Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Menanti Menpora Efek & Hal Positif Penundaan Liga ISL 2015

1 Maret 2015   05:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:20 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sumber foto : www.aremaday.com

Selamat malam semua……jujur ada sebuah pertanyaan besar yang mengganjal yaitu kenapa Kementerian Pemuda dan Olahraga menolak bersikap kompromi pada klub-klub peserta kompetisi liga terkait dengan penundaan Kick Off liga yang katanya menjadi sebuah ajang pesta rakyat Indonesia yaitu Indonesian Super League  musim kompetisi 2015 ini.

Mulai dari sikap penolakan 18 klub peserta liga dengan memproklamirkan Deklarasi Bandung pada 20 Februari lalu dimana isinya menolak keputusan Menpora dan BOPI dengan alasan yang dipakai adalah masih “kaset lama” yang diputar berulang-ulang yaitu FIFA melarang intervensi pemerintah dalam sepakbola dengan ancaman sanksi berat, bahkan sampai ada juga dengan yang menamakan dirinya kelompok Masyarakat Pecinta Sepakbola Indonesia (MPSI) yang mengancam akan melakukan demonstrasi besar-besaran kepada Menpora Imam Nahrawi jika saja Menpora tidak segera mengeluarkan izin pelaksanaan kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 ? Woww….. seperti yang disampaikan koordinatornya “Hari ini kami telah melayangkan surat protes dan desakan kepada Menpora Imam Nahrawi. Bila sampai Senin, 23 Februari, kami tidak mendapat kabar positif, kami bakal melancarkan aksi yang menuntut Presiden RI Joko Widodo agar mencopot jabatan bapak Imam Nahrawi dari kursi Menpora RI,” ujar Koordinator MSPI HM Zuchli Imran Putra usai memasukkan surat tersebut ke bidang Kesekretariatan Kemenpora Jumat (20/2) lalu yang sampai hari ini ancaman itu tak lebih dari bualan belaka, begitu juga dengan sikap Komisi X DPR RI sebagai komisi olahraga yang juga ikut-ikutan menyalahkan PSSI dan BOPI dengan mengatakan “Syarat-syarat itu tidak tepat untuk dipaksakan,” dan menambahakan “Syarat itu bisa dipenuhi sambil berjalan,” kata Ketua Komisi Teuku Riefky Harsya

Dari berbagai keberatan diatas tentu pertanyaanya apakah semua itu bisa dipercaya begitu saja ? apakah semuanya itu benar-benar keluar atas keinginan luhur agar terciptanya perbaikan kondisi persepakbolaan di negri ini ? atau mungkin juga agar terciptanya klub sepakbolaan yang benar-benar professional ? belum tentu bro…..dan menjadi wajar kalau pada akhirnya kita meragukan semuanya itu terutama untuk yang namanya MPSI karena bisa saja mereka digerakkan oleh para klub, begitu juga dengan respon dari anggota dewan yang terhormat itu karena kebanyakan dari mereka hanya memamfaatkan situasi untuk memburu popularitas dan pencitraan dirinya dengan muncul seakan-akan sebagai pembela padahal mereka tidak terlalu paham dengan apa yang dibelanya begitu juga dengan masalah yang terjadi.

Dan sepertinya kita juga tidak perlu lagi membahas atau mengulang-ulang lagi penyebab dari terjadinya semua ini, karena kita juga tau hampir dari semua pemberitaan menjadikan peristiwa itu sebagai berita utama di pemberitaannya, mungkin lebih baik atau penting bagi kita adalah melihat efek apa yang akan ditimbulkan dari sikap konsistensi atau keteguhan hati Menpora dalam mengeluarkan keputusannya tersebut membuka borok-borok klub dengan harapan agar bisa dibenahi dengan cara menegakkan aturan main sebagaimana persyaratan yang sudah dijelaskan dalam regulasi lisensi federasi sepakbola Asia (AFC) yang pada hakekatnya itu semua wajib dipenuhi oleh para klub untuk bisa tampil dalam kompetisi resmi, dimana dalam aturan tersebut klub juga diharuskan taat kepada hukum Negara atau dengan kata lain FIFA mewajibkan klub untuk patuh terhadap hukum Negara/Nasional seperti masalah pajak, kontrak dan status keimigrasian pemain, semuanya itu harus mengikuti national law atau hukum dari negaraa bersangkutan

Untuk itupun sepertinya kemenpora juga sudah siap dengan alibi yang akan dimunculkan oleh berbagai kubu-klub dan PSSI yang nantinya sama seperti biasa akan berlindung di balik kata “intervensi” milik FIFA yang memang diberitakan sudah mengirimkan surat ancaman/sanksi jika pemerintah mengintervensi terlalu jauh, tapi tentu hal itu bisa saja terjadi karena informasi yang diterima FIFA hanya bersumber dari satu pihak saja yaitu PT Liga/PSSI untuk itu Menpora pun seperti yang diberitakan menyampaikan bahwa “Kami akan kirimkan surat juga ke FIFA untuk menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Justru yang kami lakukan untuk menegakkan aturan dalam FIFA clubs licensing regulation,” dengan begitu Kemenpora dan BOPI pun akhirnya bertekat dan bersepakat untuk tidak akan ada kompetisi tanpa terpenuhinya syarat-syarat tersebut.

Semoga saja dengan penundaan kompetisi Liga ISL musim 2015 ini yang juga sekaligus menjadi gebrakan pertama dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dalam hal Menpora mereformasi bobroknya federasi sepakbola Indonesia dan juga ini menjadi lankah awal yang posisitif bagi persepakbolaan Nasional menuju sepakbola modern dan professional seutuhnya di negri ini, dengan begitu kedepan PSSI pun diharapkan tergerak hatinya untuk keluar dari zona nyamannya yang selalu berlindung dengan kata “intervensi” itu dan mau berbenah diri demi kemajuan persepakbolaan di republik ini, begitu juga dengan PT Liga semoga saja kedepan juga dapat lebih bersikap professional dalam menjalankan roda kompetisinya agar dikemudian hari nantinya tidak akan terjadi lagi hal-hal yang melenceng atau berada diluar regulasi yang ada, dimana kalau kita mau jujur, terjadinya hal-hal semacam ini tentu tak lain disebabkan oleh karena adanya posisi rangkap jabatan dari Djoko Driyono yang bertindak sebagai sekjen PSSI sekaligus CEO PT Liga, yang kalau diibaratkan sebelah kakinya ada di PSSI dan kaki lainnya ada di PT Liga sehingga pada akhirnya bingung sendiri dalam memutuskan mana pihak yang harus diawasi sementara disisi lain juga harus bertindak sebagai pihak pengawas atau pihak yang mengawasi……..selamat menikmati.

Borneo 28 Februari 2015

Salam Olah Raga

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun