sumber foto : www.kaskus.co.id
Selamat malam ……… sepertinya tentu masih menarik apabila kita kembali menyimak pernyataan yang dikeluarkan oleh Waketum PSSI La Nyalla Mataliti pada saat menanggapi wacana pembentukan tim sembilan oleh Menpora, Imam Nahrawi, dimana kala itu sang Wakentum PSSI itu justru memberikan masukan kepada Menpora agar lebih memprioritaskan cabang-cabang olahraga lain selain Sepakbola karena menurut pandangannya sedang mengalami penurunan prestasi, tentu saja hal ini sama artinya dengan menyampaikan ke Menpora dan keseluruh masyarakat pecinta sepakbola Indonesia bahwa sesungguhnya Sepakbola Indonesia itu berada dalam kondisi baik-baik saja atau sepakbola sudah bagus ?.
Adapun pembentukan tim sembilan yang digagas menpora adalah merupakan sebagai salah satu upaya dari pihak Menpora untuk mencari solusi ataupun perbaikan terhadap masalah yang terjadi di persepakbolaan negri ini, dimana seperti kita ketahui terjadinya penurunan prestasi dalam sepakbola Indonesia dikancah persepakbolaan Internarional khususnya di kawasan ASEAN tapi sebaliknya PSSI justru malah mengangpa itu semua sebagai suatu hal yang berlebihan dan mengada-ada.
Untuk itu dengan adanya pernyataan “Sepakbola sudah bagus” tentu ada beberapa parameter yang bisa dijadikan tolak ukur untuk dapat membenarkan apa yang disampaikan sang Wakentum PSSI atau ketua BTN La Nyalla itu, bahwa sesunguhnya sepakbola Indonesia memang sudah berprestasi dibawah kepemimpinan PSSI saat ini walaupun ditinjau dari aspek manapun juga.
Untuk itu mari kita coba urutkan berbagai alasan bagi kita untuk bisa mengatakan “Sepakbola Sudah Bagus” sebagai berikut :
- PSSI sejak KLB 17 Maret 2013 lalu, PSSI sudah di tangani langsung oleh KOMITE PENYELAMAT SEPAKBOLA INDONESIA sehingga tidak ada lagi yang namanya dualisme kepengurusan dan dualism liga/kompetisi
- PSSI sudah didukung oleh pengurus yang sangat kredible/professional dan tidak diragukan lagi kemampuannya dalam mengurus sepakbola sehinga saking kompetenya mengharuskan beberapa indiovidu untuk merangkap jabatan mulai dari Wakil Ketua Umum PSSI merangkap jabatan ketua BTN yang dijabat oleh La Nyala Mataliti, dan Sekjend PSSI yang juga merangkap CEO PT Liga penyelengara Liga Profesional di Indonesia yang dijabat oleh Djoko Driyono dan begitu juga dengan Ketua Komisi Disiplin PSSI yang juga merangkap jabatan Komite Integritas PSSI yang dijabat oleh Hinca Panjaitan.
- PSSI berhasil kembali mendatangkan kembali pelatih terbaik dunia ALFRED RIEDL untuk dapat meraih target utama Juara PIALA AFF 2014, tapi sayang hal itu gagal terjadi dan sekligus juga menjadi puncak kehancuran timnas Indonesia, Kekalahan 4-0 atas Philipina pun menjadi aib yang tidak akan pernah terlupakan dari ajang AFF tahun 2014 ini, karena inilah untuk pertama kalinya Philipina bisa mengalahkan kita dalam kurun 23 laga terakhir.
- PSSI Sukses menjadikan timnas U-19 menjadi sebuah tim masa depan dan memberi harapan besar bagi seluruh pecinta sepakbola nasional, dengan berhasil menjuarai piala AFF U-19 2013 serta lolos ke Final Piala ASIA U-19 2014 dengan mengalahkan Juara Dunia U-19 Korea Selatan, walaupun pada akhirnya gagal juga melangkah ke babak selanjutnya di partai final Piala Asia 2014.
- PSSI sudah madiri dalam hal keuangan atau financial (bahkan dikatakan Surplus) suatu hal yang belum pernah terjadi di era pengurusan sebelumnya, hal itu dapat dibuktikan dengan berhasilnya PSSI mengirim Timnas U-23 ke ASIAN GAMES 2014 di Incheon, Korea Selatan dengan biaya sendiri tampa ada bantuan dari pemerintah.
- PSSI berhasil mengantarkan PERSIPURA Jayapura melaju hingga sampai ke babak semifinal Piala AFC Cup 2014 yang sekaligus menjadikan ini sebagai sejarah bagi tim Indonesia pertama yang lolos sampai ke semifinal, jujur ini menjadi pelepas dahaga tersendiri bagi pecinta sepakbola di Indonesia, dimana sebelum ini sejak mulai keikutsertaan Klub Sepakbola Indonesia di piala AFC yang merupakan kasta ke dua di Asia ini hanya sampai perempat final saja masing-masing pernah diraih oleh Persipura (2011), Arema Indonesia (2012), Semen Padang (2013), dan Persipura (2014)
- PSSI melalui LIGA ISL juga berhasil Sukses menyelengarakan kompetisi sepakbola terjeger, terhebat, dan terpanjang sedunia mulai dari 01 Februari 2014 s/d 07 November 2014
- PSSI (komdis) berhasil pecahkan rekor denda terbesar dalam satu pertandingan yang lumayan besar untuk menambah kocek PSSI yaitu sebesar total 3,7 milyar hanya pada satu pertandingan yaitu pertandingan sepakbola Gajah antara PSS Sleman (2M) Vs PSIS Semarang (1,75 M)
- PSSI sejak KLB 17 Maret 2013 (kurang dari dua tahun) sudah berhasil menaikan peringkat Indonesia dari peringkat ke 170 Dunia menjadi 159 Dunia dari 209 Negara per/desember 2014 atau peringkat ke 31 dari 49 negara di Asia dan peringkat ke 7 dari 11 negara di Asean, dan khusus untuk wilayah Asean, Timnas Indonesia masih lebih unggul dari Laos (160), Kamboja (179), timor Leste (185) dan Brunei Darussalam (198).sungguh merupakan perestasi yang sangat luar biasa.
- PSSI sudah ON THE TRACK
Nah….dengan kondisi pencapaiaan seperti tersebut diatas, tentunya Sepakbola Indonesia masih bisa dikatakan layak dan berprestasi seperti yang diungkapkan oleh ketua BTN La Nyalla ? pertanyaan berikutnya tentu apakah dengan berbagai parameter yang sudah disebutkan diatas masih "tidak masuk akal" jika kita katakan pernyataan dari La Nyalla yang menyatakan bahwa sepakbola Indonesia baik-baik saja dan lebih berprestasi dari cabang olahraga lain itu merupakan sebuah pernyataan yang salah ? tentunya tidak…..he…he….tapi tentu bagi masyarakat pecinta sepakbola Indonesia yang berfikiran jernih dan objective, juga tau pasti dan akan bisa menjawabnya semuanya dengan objective dan jernih pula……entahlah bro.......pusiinnnnnnngg...........selamat menikmati.
Borneo 24 Desember 2014
Salam Olah raga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H