Baru-baru ini beredar video Ustad Yusuf Mansur mencak-mencak terkait Paytren. Jika ditelusuri lebih lanjut kita akan menemukan beberapa kasus seperti penuntutan, bangkrut dan lain sebagainya. Berita ini semakin viral karena disebutkan butuh Rp 1 triliun untuk modal kerja dengan marah-marah.Â
Dari kasus ini kita belajar memulai sebuah bisnis merupakan hal yang cukup berat dan bisa saja berujung bangkrut. Namun, tidak ada yang salah dalam memulai sebuah bisnis, kecuali anda melakukan riset dengan baik sebelumnya. Ya benar, hal paling krusial dalam memulai bisnis adalah melakukan riset pasar.
Mengutip dari Business News Daily, ada 11 langkah yang perlu kamu lakukan saat ingin memulai sebuah bisnis. Urutan pertama yaitu do your research. Melakukan riset merupakan hal rumit dan menghabiskan banyak waktu, karena masa depan usaha akan sangat tergantung pada riset ini.Â
Saya pernah mewawancari owner sebuah restoran makanan organik dan riset pasar yang ia lakukan sebelum berani membuka sebuah restoran. Jika dilihat secara teori, riset pasar terbagi atas segmentasi dan sebagainya.Â
Saya akan perkecil jenis-jenis riset menjadi 6 dan menggunakan analogi restoran organik agar lebih mudah dimengerti.
- Riset Pasar
Pasar yang diriset meliputi tren dan budaya masyarakat. Tren masyarakat yang semakin peduli akan kesehatan menjadi fondasi utama berdirinya restoran organik. Masyarakat yang mulai mengonsumsi makanan sehat, diet sehat, dan ingin makanan organik berubah menjadi budaya baru. Budaya inilah potensi yang ingin digarap.
- Riset Produk
Pengusaha yang sudah tau kalau trend dan budaya terkait makanan sehat, akan melanjutkan riset produk apa saja yang akan masuk dalam menu makanan. Terpilihlah makanan sehat yang dibagi dalam 3 waktu, untuk sarapan, makan siang, dan malam. Tentu saja dengan beberapa variasi dan disesuaikan dengan budaya masyarakat yang sudah ada sebelumnya.Â
Sebut saja makanan yang selalu ada di semua restoran, yaitu nasi goreng ayam. Produk akan disesuaikan menjadi nasi merah, menggunakan semua bahan organik meliputi, bawang, tomat, ayam, dan bumbu lainnya. Produk yang anda tawarkan harus menyesuaikan dengan target yang ingin anda tuju.
- Riset Supplier
Setelah anda bisa menentukan daftar menu apa saja yang ada dalam menu, anda perlu mencari supplier yang tepat. Mencari supplier sama saja seperti mencari jodoh (satu visi dengan anda). Mencari supplier sayuran dan kebutuhan organik bukanlah hal mudah.Â
Apakah anda tau kalau sayuran organik yang terpapar matahari langsung dibandingkan dengan menggunakan rumah kaca/pelindung memiliki rasa yang berbeda? . Peran supplier sangat penting agar kualitas produk anda selalu terjaga, dekat dengan lokasi usaha, dan yang paling penting turut menerapkan ramah lingkungan.
- Riset Konsumen
Anda perlu mencari tau profesi, gender, dan rentang umur orang-orang yang ingin makan makanan sehat. Jika anda belajar perilaku konsumen dan rumah tangga, anda akan menyadari ibu rumah tangga menjadi target paling awal yang memegaruhi pembelian di rumah terjadi.Â
Sebagai contoh, jika ibu secara rutin membeli merek pasta gigi atau sabun, Seluruh anggota keluarga akan secara tidak langsung menggunakan merek yang sama.Â
Dari fakta tersebut, anda bisa saja membayangkan atau menargetkan konsumen merupakan wanita karir yang tetap ingin mengonsumsi makanan sehat untuk keluarganya. Anda juga bisa memasarkan produk lebih dekat kepada setiap binaragawan atau orang yang sedang membentuk tubuh ideal.Â
- Riset Lokasi
Lokasi usaha anda penting terutama bagi usaha restoran. Anda pasti sering melihat franchise restoran ayam ternama pasti berada di lokasi yang berdekatan dengan tempat publik.Â
Jika anda tidak dapat membuka usaha restoran yang berdekaan dengan tempat publik karena faktor biaya dan lainnya, anda dapat memilih membuka restoran berdasarkan lokasi konsumen anda. Sebagai contoh, saat membuka restoran organik, anda bisa mencari lokasi konsumen loyal dan royal anda mayoritas tinggal.
 Anda bisa mencari tau masyarakat yang tinggal di daerah tertentu lebih peduli terhadap kesehatan dibanding tempat lainnya, dan kebanyakan merupakan pekerja sehingga tidak sempat untuk masak makanan di rumah. Anda bisa menggunakan google satelit/earth dan menarik 1 km dimana lokasi anda bisa dekat dengan konsumen dan juga dekat dengan restoran lainnya.
- Riset Kompetitor
Terakhir, anda perlu mengetahui kompetitor langsung dan tidak langsung anda. Kompetitor bisa menjadi tolak ukur konsep dan ide bisnis anda. Jika anda fokus kepada makanan organik, temukan konsep yang membuat anda lebih baik dari produk dan jasa kompetitor. Ini menjadi krusial jika anda berkompetisi di pasar yang sudah sangat sesak.
 Sebagai contoh, anda ingin bersaing di usaha coffee shop atau payment gateway. Jika anda ingin membuka usaha coffee shop di saat coffee shop bertebaran di jalan, maka anda salah. Termasuk pada kasus Paytren yang terbentuk pada tahun 2013. Tergolong pemain lama setelah gopay, tetapi tidak bisa menjadi leader atau masuk 5 besar.Â
Diketahui Gopay terbentuk 2010, OVO terbentuk pada tahun 2017, Dana dan Shopeepay terbentuk 2018. Paytren yang merupakan jasa pembayaran sudah sulit untuk bersaing dengan dompet digital lain yang memiliki konsep bisnis yang terintegrasi dan masih perlu bersaing lagi dengan banking mobile.Â
Konsep bisnis yang terintegrasi seperti gopay yang masuk ekosistem gojek, ovo di grab, dan lainnya. Jika anda ingin terjun ke bisnis pertama kali, maka hindari bisnis yang kompetitornya tidak mungkin bisa anda lawan dan pasar yang sesak. Hal ini terkecuali jika anda memiliki konsep bisnis lebih baik. Still be rational.
Dari penjelasan diatas, anda sekarang menyadari bahwa riset mendalam merupakan faktor penting keberhasilan usaha anda. Konsep bisnis merupakan faktor lanjutan penting setelah anda telah melakukan riset. Terlepas usaha anda sudah berjalan baik atau sebaliknya, riset tetap diperlukan agar usaha anda selalu bergerak di jalur yang benar dan untuk eskpansi. Riset merupakan jendela usaha anda.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI