Sang Kiyai Kampung, teladan bijak,
Di pondok pesantren, hidup yang tulus.
Berpakaian putih, sorban di kepala,
Ilmu dan kebijakan, diterapkan dengan jelas.
Dalam keheningan malam dan subuh yang dingin,
Kiyai mencari petunjuk dari Kitab Suci yang keramat.
Doanya merdu, seperti melodi suci,
Mengalir dalam keheningan, menuju Tuhan yang Mahakuasa.
Sang Kiyai Kampung, pandai memberi nasehat,
Membimbing santri dengan cinta dan kasih.
Mereka adalah bunga yang mekar di taman pesantren,
Kiyai adalah tangan yang lembut, menyiram dengan hikmah.
Pagi-pagi buta, dia sudah bangun,
Membaca Al-Qur'an, menuntun jalan.
Membacakan ayat-ayat, mendidik hati,
Kiyai Kampung, penerang dalam gelap.
Di bawah pohon beringin yang rindang,
Kiyai berbicara, ilmu diberikan.
Mengajarkan agama, moral, dan etika,
Mengukir akhlak mulia, seperti permata yang bersinar.
Sang Kiyai Kampung, jiwanya penuh perjuangan,
Membangun pesantren dari nol dengan ketulusan.
Tak kenal lelah, tak pernah menyerah,
Pondok pesantren tumbuh, seperti bintang yang bersinar.
Kiyai Kampung, teladan yang agung,
Pandai berdakwah, memberi contoh yang jelas.
Melalui perjuangannya, pesantren berkembang,
Menyinari jiwa-jiwa dengan cahaya yang tak terpadamkan.
Puisi ini adalah penghormatan kita,
Untuk Sang Kiyai Kampung yang mulia.
Semoga perjuangannya selalu diingat,
Sebagai cahaya dan teladan di pesantren kita.
Dalam pesantren yang tenang dan damai,
Sang Kiyai berjuang tanpa mengenal lelah.
Dia mengajar tidak hanya teori,
Tetapi juga nilai-nilai dan praktik sehari-hari.
Sang Kiyai Kampung, hatinya lapang,
Menerima siapa saja, dari berbagai latar belakang.
Dia mengajarkan toleransi dan persaudaraan,
Sebagai pondasi yang kuat dalam kehidupan.
Saat musim hujan mengguyur tanah,
Sang Kiyai tetap berdiri, teguh dalam iman.
Dia memberikan perlindungan seperti payung,
Untuk melindungi santri dari badai kehidupan.
Dalam usia senja yang semakin tua,
Sang Kiyai tetap bersinar, seperti bintang di langit malam.
Dia merajut sejarah panjang pesantren,
Dengan perjuangan, ilmu, dan kasih yang tulus.
Sang Kiyai Kampung, pahlawan tanpa tanda jasa,
Dalam hati kita, namamu selalu abadi.
Terima kasih atas dedikasi dan cinta,
Kiyai Kampung, panutan kami yang mulia.
Puisi ini adalah penghargaan yang tulus,
Untuk perjuangan Sang Kiyai Kampung yang mempesona.
Semoga warisanmu terus bersemi dan bersinar,
Mengilhami generasi mendatang, menjadi cahaya yang kekal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H