Mohon tunggu...
Hotma Siregar
Hotma Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Staf Tim Digital di salah satu penerbitan nasional

Saya tertarik mengamati isu-isu politik & ekoomi global serta mengikuti dinamika politik nasional. Saya juga memantau strategi ciamik klub-klub papan tengah di Liga Primer Inggris.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Dilema Gibran Rakabuming Antara Cawapres Prabowo Subianto atau Cawapres Ganjar Pranowo

18 Oktober 2023   08:25 Diperbarui: 18 Oktober 2023   08:53 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Jalan Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden (cawapres) di Pemilihan Presiden 2024 terbuka lebar. Hal ini setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengabulkan permohonan penguji UU Nomo7 Tahun 2014 terkait batas usia capres dan cawapres. MK menyatakan batas usia capres-cawapres tetap 40 tahun kecuali sudah berpengalaman sebagai kepala daerah. "Mengabulkan permohonan pemohon untuk sebagian," kata Ketua MK Anwar Usman di Gedung MK, Jakarta  Pusat, Senin, 16 Oktober 2023.

Meski Gibran Rakabuming, 36 tahun (kelahiran 1 Oktober 1987), terhalang syarat harus berusia minimal 40 tahun untuk jabatan presiden dan wapres, tapi Walikota Solo ini lolos untuk syarat lainnya yakni berpengalaman sebagai kepala daerah. Karier putra sulung Presiden Joko Widodo ini pun akan melejit ke pentas nasional tanpa harus menjalani periode kedua walikota atau mencicipi jabatan gubernur.         

Plus Minus Gibran sebagai cawapres Ganjar Pranowo

Meski publik lebih sering membicarakan wacana Gibran sebagai cawapres Prabowo , namun peluang pengusaha kuliner ini mendampingi capres Ganjar Pranowo masih terbuka. Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengaku tak mempermasalahkan ihwal isu Gibran Rakabuming akan mendampingi Prabowo dalam Pilpres 2024. Puan mengembalikan keputusan untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2024 kepada Gibran. "Tinggal yang dipinang mau atau enggak gitu aja. Ini kan baru berandai andai," katanya.

Jika menoleh ke belakang dalam sejarah pilpres langsung sejak 2004, belum pernah terjadi pasangan capres dan cawapres berasal dari parpol yang sama. Pada Pilpres 2004, SBY yang diusung Parrai Demokrat menggandeng Jusuf Kalla (JK) kader Golkar yang kelak menjadi ketua umum. Sedangkan di Pilpres 2014, Jokowi yang menjadi jagoan PDIP menggaet JK dengan atribut sebagai eks wapres, mantan ketua umum Golkar dan tokoh Nahdlatul Ulama (NU).

Nilai plusnya pada duet Ganjar-Gibran yakni PDIP mampu menjaga kesolidan kader dan pemilih di akar rumputnya. Sedangkan nilai minusnya adalah koalisi ini minim dukungan parpol parlemen sehinga tak mampu memperluas dukungan dari basis massa lainnya. Hingga saat ini koalisi pendukung Ganjar terdiri dari empat parpol yakni PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo. Walau pun kekuatan elektoral PDIP terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur, tapi partai banteng ini lemah di Dapil Sumatera, Sulawesi, dan Jawa Barat.  

PDIP diperkirakan tetap akan menjadi pemenang Pileg 2024 dan mencetak hattrick sebagai pemenang sejak 2014. Namun tiga parpol lainnya dalam koalisi Ganjar sepertinya belum mampu menjadi parpol menengah (dengan perolehan minimal 50 kursi) yang bisa menopang PDIP sebagai parpol pendukung utama.

PPP yang mengalami konflik internal sejak lima tahun lalu diyakini tidak akan memberikan sumbangan electoral yang berarti karena Partai berlambang kabah ini cenderung mengalami penurunan suara dan kursi sejak dua pileg terakhir. Pada pileg 2014, PPP mendapat 39 kursi sedangkan pada 2019  PPP hanya meraih 19 kursi atau kehilangan 20 kursi.  Bergabungnya eks Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno sebagai Kepala Badan Pemenangan Pemilu PPP mungkin akan mendongrak perolehan kursi PPP minimal seperti Pemilu legislatif  2014.

Begitu juga Hanura yang sempat memiliki wakil di DPR di 2009 (17 kursi) dan 2014 (16 kursi) namun absen di 2019 dan diprediksi mengalami hal yang serupa di 2024. Sedangkan Perindo yang untuk kedua kalinya bertarung di Pileg, diproyeksi akan memiliki fraksi tersendiri di DPR, tapi jumlah anggotanya tidak akan signifikan. 

Plus Minus Gibran sebagai cawapres Prabowo Subianto

Dari ketiga kandidat capres, Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung capres Prabowo Subianto bisa dibilang tambun karena didukung 4 parpol parlemen yakni Gerindra, Golkar, Demokrat, dan PAN dan 4 parpol non parlemen (PBB, Garuda, Gelora, dan Prima). Jumlah kursi keempat parpol parlemen KIM sebanyak 261 atau 45% dari total 575 kursi. Jumlah ini melampaui koalisi Ganjar (147 kursi) dan Koalisi Perubahan (167 kursi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun