Mengapa bintang bersinar,
mengapa air mengalir,
mengapa dunia berputar,
lihat segalanya,
lebih dekat,
dan kau akan mengerti.
Demikian petikan lagu pengiring Petualangan Sherina, film komedi musikal yang rilis pada tahun 2000. Dinyanyikan oleh Sherina (seraya bermain piano) pada umur yang masih kanak-kanak, lagu itu tergolong berat.
Mengandung bau filsafat dan pengertian kebijaksanaan, sebuah permakluman karena penciptanya orang dewasa. Mungkin Sherina sekadar menyanyikan atau (mungkin pula) sudah mampu menangkap maknanya.
Entahlah, yang pasti (berdasarkan cocoklogi, hehehe...) bintang kembali bersinar dan air sekali lagi mengalir. Kedua unsur alam tersebut begitu kental dalam film "Petualangan Sherina 2".
Tidak berapa lama setelah mendapat ajakan menonton, saya mengiyakan. Menyaksikan "Petualangan Sherina 2" bersama anggota Komik Kompasiana. Sebuah kehormatan saya boleh terpilih dan atasnya banyak terima kasih.
Saya dulu menonton film petualangannya yang pertama. Asyiknya Sherina dan Sadam (Derby Romero) bermain di kebun teh, menari dan menyanyi, layaknya kanak-kanak yang seharusnya pada umur itu.
Kanak-kanak yang tiada tercemar pemikiran dewasa, murni bersahabat dengan tengkar wajar lantaran beda pendapat, dan cenderung banyak bermain bersama alam ketimbang gawai (pada masa kini).
Apakah itu berlanjut cirinya pada petualangan kedua? Di film terbaru, semua masih dijaga kesantunannya. Meskipun Sherina dan Sadam telah beranjak dewasa, tidak berarti cuplikan adegan dewasa dipertontonkan.
Mereka berdua memang sudah saatnya (berdasarkan umur pada film terbaru) boleh menjalin percintaan. Namun, kisah yang disajikan tetap seputar persahabatan. Persahabatan yang sopan. Sebuah nilai plus untuk ditonton oleh semua umur.
Layaknya sebagian besar unsur cerita, tentu ada masalah dan aktor diharap mampu menyelesaikan. Penonton terus memantau dan menanti akhirnya, apakah sesuai atau meleset.