sumber foto :Â bola.inilah.com
Selamat sore semua, masih dalam semangat ingin membangun kembali potensi sepakbola di republik ini, Presiden Jokowi setelah kemaren bertemu langsung dengan perwakilan FIFA & AFC, langsung melanjutkan komitmenya untuk segera melakukan tindakan nyata guna menghidupkan dan membangun kembali klub sepak bola amatir di daerah yang sejujurnya merupakan cikalbakal sepakbola Indonesia pada awalnya, Presiden kemaren menginstruksikan kepada Kemeterian Dalam Negeri (Kemendagri) agar diperbolehkannya kembali klub amatir sepakbola Indonesia untuk memakai dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Atau dengan kata lain klub sepak bola amatir di Daerah akan kembali dapat dibiayai pengelolaannya memakai dana dari APBD.
Hal itu disampaikan langsung oleh Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri Redonnyzar Moenek, yang menjelaskan bahwa perintah tersebut keluar terkait dengan keinginan pemerintah untuk kembali menghidupkan klub-klub amatir yang ada di Indonesia dan nantinya akan diikutkan dalam kompetisi "Kemarin kami mendapat perintah dari Presiden melalui Menteri Dalam Negeri (Mendagri) agar kembali dihidupkan pembiayaan dari APBD untuk cabang sepak bola yang dalam hal ini klub amatir," kata Redonnyzar Moenek di Padang. (03/11)
Untuk itu langkah pertama yang akan dilakukan pemerintah adalah, melakukan perubahan regulasi dari Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 32 tahun 2011 dan 39 tahun 2012 yang menyatakan adanya larangan penggunaan dana APBD untuk pembiayaan sepak bola. Disamping itu pemerintah juga akan menyiapkan regulasi dengan yang mengkombinasikan pembiayaan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sesuai dengan instrumen dan parameter untuk pengembangan sepak bola. "Tentunya kami juga akan melakukan koordinasi dengan Menpora, Menteri keuangan untuk mengatur kebijakan tersebut," katanya seperti dikutip Antaranews.com.
Dimunculkannya kembali pembiayaan klub amatir daerah dari dana APBD ini tentu mendapat sambutan positif dari para pengelola klub amatir di daerah yang selama ini mati suri karena ketiadaan dana yang mendukungnya, seperti yang disampaikan Direktur Persatuan Sepakbola Padang (PSP) Agus Suardi. Yang mengatakann dengan adanya pembiayaan dari APBD tentu akan berdampak positif terhadap pengembangan cabang olahraga sepak bola khususnya di Daerah-daerah "Klub tentunya akan lebih semangat dalam melakukan pembinaan, karena selama ini banyak klub amatir yang masih mengharapkan bantuan APBD untuk pengelolaannya," katanya.
Yang pasti dengan adanya pembiayaan klub sepakbola Amatir dari APBD, tentu akan berdampak pada tumbuhnya klub-klub amatir daerah mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota sampai ke tinggkat propinsis seperti pola perserikatan dulu, dimana diharapkan nantinya mampu untuk berkompetisi ditingkat nasional, hanya saja tentu yang perlu diperhatrikan adalah penggunaan APBD untuk sepakbola itu harus sesuai aturan hukum yang berlaku, jika klub tidak bisa mempertanggung pengunaan dananya tentu harus ada sanksi bagi para pengurusnya untuk dapat mempertangung jawabkan segala bentuk pengeluaranya yang sudah dipakainya apa lagi saat ini KPK sedang giat-giatnya melakukan pemberantasan Korupsi, kalau masih ada Oknum yang akan memamfatakan kesempatan ini tentunya siap-siap saja akan berurusan dengan KPK.
Dan memang harus diakui problem utama selama ini bagi klub sepakbola amatir yang berasal dari daerah adalah tidak adanya sponsor pendukung dana operasional mereka, Â sementara untuk mencari sponsor bagi klub sepakbola amatir di daerah atau kota kecil tersebut tentu ini menyulitkan sekali atau dapat juga dikatakan tidak ada peluangnya bagi mereka dibanding dengan klub amatir yang berada dikota besar, karena memang kalau dilihat dari sisi potensi marketing dari produk sponsor yang akan dijual di daerah-daerah tersebut, apa lagi daerah terpencil yang sulit akses untuk mencapainya tentu tidak akan menjanjikan apa-apa bagi pemilik produk yang mensponsiorinya.
Jadi jangan heran kalau pihak sponsor jelas lebih memilih tim yang punya nama besar dan basis pendukung yang besar serta berdomisili dikota besarlah yang menjadi pilihan dari para sposor ….. untuk itu disinilah peran pengunaan dana dari APBD tersebut untuk dapat membangun kembali persepakbolaan khususnya klub amatir berbasis daerah, dengan harapan tentunya akan melahirkan calon bintang-bintang sepakbola masa depan dikemudian hari.
Dan tentu ini juga sejalan dengan program Nawa Cita presiden Jokowi-JK saat kampanye dulu, atau yang disebut juga dengan 9 Agenda Prioritas Jokowi-JK dimana pada agenda ketiga disitu menyatakan akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan tentu termasuk juga didalamnya olahraga miulik rakyat banyak yaitu Sepakbola..
Akhirnya semoga saja dengan kembalinya diperbolehkan klub amatir di daerah mendapat suntikan dana operasionalnya dari dana APBD ini, mudah-mudahan dapat membangkitkan kembali semangat para pecinta sepakbola dengan fanatisme daerah seperti dulu yang pernah terjadi saat kompetisi semi professional mulai dipertandingkan di tengah masyarakan sepakbola Indonesia, Dimana saat itu dukungan terhadap klub sepakbola semi pro sangat minim sekali apa bila dibandingkan dengan klub amatir/ perserikatan sehingga akhirnya pada tahun 1994 PSSI menggabungkan Perserikatan dan Galatama dengan membentuk Liga Indonesia, guna memadukan fanatisme yang ada di perserikatan dan profesionalisme yang dimiliki Galatama.
Dengan tujuan meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia. Tapi apa yang terjadi kemudian adalah justru kematian bagi klub amatir daerah yang tergilas oleh perubahan zaman dengan pengelolan klub secara professional dan mendapat dukungan dana sponsor yang besar, lambat laun seluruh pendukungnya juga mulai beralih ke klub sepakbola profesiona tersebut………………..selamat menikmati
Borneo 04 November 2015
Salam Olah Raga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H