Dewasa ini, banyak orang yang mendonorkan atau mentransplantasi organ tubuh ke orang lain. Tentunya, hal ini biasanya dilakukan saat orang yang mau mendonor sudah meninggal dan orang yang akan didonorkan masih hidup, mungkin sakit atau salah satu bagian organnya tidak berfungsi sehingga mereka butuh seseorang untuk mentransplantasi organ.
 Jadi, biasanya orang yang sudah meninggal, tetapi organnya masih segar dan masih bekerja dengan baik, biasanya mereka berbuat baik untuk terakhir kalinya dan kemudian mau mendonorkan organ mereka untuk orang - orang yang membutuhkan dan mereka bisa menyelamatkan nyawa orang lain. Meskipun begitu, tetapi ada juga beberapa pendonor yang memang ingin mendonorkan organnya untuk orang lain dimasa hidupnya. Tapi, jika misalnya ada salah perhitungan, kemudian ternyata organ yang didonorkan tidak sehat, maka hal ini akan memungkinkan malah menjadi sarana untuk mentransfer penyakit, Kanker misalnya. Nah, apakah kanker bisa menular kepada orang yang menerima organ dari orang lain?
Pertama - tama, kita lihat dulu bagaimana kanker bisa menyebar. Penyebaran sel kanker di dalam tubuh dikenal dengan istilah "metastasis". Biasanya, kanker dimulai dari satu bagian tubuh tertentu, kemudian baru menyebar bisa sampai seluruh tubuh jika parah. Penyebaran kanker dimulai ketika sel - sel kanker memisahkan diri dari tumor awal, kemudian mereka menyerang jaringan normal yang ada di sekitarnya.Â
Dari sini, sel kanker kemudian berkembang biak dan mungkin bisa memproduksi senyawa - senyawa tertentu yang mulai merangsang pergerakan sel kanker ke tempat - tempat lainnya. Sel-sel kanker dapat menyebar melalui satu dari beberapa rute umum metastasis untuk menuju ke bagian - bagian tubuh yang lainnya. Dari perjalanan ini, hanya sedikit sel kanker yang dapat lolos, atau bahkan tidak ada, karena sel - sel kanker akan dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh manusia. Hanya sedikit yang dapat selamat dan kemudian membentuk sel baru.Â
Setelah berhasil sampai di tempat yang baru, barulah sel - sel kanker ini mulai berkembang biak dan membentuk tumor - tumor kecil yang sering disebut micrometastases. Kelompok tumor - tumor kecil ini kemudian bergabung dan bertumbuh menjadi sel tumor "dewasa", dan kemudian menyelesaikan proses siklus metastatik.Â
Ternyata, sel - sel kanker metastatik membawa karakteristik (sifat) yang mirip dengan sifat sel induk, bukannya menyerupai ciri sel - sel di tempat baru dimana kanker metastatik ditemukan. Dokter biasanya bisa mengerti apakah kanker telah menyebar dari sel induk atau sel kanker yang ditemukan benar - benar baru adalah dari pengamatan yang dilakukan ini.Â
Dalam perkembangan sel kanker, metastasis adalah faktor paling utama, atau bisa disebut kanker metastatik adalah kanker yang lebih banyak membunuh manusia dibanding kanker dengan tumor lokal. Seorang pembedah inggris, Stephen Paget berteori, bahwa sel kanker hanya menyebar ke lokasi yang memiliki karakteristik yang mirip dengan sel induk. Sel kanker sulit bertahan di lingkungan yang benar - benar baru. Lalu, orang seperti apa yang lebih mudah menderita kanker?Â
Orang dengan riwayat kanker atau kanker aktif biasanya lebih mudah terkena kanker, tetapi tingkat kemampuan penyebaran sel kanker berbeda satu sama lain. Ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan dari metastasis sel kanker ini, yaitu Sifat - sifat dari sel kanker, perubahan genetik tertentu, dan juga sistem kekebalan tubuh dalam menghilangkan sel-sel kanker. Ke mana sel kanker akan menyebar juga tergantung pada jenis, ukuran, dan di mana awal mula sel kanker berkembang dalam tubuh.
Dengan teori perpindahan sel kanker diatas, penulis akan berpendapat bahwa, jika seseorang mentransplantasi organnya, dan penerima kemudian terkena kanker, hal itu mungkin dan bisa saja terjadi. Tetapi semestinya, hal ini akan sangat jarang terjadi, karena pasti, sebelum organ akan di transplan atau di pindahkan dari satu orang ke orang lain, pasti organ orang ini akan di cek terlebih dahulu.Â
Tidak mungkin begini: semisal ada orang yang akan memindahkan organnya ke orang lain, tetapi ia memiliki penyakit yang menyerang organ tersebut. Semisal jantung. Maka, pihak kedokteran tidak mungkin tetap memindahkan organ yang tidak sehat tersebut ke orang lain, karena organ tersebut bisa jadi malah menambah penyakit penerima. Jadi, seharusnya jika seseorang terkena penyakit setelah menerima organ, pastinya bukan dari kesalahan dari pihak medis.Â
Jika semisal seseorang ingin mendonor organnya kepada orang lain dan menyelamatkan orang lain, tetapi ia memiliki penyakit semisal diabetes, maka hal itu juga akan membatalkan niatannya untuk mendonorkan organnya, karena sudah pasti, di pihak kedokteran tidak akan menyetujuinya. Jadi, kemungkinan kedua ini juga tidak mungkin terjadi. Tapi, kedua kemungkinan tersebut masih tidak menutup kemungkinan bahwa seseorang yang mendapatkan transplan organ bisa terkena penyakit setelah mendapatkan transplantasi organ dari orang lain. Orang yang mendapatkan transplantasi organ dari orang lain tetap masih ada kemungkinan bisa terkena penyakit baru atau bahkan kanker.Â