Sejak masa pandemik Covid-19, aktivitas yang biasa dikerjakan secara fisik berbondong-bondong beralih menjadi digital. Termasuk walimah pernikahan. Tentu kamu sering mendapati tagar #AkadDuluAja di media sosial kan?
Menikah dengan hanya menggelar akad seakan menjadi tren kenormalan baru di masa sekarang.  Memang sih di beberapa kota  dan kabupaten sudah ada yang memperbolehkan hajatan resepsi pernikahan dengan syarat penerapan protokol kesehatan.
Namun tetap saja belum banyak pengantin dan wedding organizer yang berani untuk menggelarnya. Ini karena adanya risiko dari potensi kerumunan orang yang masih jadi alasan utama.
Persiapan Matang
Untuk bisa menyelenggarakan pernikahan secara virtual, tentu banyak banget persiapan yang harus digarap matang. Salah satunya adalah pemilihan host atau moderator. Kamu bisa pilih orang yang berpengalaman sebagai pewara alias MC yang biasa cuap-cuap.
Pastikan dia menguasai platform video  conference yang dipakai. Selain itu,  sang online host mesti bisa membagi peran secara sekaligus, yakni sebagai organizer (untuk pengaturan acara), partner (liasion officer bagi kamu dan pasangan), serta servant (untuk melayani audiens).
Membuat rancangan live streaming tentu memiliki area kerja yang berbeda dengan pembuatan live event. Kenapa? Karena seorang online host pernikahan bakal memandu di area yang lebih luas lagi,  yaitu:
- Pre Live. Di sini tentu harus  ada persiapan mumpuni. Konsep dan keinginan kamu sebagai pengantin juga harus dipahami dengan baik oleh online host. Ini supaya audiens bisa mendapatkan informasi yang jelas dan tontonan yang  keren.
- Live Event. Sepanjang acara, online host mesti mampu mengoperasikan piranti dan menjadi pemecah masalah apabila ada kendala. Doi juga harus bersiap jadi time keeper dan backup jika terjadi gangguan jaringan atau sinyal.
- Post Live. Nah inilah waktunya online host untuk mempersilakan partisipan memberikan umpan balik (feedback). Online host juga bisa mengomunikasikan segala sesuatu terkait acara pernikahamu kepada mereka. Kamu pun bisa meminta si online host sebagai jembatan untuk  berkomunikasi dengan audiens lho. Misalnya mengambil dokumentasi dengan cara mengajak foto bareng partisipan secara virtual, main games, atau sekadar menjawab percakapan yang diberikan, baik dalam mode private maupun public.
Kalahkan Gengsi
Selain persiapan serba serbi akad, pernikahan virtual juga butuh persiapan alat. Pelantang (mic), soundcard, kamera, laptop/ponsel, background, dan lighting adalah peralatan standarnya.
Selain peralatan tersebut, Â perlu diperhatikan juga urusan sinyal atau jaringan. Meskipun secara daring, segala sesuatunya tetap harus optimal kan?