Mohon tunggu...
Geraldo Horios
Geraldo Horios Mohon Tunggu... Lainnya - 没有人 v ホセ

menulis saat banyak pikiran

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengapa Jumlah Bank Banyak di Indonesia?

27 Januari 2023   04:30 Diperbarui: 27 Januari 2023   04:35 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut pandangan pribadi penulis, pernyataan akses bank yang belum merata ini menjadi pertanyaan yang cukup serius. Data LPS 2022, menyatakan bahwa baru 49 persen penduduk dewasa Indonesia yang punya rekening bank. Jumlah ini relatif kecil mengingat jumlah bank di Indonesia sebanyak 107 bank. 

Dari data tersebut, bisa menjadi pertanyaan "apakah masyarakat yang tidak menggunakan bank menyimpan uangnya di dalam rumah? atau "apakah masyarakat tidak ada urgensi memiliki rekening bank?" Jika pertanyaan condong ke nomor 2 berarti penduduk dewasa yang berada di level bawah cukup banyak. Terlepas ada 51 persen penduduk dewasa yang tidak memiliki rekening bank, jumlah masyarakat Indonesia pada 2022 didominasi oleh generasi angkatan kerja yang otomatis memerlukan rekening bank. 

Pertumbuhan penduduk setiap tahunnya dan mayoritas penduduk yang didominasi anak muda akan menjadi momentum bagi bank untuk mengaet konsumen baru. Meningkatnya konsumen dan simpanan uang di rekening akan meningkatkan laba bersih dan berujung pertumbuhan bank setiap tahunnya. Akses bank yang belum merata memberikan peluang bagi bank untuk bertumbuh.

Pasar Indonesia Memikat

agen.bri.co.id
agen.bri.co.id

Faktor terbesar mengapa bank luar negeri mengakuisisi bank lokal di Indonesia adalah pasar Indonesia yang memikat. Beberapa bank yang berhasil mengambil momentum ini adalah Bank BRI dan Bank BCA. Bank BRI (Bank Rakyat Indonesia), sesuai dengan namanya bank ini sangat dekat dengan rakyat dan terutama rakyat yang memiliki UMKM. Bank BRI tercatat sebagai penyalur KUR (Kredit Usaha Rakyat) terbesar yaitu Rp 909 triliun dari rentang tahun 2015 - 2022. 

Berbeda dengan Bank BRI, Bank BCA sangat identik dengan korporat dan upper level. Mayoritas pelanggan BCA merupakan korporat besar dan masyarakat menengah ke atas. Jika melihat aplikasi Bank BCA, aplikasinya tetap menggunakan UI sederhana agar pengguna BCA yang mayoritas "orang tua" dapat menggunakan dengan mudah. Meskipun sudah identik dengan masyarakat menengah ke atas, nyatanya BCA juga mampu menarik masyarakat menengah ke bawah melalui pelayanannya. Bukan rahasia lagi bahwa satpam BCA sangat ramah, keramahan pelayanannya bahkan menjadi perbincangan di media sosial. 

Daya tarik pasar bank juga terlihat pada setiap daerah di Indonesia. Jika ditelusuri, hampir semua daerah memiliki bank lokal atau daerah seperti Bank SUMUT, Bank BJB, Bank Kaltimtara, Bank Papua, dan lainnya. Bersaing dengan bank daerah melalui akuisisi pengguna bank sudah menjadi hal wajar di Indonesia. Pertumbuhan bank komersial yang awalnya untuk perseorangan dapat beralih ke penyaluran KUR dan layanan lainnya.

Segmen Perseorangan, UMKM, Korporasi, dan Prioritas menjadi segmen yang pertumbuhannya selalu meningkat di Indonesia. Jumlah orang kaya di Indonesia meningkat setiap tahunnya. Jumlah UMKM yang naik kelas dan korporasi yang semakin besar meningkat setiap tahunnya. Pertumbuhan semua segmen seiring perubahan kelas Indonesia dari negara berpenghasilan menengah ke bawah menjadi negara maju merupakan cuan bagi bank di setiap prosesnya. 

Terlepas berapa jumlah Bank di Indonesia, kehadiran Bank memiliki peran besar bagi perubahan masyarakat. Perubahan kelas masyarakat melalui pinjaman produktif perorangan, kredit usaha rakyat, hingga korporat memudahkan peningkatan ekonomi negara. Kehadirannya bukan hanya menguntungkan pemiliknya namun juga sekitarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun