Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Dilema Rangkap Jabatan Sekjen PSSI & CEO PT Liga

19 Februari 2015   22:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:52 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sumber foto : mediasepakbola.co

Selamat siang menjelang sore ………menyikapi apa yang terjadi dalam beberapa hari ini terkait dengan kisruh mundurnya jadwal Kick Off liga sepakbola profesional Indonesia Super Legue 2015 dari rencana semula yang sesungguhnya juga sudah molor dari rencana semual diawal Februari mundur ke tanggal 20 Februari kemudian sekarang mundur lagi menjadi ke tangggal 04 maret 2015 nanti, tentu ini menimbulkan banyak pertanyaan bagi kita semua yang intinya kok ini bisa terjadi ? katanya ini liganya professional ? dimana sudah barang tentu yang terlibat didalamnya juga para professional dibidangnya masing-masing tapi faktanya yang terjadi saat ini adalah ternyata semuanya masih jauh dari kata professional itu sendiri.

Sesuai dengan judul diatas “Dilema Rangkap Jabatan antara Sekjend PSSI & CEO PT.Liga” yang dijabat oleh orang yang sama mungkin sudah saatnya untuk dievaluasi oleh PSSI sebagai pemegang tampuk kekuasaan tertinggi persepakbolaan di negri ini kenapa begitu ? jelas kalau kita lihat lagi lebih jauh peran rangkap jabatannya yang selama ini dijalani Djoko Driyono sebagai sekjend PSSI dan CEO PT.Liga yang nota bene juga sebagai pemegang hak penyelengaraan kompetisi Liga ISL itu tentu akan membawa konsekwensi atau kepentingan yang berbeda diantara keduanya, bahkan mungkin bisa saja saling berseberangan terutama untuk kepentingan persepakbolaan Nasional kedepan, seperti dalam hal membuat aturan yang tegas semisal persoalan terakhir terjadi sebagaimana persyaratan administrasi kelengkapan klub yang diminta BOPI sebagai peserta liga proifesioanl justru sepertinya diremehkan oleh para klub begitu juga oleh PT Liga yang pada ujungnya beresiko liga menjadi tertunda, kalau kondisi ini dibiarkan terus menerus tentu akan mempengaruhi kinerja PSSI khususnya dalam usaha menegakkan aturan yang tegas  karena berada dalam dua posisi yang dilematis itu, mana kepentingan yang harus didahulukan antara kepentingan sepakbola Nasional atau Kepentingan PT Liga sebagai penyelengara kompetisi ?

Dan anehnya kalau kita ururt kebelakan dengan apa yang sesunguhnya terjadi dengan rangkap jabatan yang berbenturan kepentingan ini, sebetulnya berawal dari kongres tahunan PSSI di Surabaya tgl 17 Juni 2013 lalu, dimana kala itu Chief Executive Officer PT Liga Indonesia Djoko Driyono resmi diangkat menjadi Sekretaris Jendral PSSI dengan harapan akan mampu membawa organisasi ini ke arah yang jauh lebih baik, terutama dalam hal prestasi

Berikutnya setelah pengankatan itu Djoko Driyono pun berjanji akan segera menyampaikan penugasan baru itu kepada pemegang saham PT LIGA agar bisa secepatnya mencari pengganti dirinya sebagai CEO.PT. LIGA seperti yang disampaikannya dulu “Saya menjadi CEO PT Liga karena keputusan dari para pemegang saham yakni klub-klub, sehingga pergantiannya juga akan melalui RUPS“ katanya, tapi faktanya sampai saat ini masih belum terlaksana dan bahkan pada kongres tahun 2014 lalu masih tetap rangkap jabatan, pertanyaanya tentu apakah dengan kondisi seperti ini PSSI akan bisa bertindak professional dalam segala keputusannya terkait persepakbolaan Indonesia ke depan ?

Sungguh aneh bin ajaib ini bisa terjadi dalam sebuah Organisasi sebesar PSSI yang notabene bertindak sebagai Regulator Persepakbolaan di Negri ini, entah bagaimana pemahaman dari para pemegang saham PT Liga ataupun PSSI dengan poin “Conflict of Interest” yang toh nantinya akan menyulitkan posisi rangkap jabatan itu, jelas ini benar-benar sesuatu yang susah untuk diterima akal sehat tapi faktanya itulah yang terjadi di kepengurusan cabang olah raga yang paling banyak diminati ini, apakah alasan rangkap jabatan itu semata karena kurangnya sumber daya manusia ataukah ada agenda lain ? tak bisa dipungkiri bahwa rangkap jabatan tersebut merupakan posisi yang rawan akan penyelewengan karena adanya “conflict of interest” tadi, jadi jangan salahkan kalau timbul prasangka masyarakat, bahwa yang terjadi di PSSI saat ini adalah PSSI masih belum 100% berniat untuk melakukan pembenahan perbaikan total bagi persepakbolaan di negri ini

Kalau kita mau jujur para petinggi PSSI/PT Liga masih belum bisa berdiri di tengah sebagai pengayom klub, mereka masih berdiri miring atau lebih cendrung ke arah klub-klub tertentu yang dianggap loyalis seperti yang terjadi beberapa waktu lalu dengan memberikan berbagai keringanan/toleransi kepada klub seperti Persebaya, PSM atupun Perisja sementara untuk Persik Kediri dan Persiwa Wamena PSSI/PT Liga bisa/berani bersikap tegas dengan menurunkan kastanya serta tidak diikutsertakan dalan kompetisi musim 2015 ini dengan alasan kedua klub masih memiliki kelemahan dari segi finansial untuk mengarungi kompetisi nanti.

Untuk itu marilah kita sesama pecinta sepakbola Nasional sedikit berpikir pakai Rasio Normal apa betul hal ini tidak akan menyulitkan posisi Djoko Driyono sebagai sekjen yang nantinya bertindak atas nama PSSI pembuat berbagai kebijakan terkait pengelolaan Liga ?  termasuk juga seandainya terjadi pelangaran di kompetisi Liga yang notabene PT. Liga sebagai pelaksananya ? bagaimana bisa disatu pihak Djoko Driyono bertindak atas nama PSSI (Pengawas) dan dipihak lain  juga bertindak sebagai pelaku yaitu CEO PT. Liga (pihak yang diawasi) tentu yang akan terjadi adalah pengawas menindak pihak yang diawasi yang keduanya dibawah kendali badan atau pihak/orang yang sama dalam tanggung jawabnya. …he..he

Jadi intinya dengan adanya Rangkap Jabatan ini yang akan terjadi nantinya adalah tumpang tindih kewenangan, karena dalam Hirarki Organisasi, Pt. Liga sebagai Operator Kompetisi berada dibawah naungan PSSI pihak pembuat Regulator Kompetisi nah kalau Sekjennya juga merangkap CEO PT. Liga maka bisa dibayangkan pastinya akan sulit memposisikan diri atas kedua dua jabatan itu. apa tidak lebih baik kalau Djoko Driyono membuat pilihan  untuk menekuni satu jabatan saja agar lebih fokus dengan tanggung jawabnya terhadap kemajuan persepakbolaan daripada ujung-ujungnya dinilai jadi serakah mengangkangi dua Jabatan berbeda kepentingan yang pada akhirnya hanya menimbulkan kekacauan Organisasi belaka !

Tapi yah sudahlah……..terlalu menyita energi dan waktu rasanya kalau terus terusan membahas sisi negatif dari PSSI, pertanyaannya sekarang apakah kita sebagai warga Negara yang cinta akan negri dan persepakbolaannya sepakat untuk mendiamkan persoalan seperti ini dewngan membiarkan terus terjadi ?  bukankah dalam kondisi seperti ini PSSI harus dikawal dan dikritik dengan harapan agar bisa menjadi lebih baik, walaupun sesungguhnya kita berada diluar system, karena kalau tidak maka bersiaplah kita untuk melihat kelanjutan dari episode berikutnya berbagai kebijakan atau keputusan yang akan diambil PSSI/PT lIga, yang penuh dengan keragu-raguan atau serba salah diantara dua kepentingan ini……selamat menikmati.

Borneo 19 Februari 2015

Salam Olah Raga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun