Tante Liza (No: 17)
Â
Pakde, apa kabar?
Kapan dikau kembali lagi ke Kompasiana? Lihat... Murid-muridmu sudah merinduimu. Saking rindunya bahkan ada yang tebar-tebar berita hoax semata tentang anu.. Itu lho Tante EM. Juga fitnah-fitnah tak penting lainnya.
Saya ngerti kok betapa dinginnya tembok penjara, sehingga dikau ngompasiana pakai topeng Pakde. Tapi kenapa gatal sekali dikau pengen kopdar segala? Kalau mau pakai topeng supaya ga dikenali sebaiknya pakai saja sampai selama-lamanya, sampai mati kalau perlu. Sehingga tak ada caci - maki untukmu begitu tahu bahwa kau adalah seorang koruptor.
Apa daya nasi sudah gosong. Tapi tenang saja. Murid-muridmu senantiasa setia menunggu kehadiranmu di sini. Tak peduli bahwa dikau seorang koruptor penjahat negara.Â
Denger-denger 2017 dikau  udah keluar? Mau ke Australia? Asyik yaaa? Gak sampe 30 tahun merasakan dinginnya jeruji besi. Halaaah... ga setiap hari juga kan di sana? Itu kan sekadar formalitas belaka. Betul tak?Â
Jujur saja saya tak akan peduli bila di belakang akunmu adalah pelacur. Tapi tidak untuk koruptor. Tak ada tempat di hati saya untuk pengeruk duit negara. Bahkan kalau dia ngguanteng sekalipun!Â
Ada salam cinta lho dari para murid setia. Katanya ay lop yu pull siapapun di belakangmu. Mau penjahat, mau koruptor, mau siapapun tak peduli. Lihat betapa cintanya mereka itu sama dikau kan Pakde?
Sekian titipan cinta dari para murid yang setia menunggu dan selalu merinduimu.. Oya, jangan lama-lama ya semedinya. Coba deh mulai rayu-rayu itu penjaga lapas, biar bisa main gadget lagi. Oke Pakde?Â
Â
______
Â
NB. Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community
Silahkan bergabung di FBÂ Fiksiana Community
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H