Artikel Utama, siapa Kompasianer yang tidak suka? Artikelnya dibaca lebih banyak orang. Namanya terpampang, terlihat semakin terkenal. Kalau cerpen, nongol di kanal fiksiana, lebih khusus cerpen.
Artikelnya dinilai bermutu oleh editor Kompasiana. Ya, pasti harus ada penilaian dulu. Anda mau tahu, bagaimana proses penilaian itu? Setidaknya Anda harus:
1. Menulis cerpen
Kalau Anda ingin cerpen Anda jadi Artikel Utama, pastikan Anda menulis cerpen. Bukan puisi yang kepanjangan terus diklaim jadi cerpen. Jumlah kata jangan sedikit amat.
Kalau tulisan di Gramedia, bilang cerpen pendek itu 500 s.d 700 kata, cerpen sedang itu 700 s.d. 1.000 kata, sedangkan cerpen panjang berkisar 1.000 s.d. 10.000 kata.
2. Cerpen wajib dapat label pilihan
Syarat kedua paling penting adalah cerpen Anda wajib menyabet label pilihan. Ya, artikel utama adalah satu tingkat lebih tinggi dari pilihan. Tanpa label, janganlah berharap mendapat artikel utama. Wkwkwk...
3. Cerpen tidak mengandung penghinaan SARA
Bercerita tentang budaya dari sebuah suku, boleh. Membabarkan ajaran agama sebagai bahan pesan moral di cerpen, silakan. Tapi, dilarang keras menghina SARA.
4. Tak boleh plagiat
Cerpen Anda wajib ciptaan sendiri. Tak boleh mengambil karangan orang. Kata orangtua dulu, itu dosa. Hehehe...
5. dan seterusnya
hanya Editor Kompasiana yang tahu. Wkwkw....Â
Anda kesal ya, membaca dari awal dan sepertinya merasa sudah pernah baca itu semua? Iyalah, itu semua kan syarat artikel dituliskan di Kompasiana. Udah ada aturan mainnya. Hahaha...
Maaf, saya menjengkelkan. Tapi, lantaran ini artikel humor, jadi ringan-ringan saja isinya. Sayangnya, saya tak tegaan orangnya. Baiklah, saya kasih proses kreatif saya di tautan berikut, meskipun itupun tidak menjamin cerpen Anda akan Artikel Utama. Hehehe...
...
Jakarta
10 Februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H