Mohon tunggu...
Geraldo Horios
Geraldo Horios Mohon Tunggu... Lainnya - 没有人 v ホセ

menulis saat banyak pikiran

Selanjutnya

Tutup

Money

Product Positioning Kompasiana dan Medium, ke Mana Tempat Berlabuh Penulis Muda?

30 Mei 2022   04:30 Diperbarui: 30 Mei 2022   07:45 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat di usia 22 tahun, saya memutuskan untuk menjadi penulis. Tujuan menulis setiap orang berbeda-beda, saya sendiri memulai menulis karena tidak ingin pikun saat tua hehe. Jujur, awalnya saya bingung untuk memilih topik apa yang sebenarnya ingin saya tulis. Hingga saya memilih topik bisnis menjadi pilihan saya, karena saya yakin ekonomi dan bisnis terutama di Indonesia memiliki ruang yang sangat luas. Topik ini juga kecil kemungkinan mengandung negatif sara, kekerasan, dan lainnya. 

Setelah 2 bulan secara rutin menulis di Kompasiana setiap 2 hari sekali, teman saya bertanya secara mendadak. Mengapa tidak memilih Medium saja untuk tempat upload artikel? Saya bisa menjawab pertanyaan ini untuk mendukung Kompasiana, namun jujur kenapa tidak terpikirkan oleh saya untuk menulis di Medium saja dari awal padahal saya tau platform ini. Setelah berdialog dengan diri sendiri, kemarin saya memutuskan untuk membuat akun Medium.

Ini bukan ajakan, namun artikel ini akan membahas bagaimana Product Positioning membuat saya terpikat hingga mendaftar di Medium. Product Positioning ini yang mungkin kelak akan menjadi ancaman bagi Kompasiana. Berikut saya ringkas Product Positioning dari Kompasiana dan Medium. 

<< Product Attribute

tampilan-medium-jpg-62937a0a53e2c3483568c322.jpg
tampilan-medium-jpg-62937a0a53e2c3483568c322.jpg
dokumen pribadi (medium.com)

Saya akan membahas fitur produk dan keuntungan dari keduanya. Kompasiana memiliki unggulan kategori dan topik jika dibandingkan Medium. Wajar saja karena bentuk fitur ini diadopsi dari induknya Kompas sebagai media berita online. Sedangkan Medium, memiliki banyak kategori namun anda perlu mencari sendiri dengan kata kunci. 

Secara benefit, jika kamu menulis di Medium kamu dapat memiliki penghasilan setidaknya $100 per bulan atau Rp1.430.000. Sedangkan di jejak digital terakhir K-rewards Kompasiana, saya menemukan uang bulanan sebesar Rp500.000 . Ini sungguh perbandingkan yang sangat menyakitkan. Terlebih di Medium, ada fitur berlangganan yang membuat setiap orang perlu membayar. Fitur ini memastikan pendapatan hanya menuju orang-orang dengan kualitas tulisan yang menarik dan berbobot. Sedangkan di Kompasiana sendiri ada syarat untuk dapat K-rewards. Meskipun ada affiliate content, saya sendiri tidak pernah menemukan konten kategori ini kecuali lomba tulisan essai. Saya berharap Kompasiana dapat menambah benefit ini.

<< User

Perbandingan penulis di Kompasiana dan Medium sangat terlihat jelas. Saya tidak akan membahas bagaimana perbedaan bobot kualitas tulisan dan temanya. Namun saya akan fokus kepada penulis dan penggunanya. Di Kompasiana sendiri, sejauh saya bisa melihat jumlah followers sebuah akun hanya bisa mencapat ribuan. Followers akun di Medium bisa mencapai  puluhan juta. Dari sisi pengguna aktif saja, Kompasiana jauh tertinggal. 

