Melalui berbagai pengalaman pelatihan pula, ia merasa memiliki semakin banyak pengetahuan. Hal itu juga berpengaruh pada metamorfosis produknya yang selalu dievaluasi untuk terus inovatif.
Selama lima tahun, tampilan brownies Nuala sudah berubah juga sebanyak 5 kali, lho! Dari ukuran per loyang, ukuran mini, hingga kemasan premium. Namun karena salah perhitungan, kemasan premium ini kurang laku di pasaran.
"Saat antarkan anak jajan ke warung, tetiba punya ide untuk bikin potongan brownies. Setelah membuat beberapa percobaan bahan dan desain, akhirnya terbentuklah brownies bar. Bentuk inilah yang bikin aku lolos beberapa seminar dan pelatihan bisnis," ujarnya.
Dari brownies Nuala 4.0 yang hanya menunjukkan tulisan, Rani kemudian menyempurnakannya lagi menjadi brownies Nuala 5.0 dengan tampilan yang lebih segar dan menujukkan idetitas. Ia menampilkan pula gambar dominan potongan brownies sesuai varian masing-masing di setiap bungkusnya. Menggoda!
Ngomong-ngomong, pernahkah Rani merasa stuck dan jenuh?Â
"Pernah, tapi aku punya kiat biar tetap semangat dan pantang menyerah. Aku bakal istirahat sejenak, jalan-jalan, makan, dan ngobrol sama temen wirausaha lainnya. Setelah itu maju lagi. Aku selalu ingat apa BIG WHYÂ kita saat menjadi entrepreneur," papar Rani yang juga gemar melakukan review jajanan.
Sekarang Rani fokus untuk menumbuhkan Nuala Kitchen agar lebih dikenal lagi. Ia menginginkan usahanya bisa semakin besar supaya bisa merekrut tim atau karyawan. Perempuan berkacamata ini memang masih melakukan segala sesuatunya secara mandiri dari produksi, riset, sampai pemasaran.
Rani juga berharap pemerintah dapat memberikan iklim yang kondusif buat dunia usaha untuk semakin dayakan UMKM. "Contohnya seperti ada kemudahan dalam mengurus legalitas," tuturnya menutup obrolan.
***
Hanifa Paramitha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H