Mohon tunggu...
Hanifa Paramitha Siswanti
Hanifa Paramitha Siswanti Mohon Tunggu... Penulis - STORYTELLER

Penikmat kopi pekat ----- MC, TV Host, VO Talent ----- Instagram: @hpsiswanti ----- Podcast Celoteh Ambu

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat di Masa Kenormalan Baru

12 Juni 2020   19:03 Diperbarui: 12 Juni 2020   19:08 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar dari tayangan Usee TV

Jumlah pengangguran itu  sudah meningkat, paling  tidak kita nggak terjerumus ke tingkat yang paling dalam.  Itu indikator keberhasilannya.

Berikutnya adalah pertumbuhan ekonomi. Selama setahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat hanya tumbuh 2, 7 persen. Biasanya  kita selalu tumbuh di atas  5 persen.

Oleh karena itu, menurut saya kalau bicara keberhasilan, paling tidak di triwulan ketiga nanti ekonomi kita bisa di angka 3,5-4 persen. Itu sudah luar biasa. Sudah bagus. Beda dengan kondisi selama triwulan pertama sampai bulan Maret. Saya nggak bisa bayangkan periode April-Juni, pasti kita anljok di bawah 2,7 persen.

Kalau kita bisa memperbaiki itu secara bertahap dengan protokol kesehatan yang baik, perhatian pengusaha yang konsisten, dan  juga tenaga kerja yang selalu menjaga mitigasi risiko  kesehatan, perkiraan untuk meningkat dari angka 2,7 persen itu bisa tercapai.

Terkait  pertumbuhan ekonomi Jawa Barat sebesar 2,7 persen, seperti apa prospek ekonomi Jawa Barat ke depan dan apa yang mesti dilakukan?

Kita perlu mengerakkan sektor-sektor utama yang jadi lokomotif ekonomi Jawa Barat. Contohnya manufaktur. Kontribusinya lebih dari 42 persen. Jadi hampir separuh ekonomi Jawa Barat tergantung dari industri manufaktur. Dan sekarang industri ini yang paling terdampak. Turunannya adalah produk tekstil.

Nah ini yang menurut saya secepat mungkin harus recover karena kontribusi sektor ini yang 42 persen. Begitu juga tenaga kerjanya. Kontribusi di sektor ini ada di urutan kedua setelah perdagangan, yaitu kurang lebih 14 persen.

Saya kira kalau kita bicara bagaimana recover, saya berharap sektor yang terdampak pandemik seperti manufaktur, perdagangan, jasa akomodasi, dan termasuk pertanian adalah sektor utama yang didorong.

Terkait daya beli masyarakat yang menurun, bagaimana solusi sistematis yang bisa dilakukan pemerintah untuk kembali meningkatkannya?

Daya beli masyarakat sebenarnya ada tekanan terutama dari kelompok yang terdampak. Tapi ini bukan hanya persoalan daya beli juga. Kalau kita lihat dari angka inflasi, tanggal 1 Juni lalu BPS Jawa Barat  merilis angka inflasi sebesar 0,11 persen.   Biasanya inflasi pada saat menjelang hari raya selalu dapat 1 persen.

Artinya masyarakat sekarang juga ada penyesuaian dalam konsumsi rumah tangga. Mereka lebih selektif membeli barang yg dibutuhkan saja karena ada ketidakpastian di depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun