Diketahui PTPN berkontribusi 41 persen terhadap produksi teh dalam negeri. Mayoritas teh yang diproduksi PTPN diekspor karena permintaan domestik yang rendah.Â
Oleh karena itu, Indonesia berkontribusi 2 persen terhadap total produksi teh dunia. Meskipun begitu, Indonesia juga masih mengimpor teh dari Vietnam dan ini menjadi salah satu peluang bagi PTPN untuk mengisinya selain orientasi ekspor.
Permintaan Gula
Berbeda dengan teh yang bertujuan ekspor, konsumsi gula di Indonesia sangat besar. Impor gula menyentuh 6,01 juta ton di 2022. Indonesia mengimpor gula untuk kebutuhan konsumsi (gula kristal putih) dan industri makanan minuman (gula kristal rafinasi).Â
Permintaan gula domestik selalu meningkat setiap tahunnya yang didorong oleh peningkatan industri makanan dan minuman, dan selera masyarakat. Masyarakat Indonesia mulai terbiasa dengan makanan manis yang dilihat dari pertumbuhan industri kue dan minuman kekinian di Indonesia. PTPN berusaha mengambil peluang ini sekaligus mengurangi impor gula Indonesia.Â
Kepadatan Persaingan
Persaingan industri teh celup di Indonesia cukup ketat. Ketatnya persaingan di setiap daerah berbeda karena beberapa produsen lokal turut hadir memeriahkan variasi produk. Produsen teh untuk skala nasional sekarang masih didominasi oleh Sosro, Sariwangi, dan Tong Tji. Kebangkrutan Sariwangi membuat pasar teh celup sekarang didominasi oleh Sosro dengan berbagai merek.Â
Penulis memperhatikan persaingan teh celup di Kabupaten Medan (Alfamart) jauh lebih ramai dibandingkan persaingan teh celup di Kabupaten Bogor (Alfamart). Fenomena ini dikarenakan PTPN sudah mulai penetrasi pasar dengan beberapa produk seperti Butong tea yang berasal dari Simalungung. Pasar teh celup di Medan juga dimeriahkan oleh Mustika Ratu yang dulunya hanya fokus ke kecantikan.Â
Persaingan industri gula juga tidak terlalu berbeda dengan teh. Beberapa merek yang terkenal adalah Gulaku (Sugar Group Companies), Gunung Madu (GMP), dan Rose Brand (Sungai Budi Group). Jika dilihat dari ketiganya, semuanya merupakan produsen nasional yang berasal dari Lampung. Di Medan sendiri ada pesaing seperti Walini, produk dari PTPN 2.Â
PTPN mulai gencar penetrasi pasar produk teh (Butong dan Goalpara) dan gula (Walini) hanya saja belum terdistribusi dengan merata. Beberapa merek produk juga belum terlalu dikenal oleh masyarakat karena kurangnya promosi. Meskipun begitu, PTPN masih memiliki ruang untuk tumbuh dikarenakan besarnya permintaan teh global dan gula nasional.Â