Karakteristik penulis di Kompasiana juga beragam yang bisa dikategorikan secara keseluruhan umum. Namun, di Medium saya menemukan beberapa orang penting seperti CEO, Founder, Investor, dan individual penting lainnya. Jujur saya mengerti bagaimana Market Positioning Kompasiana yang ditujukan ke niche karena minat menulis dan membaca masyarakat Indonesia tergolong rendah. Namun ini bisa menjadi belati bermata dua, terlebih tidak ada perubahan dari tahun ke tahun. Mengapa Kompasiana tidak menjadi inisiator membentuk duta penulis atau menggunakan BA untuk meningkatkan pasarnya. 

<

Medium terlihat menunjukkan bahwa mereka yang terbaik dari sisi media tulisan online secara global. Kompasiana juga terlihat menujukkan posisi terbaik di Indonesia. Namun ambisi yang dimiliki Medium sangat besar. Diketahui 2021, Medium mengakuisisi Glose (platform ebook sosial), Projector (browser graphic), dan Knowable Universe (Audio learning platform/Podcast). Medium berniat menjadi media online terbesar dengan akuisisi ini. 

Sedangkan Kompasiana sejauh ini tidak pernah melakukan akuisisi. Perubahan dari tahun ke tahun sangat sedikit dan seperti tidak ada niat untuk berkembang. Hal ini cukup disayangkan, mengingat Kompasiana memiliki Kompas sebagai induk usaha. Kompasiana bisa saja mengakuisisi Mojok.co pesaingnya yang bukan hanya fokus ke media online namun juga media penerbit buku. Jika kompasiana tidak ingin melakukan akuisis horizontal seperti ini, mungkin bisa vertikal seperti akuisisi Noice, atau media lainnya. Meskipun tidak ingin akuisisi, saya berharap Kompasiana lebih friendly secara tampilan dan dinamis. Jumlah anak muda yang menyukai mojok.co jauh lebih banyak dibandingkan Kompasiana. 

<

Penulis dan minat pengguna Kompasiana lebih fokus ke arah puisi, travel, ilmu sosbud, humaniora, dan edukasi. Sedangkan minat pengguna Medium fokus ke Teknologi, Self Improvement, Bisnis, dan Musik.  Perbedaan minat ini yang membuat banyak orang penting mendaftar di Medium. Jujur saya salah satu yang daftar medium karena ingin melihat perkembangan teknologi. 

Dari jenis tema yang dicari, saya dapat mengambil kesimpulan masyarakat Indonesia lebih menyukai tema fun dan sosial. Sehingga hasil pencarian ke travel, puisi, dan humaniora. Pengguna internasional sangat mengejar pengembangan diri dan statistik dari sisi teknologi dan bisnis. 

<

Dari penjelasan sebelumnya, artikel di medium hampir semua sangat berbobot dan kompleks. Kamu harus melihatnya sendiri untuk mengerti. Sedangkan artikel di Kompasiana sangat bervariasi, ada yang sangat berbobot, ada juga tulisan yang hanya sebagai tugas kampus, ada juga tulisan yang hanya untuk promosi lol. Jujur setiap hari ada artikel baru di Kompasiana dibandingkan Mojok.co, hanya saja penggunanya bukan pengguna organik yang secara rutin update artikel. Dari penjelasan ini kamu akan mengetahui bagaimana value yang dipegang Medium dan Kompasiana.

Media tulisan online menjadi pilihan menarik bagi orang yang suka menulis. Pergeseran minat dan gaya menulis orang yang lebih suka menulis di media bersama dibandingkan blogspot pribadi menjadi keuntungan Kompasiana dan Medium. Dari penjelasan diatas, product positioning Kompasiana masih dapat untuk diperbarui. Ini dapat dimulai dari User Interface dan User Experience Kompasiana yang sangat monoton dan tidak dinamis sesuai era sekarang. Saya sendiri berharap Kompasiana dapat menjadi pilihan anak muda dan penulis muda untuk berlabuh sekarang.  Namun menimbang UI dan UX yang kurang ramah, saya percaya dan takut meyakini jika Kompasiana tidak berubah, Kompasiana akan tertinggal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun