Mohon tunggu...
Hanifa Paramitha Siswanti
Hanifa Paramitha Siswanti Mohon Tunggu... Penulis - STORYTELLER

Penikmat kopi pekat ----- MC, TV Host, VO Talent ----- Instagram: @hpsiswanti ----- Podcast Celoteh Ambu

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Serunya Punya Anak Kinestetik

18 September 2020   22:29 Diperbarui: 18 September 2020   22:40 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teruslah bergerak! (sumber gambar: mykiddytracker.com)

Satu hal  yang saya ingat hingga saat ini, konsultan tes sidik jari tersebut mengatakan begini: 

"Anak kinestetik itu memang nggak bisa diam. Syukuri potensi itu. Namun orang tua harus siap bersabar dan menahan diri ketika anak ini memasuki usia  sekolah. Sistem pendidikan kita masih memandang anak pintar dan baik itu adalah anak  yang diam dan menurut untuk duduk rapi. Anak kinestetik nggak bisa seperti itu. Makanya  dia selalu identik dengan sebutan  'anak nakal' karena biasanya petakilan di dalam kelas."

Wow! Saya amat terkesima. Seketika ingatan kembali ke masa sekolah. Saya pribadi sebagai tipe pembelajar visual kinestetik, bisa  cukup anteng di dalam kelas  namun ada  kalanya juga penat jika harus  selalu duduk.

Di sisi  lain, beberapa teman saya yang nggak betahan di dalam kelas memilih kabur saat pelajaran atau agak 'membuat kegaduhan'  di dalam kelas dengan tingkah polahnya. Alhasil sebagian besar guru mencap mereka sebagai anak nakal.

Padahal mereka sebenarnya sungguh berbakat dan cerdas dalam hal olahraga, ekstrakurikuler,  maupun kegiatan lain yang memerlukan mobilitas. Saat itu, keterbatasan pengetahuan dan pikiran penyamarataan  potensi anak rupanya masih melingkupi para guru kami.

Belajar dari semua itu, saya memilih untuk mengikuti alur yang dibuat oleh Sang Maha  Kuasa. Saya fasilitasi anak untuk belajar dan berkembang dengan caranya sendiri. Saya bebaskan ia mengeksplorasi rasa ingin tahunya, menggerakkan otot tangan dan kaki sesuka hati lewat permainan atau olahraga, hingga berkeliaran bebas di lapangan luas (tentunya dengan tetap didampingi).

Alhasil saya dan suami jadi  semakin sehat karena selalu ikutan bergerak. Tentu saja ini jadi tantangan juga sih pabila virus mager alias males  gerak sedang melanda :D

Di usianya yang hampir menginjak empat tahun  sekarang, saya sudah mantapkan hati untuk tidak memasukkan dirinya ke sekolah biasa. Tampaknya sekolah alam atau sekolah dengan kurikulum holistik menjadi pilihan utama saya. Apakah teman-teman punya rekomendasi sekolah seperti ini khususnya di Bandung dan sekitarnya? Sampaikan dalam kolom komentar ya. ***

Hanifa Paramitha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun