Mohon tunggu...
H. Alvy Pongoh
H. Alvy Pongoh Mohon Tunggu... Konsultan - Traveller & Life Learner

I am a very positive person who love to do the challenge things and to meet the new people. I am an aviation specialist who love to learn, share, discuss, write, train and teach about aviation business and air transport management.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kembalikan Desa Tara-Tara sebagai Destinasi Wisata Unggulan Sulawesi Utara

22 Mei 2020   11:15 Diperbarui: 22 Mei 2020   11:21 1577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persawahan Desa Tara-Tara dengan latar belakang Gunung Lokon (foto dokpri)

Dari asal bunyi rumput di rawa rawa itu, kemudian ditambahkan huruf a dibagian akhir menjadi Taza-Taza dan akhirnya oleh Hukum Tua (Kepala Desa) yang bernama Wilar menyebut nama Desa Tara-Tara.

Riwayat Desa Tara-Tara pada masa Hukum Tua Wellem M. Pongoh (1916-1933), statusnya adalah Onder District Tombariri, dengan kantor Hukum Kedua berada di Tara-Tara.

Pada masa Hukum Tua Alphius Wenas Pongoh (1933-1946), sejak tahun 1946 Tara-Tara masuk di wilayah District Tomohon yang kemudian hari berkembang menjadi Kecamatan Tomohon di wilayah Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.

Hukum Tua Tara-Tara Alphius Wenas Pongoh (foto dokpri)
Hukum Tua Tara-Tara Alphius Wenas Pongoh (foto dokpri)

Anak laki-laki dari Hukum Tua A.W. Pongoh yang bernama Jan Herman Marinoya Pongoh sejak tahun 1971 sudah mulai mengundang para wisatawan asing untuk berkunjung ke Desa Tara-Tara. Saat itu J.H.M.

Pongoh mengajak warga negara asing yang menjadi Students Missionary di Sekolah Tinggi Klabat (kini bernama Universitas Klabat) untuk datang ke Tara-Tara dan menyaksikan tarian Katrili dan Lansei.

Mr. & Mrs. Lundstrum, warga negara Swedia pada sekitar tahun 1972 dengan didampingi oleh J.H.M. Pongoh berkunjung ke Tara-Tara untuk melihat keindahan pemandangan alam.

Selain itu juga untuk menyaksikan penampilan tarian Katrili, Maengket dan Kawasaran. Mereka juga mengunjungi jurang Tamu'pu yang ada di perbatasan Desa Tara-Tara dengan hutan Tincep.

Alo Runtuwene dan J.H.M. Pongoh mulai tahun 1973 bersama-sama berkolaborasi untuk menjadikan Tara-Tara sebagai Desa Pariwisata dan didukung oleh Hukum Tua serta warga desa Tara-Tara. Usaha dari kedua anak Desa Tara-Tara itu pun didukung oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Gubernur Sulawesi Utara.

Akhirnya pada tahun 1974 Direktur Jenderal Pariwisata dari Jakarta datang berkunjung ke Tara-Tara dan menetapkan Tara-Tara sebagai Desa Pariwisata.

Jadilah sejak tahun 1974 hingga tahun 1995an Desa Tara-Tara termasuk sebagai Destinasi Wisata Unggulan dari Kabupaten Minahasa dan Provinsi Sulawesi Utara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun