Mohon tunggu...
hotdiana nababan
hotdiana nababan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Seorang pendidik yang sedang belajar menulis. hotdiananababan123@blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Artikel Utama

Mencegah Anak Supaya Tidak Bunuh Diri

21 Mei 2015   12:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:45 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maraknya pemberitaan kasus bunuh diri membuat saya prihatin sebagi guru dan ibu rumah tangga. Mulai dari anak SMA yang mulai belajar mengenal liku-liku hidup, mahasiswa yang seharusnya mulai berpengalaman hidup, ibu rumah tangga dan seorang polisi yang seharusnya  sudah kebal akan pahitnya hidup. Kecenderungan bunuh diri adalah sebuah penyakit jiwa yang seharusnya kita pelajari bersama gejala dan antisipasinya.

Saat bercerita terhadap anak didik bahwa ada siswa yang bunuh diri hanya karena putus dengan pacarnya, kontan mereka tertawa dan komentar  "pikiran pendek". Tetapi alangkah terkejutnya saya bahwa ternyata ada siswa di kelas yang sama harus berhenti dari sekolah karena tidak tahan menanggung malu sebagai akibat gagal bunuh diri. Memang ketika orang lain mengalami masalah seolahnya tampak mudah bagi kita. tetapi bila kita yang harus menghadapi masalah tersebut, apakah tampak kuat hanya dari luarnya saja atau memang sudah 'tahan banting' dari dalamnya.

Seorang ibu berperang penting mendidik anak 'mengelola kesulitan hidup' sejak dalam rahim. Bahwa masalah, penderitaan, kesulitan, kegagalan akan selalu mendera selama kita hidup. Tak bisa dihindari keculai belajar mengatasi semua itu. Langit tak selalu biru, tapi langit adalah biru.

Hal-hal kecil yang dapat dilakukan seorang ibu sejak dini adalah :

1. Biarkan dia menangis

Ibu sangat jeli membedakan tangisan kebutuhan atau tangisan rengekan. Misalnya menangis ketika ibunya akan berangkat kerja. Sering ibu tidak tega, memberi atau meluangkan sedikit waktu untuk meredakan tangisnya sehingga terlambat kerja. Bila sekali dua kali tidak ampuh maka ibu harus tega membiarkannya menangis. Mungkin sampai ia berhenti sendiri dan menyadari bahwa tangisannya tidak dapat memberhentikan ibunya. Ibunya harus bekerja.

Menangis karena ia terjatuh saat berjalan atau bermain.Bila tidak terluka parah biarkan ia bangkit sendiri jangan terburu-buru menggendong atau mengangkatnya.

Bila ia berteriak karena kesulitan melanjutkan permainannya, jangan langsung ibu yang menyelesasikan semua untuknya tetapi menemani dia mencoba lagi.

Menangis meminta mainan di pasar. Jangan langsung membelikan semua keinginannya apalagi karena desakan tidak tahan malu bila si kecil menangis di keramaian. Tidak semua hal harus dituruti terlebih bila yang dimintanya bukan kebutuhannya. Biarkan ia menangis sepanjang itu bukan melukai dirinya supaya jadi pembelajaran bahwa tidak semua hal harus dituruti. Bila hal itu terjadi alihkan kepada hal yang lain. Artinya bila ada masalah, tidak fokus pada masalah tetapi fokus pada  solusi.

2. Bahagiakan anak

Bahagiakan anak supaya tidak stres dan tahan terhadap tekanan. Langkap sederhana adalah sering-sering memberi pujian tulus, mencium atau memeluknya. Jangan memarahi, berteriak, mengabaikan atau membandingkannya dengan yang lain.

3. Selau ungkapkan rasa sayang

Ungkapkan bahwa dirimu dicintai, dirimu berharga. Orang yang akan bunuh diri selalu merasa hampa dan merasa dirinya tak dicintai, hidupnya tak berarti, tak berharga dan pantas untuk mati.

Kasih sayang positf dan membangun, jangan menerjemahkan sayang dengan memanjakan. Misalnya memakaikan pakaiannya padahal sudah usia enam tahun. Bila perlu beri dia tanggung jawab terhadap pekerjaan rumah seperti mencuci piringnya sendiri atau menyapu rumah.

4. Tanamkan nilia-nilai keagamaan

Bahwa ada kuasa yang luar biasa melebihi kuasa manusia. Manusia terbatas tetapi ada yang tidak terbatas. Bahwa bunuh diri adalah dosa yang tak terampuni. Hal ini menjadi penting karena maraknya pemberitaan kasus bunuh diri di media sehingga mengganggap bunuh diri adalah hal biasa, tidak masalah bahkan dipakai sebagai ajang untuk populer seperti yang diberitakan di http://regional.kompas.com/read/2015/05/19/2134219/Siswi.SMA.Rekam.Dirinya.Gantung.Diri.

Semoga langkah-langkah kecil ibu dapat menciptakan generasi cerdas emosi untuk bangsa Indonesia hebat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun