4. Berubah untuk yang baru Dalam proses perkembangan, manusia selalu menyerap hal-hal baru, terutama yang berkaitan dengan kehidupan spiritual. Contohnya termasuk berita, surat kabar, majalah dan pengalaman baru. Pembelajaran di sekolah juga mencakup kegiatan penemuan, menyerap hal-hal baru secara bertahap dan terencana.
Secara umum, para profesional pembangunan yang berfokus pada unsur-unsur pembangunan menggambarkan pembangunan sebagai suatu metode yang berkelanjutan. seperti tumbuhan yang berubah semakin besar. Para ahli dalam bidang perkembangan yang menekankan faktor nature, sering mengibaratkan perkembangan sebagai rangkaian hierarki perkembangan, seperti tumbuh dari jentik-jentik menjadi nyamuk.
Ahli Teoretisi mekanik melihat pertumbuhan sebagai suatu hal yang terus menerus, serupa dengan orang berlari atau berjalan menuruni bukit. Mereka mengibaratkan perkembangan yang dibangun melalui tahapan yang setara, sehingga memungkinkan untuk memprediksi perilaku masa depan dari perilaku masa lalu. Serta telah lebih fokus pada perubahan kuantitatif, termasuk perubahan kuantitatif seperti ukuran tinggi badan, berat badan, kosa kata atau frekuensi komunikasi. Contohnya, ukuran bayi baru lahir sampai 6 bulan bervariasi. Pada umumnya pendekatan kuantitatif bersifat kontinyu.Â
Sedangkan para ahli teori biologi meniti beratkan pada perubahan kualitatif, yaitu perubahan macam, struktur atau organisasi. Mereka menilai bahwa perkembangan terjadi dalam berbagai jenjang, seperti orang melangkah menaiki tangga. Perubahan kualitatif berbentuk putus-putus, seperti halnya perubahan cara berpikir dari konkrit ke abstrak. Pada setiap tahap, orang menghadapi kesulitan yang berbeda dan menggapai keterampilan yang berbeda. Setiap tahap dibangun di atas tahap sebelumnya dan hal itu merupakan ke siapan untuk tahap berikutnya.
Referensi :
Gunarsa, Singgih. (2011). Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: Libri
Hildayani, rini dkk (2014). Psikologi Perkembangan Anak. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H