Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sepakbola Gajah Memasuki Babak Baru!

22 September 2015   11:29 Diperbarui: 22 September 2015   13:19 2707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sumber foto : bola.metrotvnews.com

Selamat siang semua. Sebuah langkah positif dan kemajuan di perlihatkan oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI walaupun sesunguhnya saat ini berada dalam kondisi sedang menjadi “terhukum” alias keberadaanya dibekukan oleh Pemerintah serta sedang menjalani sanksi dari FIFA sebagai pemegang otoritas tertinggi persepakbolaan dunia.

Adapun yang dilakukan Komisi disiplin PSSI tersebut adalah usahanya dalam melakukan langkah-langkah perbaikan persepakbolaan negeri ini khususnya yang terkait dengan isu pengaturan skor dan sepakbola gajah yang pernah terjadi tahun lalu (2014) antara PSS Sleman VS PSIS di laga 8 besar Divisi Utama 2014 dan bahkan saat itu sudah dijatuhi hukuman oleh PSSI terhadap para pihak yang “diduga” sebagai pelakunya. Berikut terlampir daftar-lengkap-hukuman-pelaku-sepak-bola-gajah

Kenapa dikatakan “diduga”? Karena seperti yang kita ketahui ternyata belakangan muncul keraguan dari berbagai pihak terkait dengan pengusutan yang dilakukan Komdis PSSI sebelumnya. Apa lagi ditambah dengan adanya pengakuan baru seperti yang disampaikan oleh Empat PSS Sleman antara lain Hermawan Putra Jati, Satrio Aji, Ridwan Awaludin, dan Moniega Bagus, di mana mereka menuding justru mantan pelatih PSS, Supardjiono-lah yang menjadi salah satu aktor di balik insiden Sepak Bola Gajah itu.

Kemarin, tanggal 17 September Komdis PSSI menggelar sidang terkait dengan peristiwa sepak bola gajah itu dimana kala itu Komdis PSSI sudah itu menjatuhkan hukuman kepada personal dari kedua tim. Di luar "otak" pelaku sepak bola gajah yang dikenakan sanksi dengan hukuman terberat yakni larangan beraktivitas di sepak bola nasional mulai dari sepuluh tahun hingga seumur hidup serta denda Rp100-200 juta. Perlu diketahui Komdis PSSI kala itu menjatuhkan hukuman kepada seluruh pemain, pelatih, official dan bahkan sampai ke Masseur yang sesunguhnya tidak tahu apa-apa.

Dalam pertemuan kemarin, Ketua Komdis PSSI Ahmad Yulianto bersama Ketua Exco Wasit Roberto dan Ketua Exco PSSI Djamal Aziz membahas soal keputusan sanksi kepada manajemen PSS Sleman yang diangap terlibat dalam pengaturan skor di pertandingan tersebut. Seperti yang dikatakan bahwa Komdis akan kembali memanggil saksi-saksi karena masih adanya keterangan berbeda antara manajer tim dan empat pemain PSS Sleman. "Hari ini kami sedang mendalami lagi bagaimana cara kami membuat keputusan tentang Manajer PSS. Karena ternyata keterangan-keterangan yang diberikan manajer PSS itu berbeda dengan keterangan empat pemain, terutama oleh Hermawan," ujar Ahmad. "Jadi kami akan memanggil pemain lagi dan beberapa saksi lagi dari PSIS Semarang, agar keputusan tentang manajemen PSS Sleman itu bisa adil," tambahnya. 

Dan juga dijelaskan bahwa pihak Komdis juga akan kembali mempertemukan kedua belah pihak terkait yaitu PSS Sleman & PSIS Semarang. "Kita akan konfrontir hal ini. Kalau memang dibutuhkan. Tapi kita akan mendengarkan. Itu kan tidak hanya pihak Sleman. Anda bayangkan ketika wasit sudah kick-off, pemain Sleman aktif, tapi pemain Semarang masih pemanasan. Artinya ada yang tidak beres di antara keduanya," sambungnya. "Untuk memastikan apakah perangkat pertandingannya atau panpelnya yang terlibat, itu harus didalami siapa yang bertanggung jawab saat itu," papar Ahmad.

Menyikapi keinginan Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Ahmad Yulianto, untuk mempertemukan kedua tim PSIS dan PSS Sleman sebagai pelaku langsung sepakbola Gajah di laga 8 besar Divisi Utama 2014 lalu. Hal itu di sambut baik oleh CEO Mahesa Jenar, Yoyok Sukawi yang memang berharap pertemuan itu terjadi dengan harapan semoga keadilan dapat diberikan oleh Komdis PSSI kepada para pelaku sepakbola pada kejadian tersebut yang ternyata tidak bersalah seperti yang disampaikanya. "Jika wacana konfrotasi itu nanti benar dengan datang surat undangan resmi dari Komdis, kami siap hadir. Pasca kejadian itu, kami tidak pernah menutupi fakta sebenarnya yang terjadi di lapangan, sampai saat ini," Ujar Yoyok kepada Tribun Jateng, Minggu (20/9/2015) siang.

sumber foto : jogja.tribunnews.com

Dan bahkan CEO Mahesa Jenar, Yoyok Sukawi itu mengatakan sejak awal dia merasa aneh dengan sebutan ada match fixing dalam pertandingan tersebut. "PSIS klub yang kaya dan tidak perlu melakukan match fixing seperti itu di pertandingan tersebut. Kalau mau tidak sportif kami bisa saja tidak hadir di laga itu," kata Yoyok. ”Namun kami tidak seperti itu, manajemen, official, dan pemain datang untuk menghormati setiap pertandingan. Adanya tindakan balasan yang menyulut kontroversial karena emosional para pemain terpengaruh dengan apa yang dilakukan tim lawan," lanjut Yoyok.

Beriktunya CEO Mahesa Jenar, Yoyok Sukawi itu juga mengatakan PSIS hanya sebagai korban di pertandingan tersebut dengan adanya temuan baru berdasarkan pengakuan pemain termasuk dengan peryataan PSSI bahwa laga tersebut bukan match fixing tapi match setting. "Sekali lagi kami akan senang sekali jika diundang untuk konfrotasi dan harapannya yang salah dihukum dan tidak salah bisa bebas," harap Yoyok. Dan menambahkan "Jangan sampai orang yang tidak bersalah dikenakan hukuman berat dan aktornya malah hukuman ringan apalagi terbebas," imbuh Yoyok.

Memang kalau kita kembali ke belakang saat dijatuhkannya hukuman kepada seluruh pemain dari kedua klub tersebut ada sebuah pernyataan dari pemain asing yang masih menjadi tanda tanya sampai sekarang yaitu terkait dengan rasa keadilan terhadap hukuman dari pihak pihak komdis dalam menjatuhkan hukuman yaitu pengakuan pemain asing PSIS Semarang yaitu Julio Alcorse.

Julio Alcorse tidak terima didakwa turut bersalah dalam pertandingan sepak bola gajah tersbut dan mengaku sangat kecewa dihukum 5 tahun tidak boleh main di persepakbolaan Indonesia dan didenda Rp150 juta. menurut Julio Alcorse, saat diperiksa Ketua Komdis Hinca Panjaitan, ia diminta mengaku jika dirinya mendengar sesuatu di antara manajemen PSIS dan pihak tertentu. Menurutnya, hal tersebut omong kosong. "Dia (Hinca) tidak ada di sana, bagaimana bisa dia menuduh saya begitu? Kalau ada bukti rekaman videonya, kasih lihat jika saya memang mendengar sesuatu. Saya waktu itu duduk di bench, suara penonton waktu itu bising, saya tidak mendengar apa pun. Saya memang dengar orang bicara, tapi mereka pakai Bahasa Jawa, saya tidak bisa berbahasa Jawa!" Dan berikutnya Julio Alcorse juga mengecam Hinca yang secara tegas menyuruhnya pulang ke negara asalnya. Menurut pemain asal Argentina ini, Hinca bukan orang imigrasi yang bisa dengan seenaknya mengusir seorang ekspatriat sepertinya.

Tapi ok lah… Adanya berbagai argumen atau pengakuan baru tersebut tentu kembali akan dapat menguak apa sesunggguhnya yang terjadi sehingga dapat membuat kasus ini menjadi tidak berlarut-larut dan untuk langkah ini kita perlu memberi apresiasi yang tinggi bagi Komdis PSSI walaupun induk organisasinya sendang menjalani sanksi tapi masih tetap bekerja demi persepakbolaan nasional dari pada sibuk mengoreksi peserta piala kemerdekaan yang dikatakan klub kloninganlah yang sejatinya hal itu justru akan menambah memperuncing kisruh dengan pihak Pemerintah/Kemenpora dengan apa yang sedang dilakukan pemerintah/kemenpora mengembalikan gairah sepakbola saat ini.

Kalau nanti memang ada pelangaran tentu kembali hal itu bisa diputuskan Komdis secara internal karena memang kedua klub adalah angota PSSI, dan kalaupun sekiranya diperlukan sampai ke kepolisian sudah barang tentu Komdis dapat meneruskannya kepada Pihak kepolisian yang tentunya harus diserahkan dengan bukti keterlibatan dari para pelaku itu dengan lengkap. Sementara Pemerintah/Kemnpora hendaknya juga turut memfasilitasi dan memantau/mengikuti penyelesaian kasus ini sehingga persoalan ini dapat segera cepat terungkap dan selesai tentunya. Selamat menikmati.

Borneo 22 September 2015

Salam Olah Raga

 

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun