Mohon tunggu...
Geraldo Horios
Geraldo Horios Mohon Tunggu... Lainnya - 没有人 v ホセ

menulis saat banyak pikiran

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mengapa PTPN Berambisi Kuasai Pasar Teh dan Gula Nasional?

5 Juni 2023   09:33 Diperbarui: 6 Juni 2023   16:49 2108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lama tidak terdengar, akhirnya nama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) mulai terangkat kembali di bawah kendali Erick Thohir selaku Menteri BUMN. Setelah pembentukan ID FOOD, aksi bersih-bersih juga dilakukan di PTPN untuk optimalisasi aset. Diketahui terdapat 14 PTPN dimana PTPN 3 merupakan induk usaha/holding perkebunan.

dapenbun.co.id
dapenbun.co.id

Komoditas yang ditanam PTPN meliputi kelapa sawit, karet, teh, kopi. tebu, tembakau, dan kokoa. Dari berbagai jenis komoditas perkebunan, PTPN sekarang terlihat fokus di teh dan gula. Mengapa PTPN berambisi menguasai pasar teh dan gula nasional?

Ketersediaan Lahan PTPN

kebun tebu PTPN III/istimewa
kebun tebu PTPN III/istimewa

Luas kebun teh PTPN sebanyak 30.017 hektar dari total luas kebun teh di Indonesia yaitu 107.905 ribu hektar. Sedangkan luas perkebunan tebu PTPN sebanyak 152.743 hektar dari total luas perkebunan tebu di Indonesia yaitu 488.900 hektar. Jika dilihat dari luas lahan teh dan tebu, PTPN sebenarnya tidak menguasai setengah dari total lahan.

Pembaca perlu mengingat bahwa Indonesia pernah jaya di industri gula dan teh pada masa kolonial belanda. Terkenalnya gula dari Indonesia sempat disebut sebagai emas putih di Inggris. Di puncak kejayaannya, pemerintah Hindia Belanda mampu menghasilkan 2,4 juta ton dengan luas hanya 196.592 hektar yang berarti produktivitas per hektar sebesar 14,7 juta ton. 

ptpn7.com
ptpn7.com

Nasib mujur juga terjadi pada teh di masa pemerintahan Hindia Belanda. Priangan sebagai lokasi teh pertama kali sempat disebut sebagai tambang emas hijau. Pada tahun 1941 terdapat 243 pabrik teh di Indonesia dengan luas kebun teh yaitu 104.481 hektar. Jika mengingat masa kejayaan itu, sebenarnya PTPN masih memiliki lahan yang dapat diekspansi dan melakukan peningkatan produktivitas.

Pertumbuhan Permintaan

goodstats.id
goodstats.id

Permintaan Teh

Secara global, tren peningkatan teh meningkat 6,79 persen atau sebesar USD 247,2 miliar. Meskipun demikian, permintaan teh untuk konsumsi domestik tidak naik secara signifikan. Produksi teh 2021 meningkat 13,45 persen dari 2020 sedangkan permintaan teh celup dalam negeri hanya meningkat 0,72 persen.

Diketahui PTPN berkontribusi 41 persen terhadap produksi teh dalam negeri. Mayoritas teh yang diproduksi PTPN diekspor karena permintaan domestik yang rendah. 

Oleh karena itu, Indonesia berkontribusi 2 persen terhadap total produksi teh dunia. Meskipun begitu, Indonesia juga masih mengimpor teh dari Vietnam dan ini menjadi salah satu peluang bagi PTPN untuk mengisinya selain orientasi ekspor.

Permintaan Gula

Berbeda dengan teh yang bertujuan ekspor, konsumsi gula di Indonesia sangat besar. Impor gula menyentuh 6,01 juta ton di 2022. Indonesia mengimpor gula untuk kebutuhan konsumsi (gula kristal putih) dan industri makanan minuman (gula kristal rafinasi). 

Permintaan gula domestik selalu meningkat setiap tahunnya yang didorong oleh peningkatan industri makanan dan minuman, dan selera masyarakat. Masyarakat Indonesia mulai terbiasa dengan makanan manis yang dilihat dari pertumbuhan industri kue dan minuman kekinian di Indonesia. PTPN berusaha mengambil peluang ini sekaligus mengurangi impor gula Indonesia. 

Kepadatan Persaingan

dok pribadi
dok pribadi

Persaingan industri teh celup di Indonesia cukup ketat. Ketatnya persaingan di setiap daerah berbeda karena beberapa produsen lokal turut hadir memeriahkan variasi produk. Produsen teh untuk skala nasional sekarang masih didominasi oleh Sosro, Sariwangi, dan Tong Tji. Kebangkrutan Sariwangi membuat pasar teh celup sekarang didominasi oleh Sosro dengan berbagai merek. 

Butong/dok pribadi
Butong/dok pribadi

Penulis memperhatikan persaingan teh celup di Kabupaten Medan (Alfamart) jauh lebih ramai dibandingkan persaingan teh celup di Kabupaten Bogor (Alfamart). Fenomena ini dikarenakan PTPN sudah mulai penetrasi pasar dengan beberapa produk seperti Butong tea yang berasal dari Simalungung. Pasar teh celup di Medan juga dimeriahkan oleh Mustika Ratu yang dulunya hanya fokus ke kecantikan. 

walini/dok pribadi
walini/dok pribadi

Persaingan industri gula juga tidak terlalu berbeda dengan teh. Beberapa merek yang terkenal adalah Gulaku (Sugar Group Companies), Gunung Madu (GMP), dan Rose Brand (Sungai Budi Group). Jika dilihat dari ketiganya, semuanya merupakan produsen nasional yang berasal dari Lampung. Di Medan sendiri ada pesaing seperti Walini, produk dari PTPN 2. 

PTPN mulai gencar penetrasi pasar produk teh (Butong dan Goalpara) dan gula (Walini) hanya saja belum terdistribusi dengan merata. Beberapa merek produk juga belum terlalu dikenal oleh masyarakat karena kurangnya promosi. Meskipun begitu, PTPN masih memiliki ruang untuk tumbuh dikarenakan besarnya permintaan teh global dan gula nasional. 

Menteri BUMN, Erick Thohir bahkan mengusulkan SugarCo (holding BUMN pabrik gula) agar PTPN unggul di industri perkebunan. Pertanyaannya, apakah produsen nasional seperti Sosro, Sariwangi, Gulaku, dan Rose Brand akan diam saja market share mereka diambil? Pembaca dan penulis akan melihat bagaimana daya saing PTPN ke depannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun