Bisa dikatakan, ARPANET sukses dalam mengerjakan tugasnya karena mampu menghubungkan empat komputer dari empat universitas yang berbeda. Dari sini, muncul ide-ide untuk lebih mengembangkan jaringan tersebut.
Setelah banyaknya penelitian yang dilakukan, ditemukan sebuah problema yaitu protokol yang dipakai oleh ARPANET belum sesuai untuk diaplikasikan pada jaringan ganda.
Penemuan masalah tersebut yang kemudian menjadi awal mulanya pengenalan model protokol TCP/IP dan juga istilah LAN atau Local Area Network.
Akan tetapi, tidak semua masyarakat umum bisa mencoba sensasi menggunakan jaringan ARPANET. Seperti yang kita ketahui bahwa ARPA hanya bekerja sama dengan universitas dan perusahaan tertentu.
Rasa ketidakadilan ini membuat sebuah yayasan bernama National Science Foundation (NSF) ingin bergerak untuk menciptakan jaringan yang bisa dipakai banyak orang. Jaringan maya tersebut dinamakan NSFNET dan sukses mencuri perhatian dalam waktu singkat.
Pada tahun 1993, TCP/IP dinyatakan sebagai satu-satunya protokol resmi dan di waktu tersebut, orang mulai memandang kumpulan jaringan internasional tersebut yang kemudian disebut Internet.
Selebihnya, keberadaan internet semakin dikenal dan diketahui masyarakat luas dengan munculnya aplikasi baru buatan fisikawan CERN Tim Berners-Lee yaitu World Wide Web.
Seperti yang kita tahu, WWW memungkinkan sebuah situs untuk mampu menyusun halaman yang berisi teks, suara, gambar, bahkan video.
Perkembangan dari internet terus meningkat dan mendapat respon yang baik. Hal ini dibuktikan pada tahun 1995, pertumbuhannya mencapai angka 3000 jaringan dan 200.000 komputer.
Kemunculan Jaringan Internet di Indonesia
Protokol internet pertama di Indonesia dimulai sejak Universitas Indonesia mendaftarkan protkol pertama mereka (192.41.206/24) pada tanggal 24 Juni 1988 (Gani, 2013).
Departemen Pos Telekomunikasi juga menunjukkan rasa dukungan mereka dengan menerbitkan izin bagi IndoNet sebagai penyedia jasa internet pertama.