Bisnis franchise mulai ada di Indonesia pada tahun 70an yang dimulai dari KFC. Sedangkan pelopor bisnis franchise lokal Indonesia adalah TRI-M, es teler 77, widya loka, libra cake, dan homes 21. Saat ini, waralaba lokal sudah menjadi tuan rumah Indonesia dan menguasai pasar.
Dari total waralaba lokal yang terdata Kemendag 2021, sekitar 58,37 persen di antaranya bergerak di bisnis makanan dan minuman. Sektor ritel menyusul dengan jumlah 15,31 persen dan pendidikan informal 13,40 persen. Sektor kesehatan (rumah sakit) masih memiliki porsi yang sangat kecil. Salah satu rumah sakit yang baru saja melakukan franchise rumah sakit adalah Siloam International Hospitals Tbk (SILO).
SILO merupakan salah satu rumah sakit swasta dengan jaringan luas di Indonesia. Dengan 41 Â rumah sakit yang menyebar di Indonesia, aksi franchise ini akan semakin memperluas pangsa pasarnya. Melalui model bisnis ini, modal pembangunan dan penyediaan rumah sakit berasal dari investor eksternal, dan SILO akan mengelola rumah sakit yang terintegrasi dengan hospital information mereka.Â
Bisnis dengan model franchise sendiri menguntungkan pemegang merek dan pengelolanya karena dapat ekspansi dengan risiko rendah dan tetap menghasilkan pendapatan yang stabil. Diketahui, franchise rumah sakit bukan pertama kali di dunia. Di Amerika Serikat, ATC Heathcare sudah melakukan franchise sejak 1996. Selain itu, American family care yang berdiri 1982 sudah melakukan franchise pada 2008.Â
Dengan geografis yang luas serta demografi penduduk yang akan meningkat, membuat peluang bisnis rumah sakit di Indonesia masih besar. Tetapi memang biaya rumah sakit Indonesia tergolong sedikit mahal. Jika dilihat dari biaya ranjang rumah sakit Indonesia per malam, rata-rata biaya sebesar $26 atau sekitar Rp387 ribu. Menurut data Finder, Indonesia berada di urutan 124, Thailand di urutan 99 dengan biaya $54, Filipina 133 biaya $21, India 147 biaya $12, dan Vietnam di urutan 149 dengan biaya $11.
Penetrasi rumah sakit di Indonesia juga belum merata sampai ke wilayah timur. Beberapa rumah sakit seperti SILO juga ekspansi dan menguatkan posisi dengan membuka rumah sakit di Labuan Bajo. Penulis sendiri berharap ekspansi sekaligus penetrasi melalui franchise ini tidak hanya meningkatkan akses kesehatan masyarakat, namun sekaligus menurunkan biaya rawat inap atau lainnya.Â
Tidak dapat disangkal bahwa biaya pelayanan rumah sakit selalu naik setiap tahunnya. Di Amerika Serikat, biaya ambulan bisa menyentuh $2000 atau sekitar Rp29 juta. Harapannya, Indonesia tidak akan masuk ke fase seperti itu. Masyarakat lebih baik menjaga kesehatan daripada dirawat di rumah sakit.Â
Semoga bermanfaat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H