Selama berbulan-bulan, aku dan Aisyah terus berbagi cerita, tawa, dan air mata. Kami menjadi teman dekat dan saling mendukung satu sama lain dalam setiap tahap kehidupan. Dia adalah seseorang yang selalu mengingatkan aku akan pentingnya berpegang teguh pada nilai-nilai agama dan menjalani hidup dengan integritas.
Aisyah juga mengajarkan aku bahwa cinta bisa hadir dalam banyak bentuk, dan cinta pada Tuhan adalah yang utama. Suara merdunya yang menyentuh hati adalah bentuk cinta pada Tuhan yang dia bagikan dengan setulus hati. Dia membantu aku memahami bahwa cinta adalah kekuatan yang bisa mempersatukan kita dan memberi kita tujuan dalam hidup.
Kami berdua telah menghadapi berbagai cobaan dan perubahan dalam hidup kami, tetapi persahabatan kami tetap kuat. Aisyah adalah seseorang yang selalu ada dalam keadaan baik dan buruk. Dia adalah pendukung sejati, sahabat setia, dan panutan dalam hidupku.
Pertemuan kami di Cimindi, di acara sholawatan yang tak terduga, telah membawa sebuah melodi cinta yang tak pernah pudar. Aisyah, dengan kecantikan, suara merdunya, dan sifat perlindungannya, adalah anugerah dalam hidupku. Meskipun waktu terus berjalan, melodi cinta yang dia bawa dalam hidupku akan selalu berkumandang, mengingatkanku akan kebaikan dan cinta yang ada di dunia ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H