Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ponsel Penyebab KDRT (Analisis Cerpen "Apa Kata Kuncinya?")

11 Februari 2023   03:22 Diperbarui: 11 Februari 2023   04:01 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi asyik dengan idaman lain, sumber: Shutterstock via suara.com

Eko Triono menuliskan "lebih sering berbicara", menandakan bahwa pribadi itu punya lebih banyak waktu untuk berkomunikasi dengan anak itu dibanding dengan orangtua sendiri. Miris, bukan? Seharusnya orangtualah yang paling dekat dengan anaknya.

Sayangnya, Marzuki tidak bisa mengakses siapa pribadi itu lantaran anaknya tidak mau memberikan kata kunci untuk membuka data ponselnya. Anaknya malah meminta balik kata kunci ponsel Marzuki. Marzuki keberatan memberikannya. Ia tidak ingin rahasia dalam ponselnya terbongkar.

"Pertengkaran seperti apa yang bakalan terjadi jika istrinya tahu apa yang dia sembunyikan. Mengerikan kalau sampai ketahuan dengan siapa akhir-akhir ini dia sering saling berkirim pesan teks, suara, gambar, dan video mesra."

Marzuki -- sebetulnya menolak untuk membongkar  -- akan membahas pemberian kata kunci ponsel kepada anaknya -- begitu sebaliknya -- waktu makan malam. 

Agaknya itu ditangkap sebagai ketakutan oleh istrinya, bagaimana jika akhirnya Marzuki dan anaknya benar-benar bertukar kata kunci sementara dia sendiri menolak jika tiba-tiba diminta? Istrinya pun menyimpan pribadi seseorang dalam ponselnya.

"Di dapur, sembari masak dengan lambat-lambat, dia menghapusi komunikasinya dengan sejumlah instruktur senam pria. Dia meminta teman tapi mesranya jangan menghubungi dulu malam Minggu ini. Dia mengganti kata kuncinya."

Pada akhir cerpen, dalam pertemuan makan malam, Marzuki, istrinya, dan anaknya meminta kata kunci ponsel masing-masing. Ketiganya saling memberikan. Sudahlah tentu, ponsel masing-masing yang berhasil dibuka itu, sudah berubah keadaannya. Selama waktu penantian menjelang makan malam, ketiganya beraksi. 

Anak dari Marzuki mengganti foto-foto pose nakal pacarnya dengan kutipan motivasi dan doa religius. Marzuki membersihkan pesan genit dari perempuan idaman lainnya beserta aib-aibnya lantas mengganti dengan data bisnis jahitan, video lucu bapak-bapak, serta ceramah akhirat. Sementara ponsel istrinya juga diperiksa dan pastilah sama bersihnya.

Jin atau Iblis

Pernahkah Anda bayangkan, siapa sebetulnya pribadi dalam ponsel itu? Tidak sekadar pacar anak dari Marzuki, perempuan genit Marzuki, pun instruktur senam idaman istri Marzuki.

Mereka bertiga yang hidup dalam dunia maya dan lebih sering berbicara dengan tiap-tiap anggota keluarga Marzuki (daripada sesama anggota sendiri) bisa disetarakan dengan jin atau iblis (disebutkan di paragraf awal cerpen). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun