Pernahkah terpikirkan dalam benak seperti apa nasib para produk elektronik bekas yang bertebaran di sekeliling kita? Tak perlu jauh-jauh hingga menempatkan televisi atau mesin cuci yang notabene ukurannya besar, lihat saja ponsel atau laptop yang tak tergunakan kembali. Atau justru komputer yang hadir lengkap beserta prosesor, mouse, dan keyboard.
Contoh di atas lebih mudah ditemukan apalagi jika mengingat kini dalam hitungan bulan saja, berbagai produk tersebut mengeluarkan seri terbarunya. Dengan tawaran fitur yang lobih baik serta kapasitas memori yang mumpuni, tak heran jika mayoritas orang merasa tergiur untuk memilikinya. Hal tersebut menimbulkan akan semakin bertumpuknya produk elektronik bekas.
Padahal kita tahu bahwa meskipun memiliki tingkatan berbeda, benda-benda tersebut masih memiliki radiasi. Apabila tidak ditangani secara cermat, bukan tak mungkin hal ini akan berdampak kurang baik bagi kehidupan ke depan.
Namun bukan berarti sampah elektronik tak bisa dimanfaatkan sedemikian rupa. Melalui Kundi Craft, Sugeng Riyadi membuktikan bahwa barang-barang ini masih dapat dipergunakan dalam wujud yang lain. Peluang usaha pun tercium dari dalamnya. Secara berdikari, Sugeng menyulap onderdil elektronik menjadi aksesoris unik yang punya karakter tersendiri.
“Awalnya untuk bikin proyek limbah, tapi nggak termasuk kerajinan. Saat itu saya hanya ambil bahan dasar seperti mesin yang bisa dijual. Namun banyak bagian yang bentukya masih bagus, sayang sekali kalau dibuang. Akhirnya dikumpulkan dan iseng dibuat jadi ring sebanyak 30-an. Ketika ditawarkan kepada teman-teman, ternyata antusiasnya bagus dan barang langsung habis,” ujar Sugeng.
Berawal dari tahun 2012, Sugeng telah menciptakan aneka benda lainnya dari pernak-pernak elektronik seperti kalung, anting, gantungan kunci, hingga frame foto serta akuarium dari monitor komputer. Bahkan pernah dalam rentang waktu setengah tahun pertama, berbagai aksesoris yang dibuatnya malah telah mencapai jumlah hingga 100 buah dalam rentang waktu 2 bulan. Ia memproduksi juga lampu dekorasi yang berbahan genteng dan botol.
“Semua benda elektronik di sekitar kita itu mengandung radiasi, apapun itu. Handphone juga walaupun mungkin kelihatan aman saja, itu juga memancarkan radiasi ke tubuh kita. Untuk mengatasinya, tanam saja tanaman lidah mertua karena ini bisa menyerap radiasi,” tutur Sugeng memberikan tips.
Di bengkelnya yang terletak di Bandung, Jawa Barat, Sugeng menambahkan bahwa hingga saat ini ia masih mengumpulkan sampah elektronik seraya juga mendaur ulangnya secara independen. Sugeng bahkan akan dengan senang hati membeli sampah elektronik yang ditawarkan kepadanya.
“Daripada menumpuk di rumah, mendingan untuk Kundi Craft saja. Sini saya beli,” sambung Sugeng sumringah.
Setiap Barang Punya Siklus Sendiri