Mohon tunggu...
Hanifa Paramitha Siswanti
Hanifa Paramitha Siswanti Mohon Tunggu... Penulis - STORYTELLER

Penikmat kopi pekat ----- MC, TV Host, VO Talent ----- Instagram: @hpsiswanti ----- Podcast Celoteh Ambu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hai Para Lelaki, Air Wudhu Bukan Satu-satunya Skincare Perempuan, Lho!

23 Juli 2020   19:35 Diperbarui: 23 Juli 2020   19:35 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi air wudhu (sumber gambar: laduni.id)

"Mahal banget sih perlengkapan buat bersihin wajah doang sampai jutaan gitu. Mubazir banget! Padahal pakai air wudhu aja cukup lho bikin  muka jadi cerah."

Demikian nyinyiran warganet dalam  kolom komentar salah seorang kawan di media sosial. Padahal kawan tersebut---yang kebetulan merupakan figur publik yang sering tampil di televisi---hanya menjawab pertanyaan warganet lainnya perihal merk skincare sehari-hari.

Ehm.. yang bilang skincare mubazir, mohon maaf nih.. lagipula itu semua dibeli pakai duit siapa ya? Apakah warganet se-Indonesia diminta patungan buat membelikan semua skincare dia? Bisa jadi mahalnya anggaran skincare tidak berpengaruh terhadap kebiasaan bersedekahnya kan? Lucu sekali memang jadi warganet di negeri +62 ini.

"Ngapain sih perempuan tuh mahal-mahal beli skincare. Istri saya sih saya suruh pakai air wudhu aja. Biar berkah. Dan yang penting mah gratis."

 Nah kalau ini komentar seorang rekan lelaki yang pernah saya jumpai. Respon saya cuma bisa bengong dan memutarkan bola mata aja. Saking takjubnya dengan pemikiran dia yang amat primitif dan pelit.

Well.. zaman itu berubah dan selalu bergerak. Salah satunya aja perawatan muka yang (pada masa  sekarang) nggak bisa sekadar terawat dari percikan air wudhu semata.

Di zaman serba instan dan penuh polusi serta radikal bebas kayak sekarang, skincare itu wajib hukumnya. Bukan sunnah lagi. Apalagi bagi kaum yang terbiasa beraktivitas.

Mungkin bagi kamu yang umurnya masih 20-an saat ini, bersyukur dikaruniai kulit kenyal, kencang, dan sehat dimana percikan air wudhu memang cukup untuk bikin muka segar. Tapi ingatlah wahai kisanak, kecuekan ini jangan pernah kamu pertahankan ketika menjelang apalagi udah kepalang menginjak usia kepala 3.

Jika momen itu terus menerus dibiarkan tanpa perawatan, niscaya di usia 40 tahunan, wajahmu tak lagi sumringah seperti saat di masa  kuliah. Tak akan sekinclong Ira Kusno, Najwa Shihab, atau Maia Estianty yang meski berusia di atas 40 tahun namun tetap seperti anak muda.

Seperti fase kehidupan, di penghujung masa umur 20-an,  kulit bakal menujukkan sisi kedewasaannya juga. Kulit muka yang tadinya  cerah ceria seperti senyuman personel girlband dan boyband Korea, kini mulai berubah.

Paparan debu dan polusi yang setiap hari numpang hidup di wajah bisa bikin kerutan.  Termasuk serbuan radikal bebas di masa sekarang juga benar-benar mengkhawatirkan.

Apabila hanya diguyur semata dengan air, ya gimana si debu dan polusi mau hilang. Wong menempel erat begitu dengan kulit wajah. 

Apalagi kalau tipe kulitnya berminyak. Debu dan polusi semakin nempel aja terus kayak parasit. Yaa mirip-mirip hubungan yang posesif gitu lah. #ehgimana

Kamu pasti masih ingat dong pelajaran IPA saat di sekolah perihal sifat air dan minyak yang nggak pernah bisa bersatu. Nah makanya kenapa bersihkan wajah tuh nggak cukup pakai air.

Bagi perempuan yang memasuki usia 30, skincare wajah nggak bisa deh cuma dengan cara berwudhu terus kemudian tidur. Perlu ada basic skincare dulu demi kulit muka tetap halus mulus kayak pantat bayi.

Ada milk cleanser, lanjut toner, terus sabun muka, barulah ditimpa pelembab. Itu dasar banget lho ya. Kalau ada yang punya kulit sensitif malah bisa lebih panjang lagi. Bisa ada face mist, serum, hingga krim siang dan krim malam yang punya kandungan berbeda.

Belum lagi kalau si empunya wajah merupakan tipikal perempuan aktif dinamis yang mesti ada di luar rumah.  Sunblock dengan SPF mumpuni, bedak anti muka berminyak, hingga lipbalm agar bibir tetap lembab juga jadi perlengkapan dasar yang wajib digunakan. 

Itu semua adalah  ikhtiar demi kesehatan kulit yang hakiki hingga akhir hayat lho. Dan ini baru DASAR ya, teman-teman.

Jika pekerjaannya menuntut untuk selalu tampil on, masih ada sederet perlengkapan make up yang harus dipakai. Paling sederhana sih foundation, bedak two way cake, pensil alis, eye shadow, eye liner, maskara, highliter, blush on,  dan lipstick. 

Daftar  ini bakal makin panjang kalau yang bersangkutan adalah seseorang yang mesti manggung atau tampil di televisi. Tetek bengeknya bisa satu  koper sendiri!

Nah terus membersihkan semua itu pakai apa? Apakah cukup pakai air wudhu doang? Wajah terpapar bahan riasan memangnya nggak harus dirawat? 

Muka yang setiap hari ketemu debu, asap knalpot bus kota, asap rokok sesama  penumpang di  angkot, sinar matahari, hingga muncratan bersin orang memangnya dibiarkan begitu saja?

"Istri saya mah ibu rumah tangga yang diam di rumah. Kan wajah dia nggak kena apa-apa. Jadi nggak perlu dong skincare segala?"

Ya bagus deh kalau istri sampeyan kerjaanya tinggal leyeh-leyeh saja dengan adanya ART.  Bisa tuh pakai air wudhu doang buat mencerahkan muka. 

Tapi saya nggak yakin golongan para suami yangberpikiran primitif dan pelit bakal mau menggaji ART buat meringankan beban sang istri. Tetap aja kan akhirnya istri nggak bisa berleyeh-leyeh ria.

Muka istri tetap berpotensi terkena  air cucian, debu lantai yang disapu,  kena asap masakan, cipratan minyak, serpihan terigu, percikan santan, butiran  garam, sampai muncratan air seni anak di kamar mandi.

Ketahuilah. Bahwa sejatinya kepuasan hati karena wajah kinclong berkat skincare itu adalah salah satu nafkah batin yang mesti dipenuhi. 

***

Hanifa Paramitha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun