Mohon tunggu...
Howi Greenday
Howi Greenday Mohon Tunggu... -

bekerja sebagai pelukis\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pelukis Is Dead? (...In The Age Of Mechanical Reproduction)

5 September 2013   12:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:19 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_263900" align="aligncenter" width="494" caption="she ...60 x 100cm acrylic on canvas"][/caption] dear all,... barusan ke tempat pembuatan figura utk pesan figura....yg menarik adalah di tempat pembuatan figura dan sekaligus tempat "art galery" tersebut yg biasanya banyak lukisan di gantung di dindingnya namun kali ini saya lihat banyak lukisan yg sudah di copot dari show room nya,,...kemudian ditumpuk di gudang.berdebu,kusam dan ada jaring laba-labanya...tak ter-urus. ya sekarang dinding nya banyak di gantung karya-karya bermediakan digital print...bukan sembarang digital print, tapi langsung di import dari china,...kualitasnya grade A,..bagus banget kualitas cetaknya, almost real.bahkan ada yg langsung print on canvas!!..edan,..bahkan ada yg tiga dimensi. harga murah, kualitas bagus dan dengan cukup 300 ribu anda sudah bisa membawa le's demoiselles d' avignon dari picasso atau sun flower nya van gogh menuju dinding ruang tamu rumah anda, atau mau karya dari degas, eduard manet, claude monet, bahkan saya mendapati karya i nyoman masriadi!!!....edan. jangan-jangan taklama lagi karya para sesepuh seperti sudjojono dan affandi juga di reproduksi....ya..ya...di jaman canggihnya reproduksi karya seni hanya di reduksi sebagai penghias ruangan saja dan dekorasi,..hilang aura magisnya. tak perlu lagi menghargai perjuangan pelukis aslinya yg telah bertahun-tahun kerja keras utk menemukan gaya, melatih tehnik,menarik garis , mengolah warna dan tak perlu lagi cerita heroik  pelukis mengiris kuping kirinya lagi karena depresi.... cukup lewat keajaiban mesin print kita sudah bisa memiliki karya para maestro ke kumah anda utk sekedar dekorasi yg romantik. saya sempat berfikiran utk menggantungkan kuas,..it's broke my heart,.... dan memang belakangan ini profesi saya sebagai pelukis seperti seorang sisipus,..hanyalah kegiatan mencari  ekstase, yg nyaris laku tanpa tujuan,..hanya laku itu sendiri,... bangsat!!!!!,.......... ps: gambar illustrasi adalah karya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun