Dimana dalam berbagai "Tourist Guide Book" nama Desa Tara-Tara dijelaskan sebagai "Pusat Seni dan Budaya Minahasa" dimana para wisatawan dapat melihat pertunjukan tarian tradisional Minahasa di ruang terbuka dengan pemandangan Gunung Lokon, Gunung Kasehe dan Gunung Tatawiran.
Untuk mengetahui penjelasan tentang Tara-Tara sebagai destinasi wisata, para wisatawan nusantara dan mancanegara membacanya lewat "tourist guide book" dan situs web pariwisata nasional dan Internasional.
Saat ini masih ada beberapa situs web pariwisata yang memasukkan Tara-Tara dalam daftar destinasi wisata antara lain: indonesiantravelbook.com , indahnesia.com , etm.pdx.edu , dan indonesiatouristinformation.com .
Laman situs-situs web pariwisata itu masih menampilkan tulisan: "Tara-Tara, 15 kilometers further southwest from Tasik Ria, this village has traditionally been the center of Minahasa culture and arts.
Traditional dances enthrall visitors at Kemer Garden. There are World War II at Japanese caves at the Ranowangko Dam, and the Kemer natural bathing spot nearby in the shadow of volcano Lokon, Mount Kasehe and Mount Tatawiran. Tara-Tara is easily reachable from Manado by public bus or taxi".
Akhirnya secara "de jure" dan "de facto" hari ini ternyata nama Tara-Tara sebagai destinasi wisata di Kota Tomohon pun telah hilang atau dihilangkan dalam "tourist guide book" Kota Tomohon dan digantikan destinasi wisata lainnya.
Kenyataan ini harusnya bisa membuka mata, telinga, pikiran dan hati dari seluruh warga dan orang Tara-Tara bahwa kejayaan pariwisata di Desa atau Wanua Tara-Tara telah menurun bahkan menuju hilang.
Harusnya seluruh elemen masyarakat Tara-Tara, baik yang berada di kampung ataupun di perantauan (di dalam dan luar negeri) bisa bersatu padu untuk mengembalikan kejayaan pariwisata Tara-Tara yang pernah terjadi di masa lalu.
Dengan usaha yang sungguh-sunguh, kerjasama dan kolaborasi dari semua pihak untuk menggerakkan dan menghidupkan kembali seni budaya tradisional khas Minahasa maka nama Tara-Tara akan kembali dikenal oleh dunia pariwisata sebagai Pusat Seni dan Budaya Minahasa. Semoga !!!
Oleh: H. Alvy Pongoh SE MM, salah seorang Cucu dari Alphius Wenas Pongoh, Hukum Tua Tara-Tara (1933-1946) dan selaku Sekretaris ESANUATA se-Jabodetabek.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI