grup dengan PS TNI. Tapi jujur Joko mengaku iri dengan kekuatan fisik pemain PS TNI tersebut "Selama ini fisik pemain PS TNI ideal. Sehingga semua yang diharapkan pelatih bisa dijalankan oleh pemain di lapangan," katanya.