Tepat tanggal 25 Mei 2022, Maudy Ayunda resmi menikah dengan Jesse Choi. Hal yang menarik penulis adalah keduanya bertemu di Stanford University Graduate of Business (GSB) dan menjadi investor mapan di usia kurang dari 30 tahun.Â
Tentu saja ini didukung oleh materi yang mereka dapatkan karena kurikulum dan metode yang berbeda dibanding universitas lokal. Bagaimana perjalanan keduanya menjadi investor?
Maudy Ayunda, awalnya berkarir sebagai aktris dalam beberapa film berjudul Perahu Kertas (2012), Habibie & Ainun 3 (2019) hingga semakin menginspirasi karena merupakan peraih beasiswa di Stanford dan mengerakkan banyak hati anak muda. Maudy memulai karir sebagai angel investor di Segari di 2021.Â
Segari adalah platform belanja online business to consumer (b2c) yang menjual bahan-bahan segar nan berkualitas langsung dari petani.Â
"Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, saya sudah menjadi pelanggan Segari dan saya langsung menjadi penggemar karena produk yang saya dapatkan selalu segar karena langsung dari petani".Â
Dari pernyataan tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan untuk berinvestasi dari produk atau jasa yang sering kita gunakan. Â
Selain itu, Maudy melihat dampak sosial yang diciptakan Segari bagi masyarakat dan petani. Investasi bukan hanya sekedar menginvestasikan uang dan berharap uang tersebut bertumbuh, tapi juga bagaimana uang tersebut berproses meningkatkan nilai perusahaan dan berakhir dengan memberikan dampak secara sosial dan ekonomi ke masyarakat.Â
Jesse Choi, merupakan pasangan Maudy dan memulai karir mengawali karier di Bain & Company sebagai Senior Associate Consultant pada 2013 hingga 2016.Â
Awal karir sebagai investor dimulai di 2016 hingga 2019 dimana Jesse bekerja sebagai Private Equity Investor di Bain Capital. Kariernya kemudian berlanjut menjadi Venture Investor di  Playground Global, yang ia jalani selama empat bulan, sejak Juni hingga September 2020. Di profil linkedin, Jesse Choi berprofesi sebagai EIR (Entrepreneur-in-Residence) di AC Ventures.Â
AC Ventures merupakan salah satu private equity yang terkenal. Diketahui AC Ventures memiliki 95 portofolio investasi dengan nilai total kapitalisasi pasar US$7 miliar. AC Ventures telah melakukan pendanaan Seri A ke Ula, Stockbit, Bibit. Pra-Seri A ke Aruna, dan 8 startup pada tahap Seed.Â
Berangkat dari perusahaan dimana ia berada, Jesse Choi sudah dipastikan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang mumpuni terkait investasi. Terlebih Jesse Choi merupakan EIR.Â
Entrepreuner-in-Residence (EIR) merupakan identitas dimana investor merasa lebih cocok dengan "orang"nya dibandingkan model bisnis startupnya. Meskipun, mereka belum punya proyek atau ide bisnis yang nyata. Biasanya, VC berkomitmen untuk mendanai perusahaan yang dalam masa depan dirintis sang EIR.Â
Selagi menanti EIR mulai membangun startup, perannya lebih sebagai konsultan. Pengalaman EIR digunakan untuk membantu startup lain yang sudah masuk ke dalam portofolio VC.Â
Dengan kata lain Jesse Choi berperan membantu model bisnis perusahaan-perusahaan yang didanai oleh AC Ventures. Jika Jesse membangun startup, tentu saja AC Ventures turut melakukan pendanaan karena pengalaman dan pengetahuannya.Â
Satu hal lain yang dikutip penulis adalah keduanya merupakan investor di The 21 Fund. The 21 Fund merupakan seed funding yang ditujukan kepada ide-ide bisnis generasi dari perusahaan rintisan Stanford Graduate School of Business (GSB). Â Untuk menjadi investor, uang merupakan hal penting.Â
Pengetahuan terkait apakah uang tersebut bisa berkembang lebih besar jauh lebih penting. Investasi berperan besar dalam perkembangan hidup setiap orang terlepas baik dan buruknya hasil investasi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H