Minggu, 01 November 2015 mahasiswa/I UNJA yang tergabung dalam Tanoto Scholars Association Jambi mengunjungi anak – anak jalanan dan marginal yang ada di Kampung Flores, Dekat Danau Sipin. Disana TSA Jambi melihat langsung proses bimbingan belajar gratis yang diadakan oleh Komunitas Bersama Rangkul Anak Bermimpi (Bara Api). Komunitas ini merupakan kumpulan Volunteers (kebanyakan pemuda/i) yang memiliki kepedulian terhadap perbaikan pendidikan anak – anak jalanan dan marginal di Jambi yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah setempat.
Tepat pukul 15:26 WIB, TSA Jambi memasuki salah satu rumah warga yang menjadi basecamp dari kegiatan pengajaran gratis oleh para pembara (Sebutan untuk para volunteers yang bergabung di Bara Api). Teriakan anak – anak yang menyebutkan alphabet dalam bahasa inggris menjadi ucapan selamat datang yang diterima oleh TSA Jambi saat memasuki basecamp ini. Mereka terlihat sangat ceria dan sedikit terkejut akan kehadiran TSA Jambi dalam proses belajar mengajarnya. Anak – anak ini sedikit malu – malu ketika TSA Jambi mengundang mereka untuk memperkenalkan diri, selain memperkenalkan diri TSA Jambi juga memperkenalkan Tanoto Foundation pada para Anjal ( Anak Jalanan) ini.
Tujuan Bara Api adalah membantu memperbaiki pendidikan di Kota Jambi, khususnya untuk anak – anak jalanan dan marginal.
“Kami tidak muluk-muluk, kami hanya menginginkan jika hari ini ada 1 anak yang kembali bersekolah, mungkin besok bisa bertambah lagi menjadi 2 atau bahkan 3, intinya agar setiap pribadi itu sadar bahwa pendidikan itu penting. Sahut salah satu Founder of Bara Api, Kak Suci Armand.
Kunjungan TSA Jambi ke kampung Flores adalah untuk menyatukan visi dan misi antara Komunitas Bara Api dan Tanoto Foundation, yang memang sama – sama bergerak di bidang social pendidikan. Kunjungan ini dimaksudkan untuk mengadakan kolaborasi antara Bara Api dan TSA Jambi dalam mendampingi anak – anak ini nantinya. Banyak pengalaman baru yang TSA Jambi dapatkan dari kunjungan yang dilakukan hari itu.
“Saya termotivasi untuk menjadi bagian dari perubahan pendidikan di Jambi, hal yang akan saya lakukan adalah bergabung bersama Bara Api dan TSA jambi. Mungkin hal yang saya lakukan ini kecil tapi jika nanti itu juga dapat memotivasi yang lain seperti saya yang juga termotivasi, mungkin akan lebih banyak lagi yang tergerak hatinya! Tidak ada yang taukan tindakan kecil bisa juga berdampak besar. Saya kagum dengan komunitas ini” kata salah satu anggota dari TSA Jambi.
Keterbatasan jumlah anggota yang dimiliki oleh Komunitas Bara Api menjadi salah satu kendala yang mereka hadapi dalam menjalankan programnya. Selain itu, para pembara juga harus siap untuk menerima tanggapan buruk dari beberapa keluarga yang belum sadar akan pentingnya pendidikan bagi setiap anak. Tidak jarang pula, para pembara harus ikut masuk dalam masalah social yang dilakukan oleh Anjal (Anak jalanan) ini. Banyak dari Anjal ini yang juga memilki masalah social di lingkungan mereka, yang mengharuskan para pembara untuk ikut membantu menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Dengan mengetahui segala kendala ini, TSA Jambi bertekad untuk mengadakan kolaborasi agar dapat mengurangi permasalahan yang dihadapi oleh para pembara dan menjadi bagian dari perubahan pendidikan di Jambi.
Pertemuan ini mencapai kata sepakat bahwa Komunitas Bara Api menerima TSA Jambi untuk melakukan pendampingan terhadap anjal ini. Pada akhir kegiatan serentak semua tangan berkumpul dan mengatakan “Mereka tidak hanya bermimpi tapi harus berlari” sebagai bentuk apresiasi untuk penutupan seluruh rangkaian kegiatan yang diadakan dihari itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H