Memiliki klub sepak bola tidak termasuk kegiatan amal. Klub sepak bola memiliki banyak pengeluaran, investasi fasilitas olahraga, membeli pemain, dan coach. Investasi di klub merupakan hal sulit karena tidak ada yang menjamin nilai sebuah klub bisa naik di masa depan.Â
Kesulitan meningkatkan nilai sebuah klub sepak bola yang memberikan rasa hormat kepada pemiliknya. Jika menggunakan segitiga maslow, maka tahap yang dicapai pemilik sebuah klub sepak bola merupakan penghargaan. Tentu saja bentuk immaterial tersebut tidak cukup bagi pengusaha.
Pemilik klub sepak bola dapat melebarkan brand yang mereka miliki. Hal paling mudah yang bisa dilihat adalah perubahan nama klub itu sendiri. Cilegon United FC menjadi Rans Cilgeon, PSG Pati menjadi AHHA PS Pati.Â
Perubahan nama ini membuat brand awareness terhadap RANS DAN AHHA. Dampak paling besar terjadi jika klub liga 2 ini naik tingkat menjadi klub liga 1. Bukan hanya brand awareness yang meningkat namun juga saham afiliasinya.
Memiliki klub sepak bola juga memberikan akses besar bagi pemiliknya sekaligus diversifikasi bisnis. Roman Abramovich dapat memposisikan bisnis dan dirinya di United Kingdom setelah akuisisi Chelsea. Dengan demikian, mungkin Erick Thohir juga mendapat lirikan dari investor luar sebagai pemilik Oxford United.Â
Football is like life: it requires perseverance, self-denial, hard work, sacrifice, dedication, and respect for authority - Vince Lombardi
4 Oktober 2022
Geraldo Horios
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H