"Wajahmu boros! Baru umur segitu, sudah kayak bapak-bapak. Penampilan pun sama, persis bapak-bapak. Mbok bergaya sedikit seperti anak muda."
Pernahkah Anda mendapati ucapan demikian atau semacamnya? Pernahkah Anda mendengar bahwa Anda sedang jadi bahan obrolan orang lain seputar wajah Anda yang tampak lebih tua daripada usia?
Boleh jadi obrolan itu tentang orang lain, yang sengaja atau tidak, Anda tahu? Barangkali itu kesimpulan Anda sendiri ketika berkaca di depan cermin?
Pengalaman pribadi
Saya menyadari wajah saya lebih tua daripada usia. Di samping itu, saya pernah menyaksikan ekspresi terkejut seseorang ketika saya sebutkan umur dan ia sedang memandang wajah saya.
Sekilas tampak, ia membandingkan. Saya hanya tersenyum. Mau dibilang seperti apa, memang wajah saya lebih tua daripada usia. Ketika SMA, saya punya banyak jerawat di pipi, bahkan sampai leher.
Saya pecahkan itu dan bekasnya menjadi bopeng-bopeng kecil sehingga wajah saya terlihat tidak mulus dan berpori-pori kasar. Saya malas membersihkan wajah. Kerap memakai pembersih, malah tidak cocok. Jerawat semakin banyak. Saya belum menemukan yang cocok. Akhirnya, saya biarkan saja.Â
Selain itu, saya overthinking, suka melayangkan pikiran ke pertanyaan-pertanyaan yang terus saja ada dan saya berusaha mati-matian menjawabnya.
Sering mengerutkan kening untuk hal-hal yang sebetulnya tidak terlalu -- bahkan tidak sama sekali -- perlu dipikirkan. Ketika terjebak dalam ketakbisaan menjawab, saya pendam sendirian.
Meskipun punya sahabat dan teman, saya tidak ceritakan, karena tidak enak mengganggu dan memberatkan mereka. Pikiran saya sering memuncak dan kerutan semakin banyak.
Maka tidaklah heran, jika sebagian orang kaget mengetahui umur saya. Barangkali ditambah pula dengan penampilan busana saya yang sering sekadarnya dan apa adanya. Saya memang suka kesederhanaan.
Penyebab wajah tampak lebih tua
Saya duga, kebiasaan hidup yang membuat wajah tampak lebih tua. Dugaan itu menjadi benar menurut hellosehat.com. Di sana tertulis, melalui jurnal yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences, para peneliti mengungkapkan bahwa tiap orang memiliki proses penuaan berbeda-beda.Â
Dengan menggunakan 18 faktor, mereka menentukan seberapa cepat dan lambat proses penuaan seseorang. Hasilnya ada lima penyebab tercatat. Pertama, 80% faktor yang memengaruhi penuaan adalah genetik. Kedua sampai kelima: minum alkohol, merokok, kurang tidur, dan malas membersihkan wajah.
Alkohol dapat menyebabkan dehidrasi dan memengaruhi kandungan garam dalam tubuh. Alkohol juga bisa menyumbat sel-sel baru yang seharusnya menggantikan sel-sel mati. Itu sebabnya, kebanyakan mengonsumsi alkohol membuat sel-sel kulit mati menumpuk di wajah sehingga wajah tampak lebih kusam dan lusuh.Â
Merokok bisa mengaktifkan enzim yang memecah elastisitas kulit. Mengisap rokok membuat otot-otot di sekitar wajah -- lebih tepatnya mulut -- menjadi tertarik atau melar. Selain itu, asap rokok menyebabkan kulit wajah kering sehingga cepat keriput.
Perkara tidur, seiring bertambah usia, kita masih harus memenuhi kebutuhan tidur selama 7 sampai 8 jam setiap malam untuk kesehatan optimal. Kurang tidur tidak hanya membuat kantung mata, melainkan juga mempercepat proses penuaan. Oleh sebab itu, mendapatkan tidur cukup pada malam hari adalah sesuatu yang sangat penting.
Waktu tidak bisa diulang dan kita harus menerimanya
Semua sudah berlalu dan wajah saya -- barangkali juga Anda -- sudah tampak lebih tua. Kalau masalah genetik sebagai penyebab, kita tidak bisa apa-apa dan tinggal menerima.
Anda mau protes kepada Bapak dan Ibu tentang kromosom-kromosomnya? Tidaklah bisa. Kita memang ditakdirkan berwajah seperti salah satu atau campuran dari beliau-beliau. Jika beliau-beliau boros mukanya, ya samalah dengan kita. Hahaha...
Barangkali untuk penyebab lain, bisa dikendalikan bahkan dihentikan. Khusus membersihkan wajah, dapat dirutinkan, tentu dengan alat pembersih yang aman.
Tidak heran, sekarang banyak produk kecantikan menjual barang-barang pembuat awet muda. Tidak bisa dimungkiri, sebagian besar suka ketika umur bertambah, wajah segitu-segitu saja, bahkan tampak lebih muda. Bebas-bebas pula, Anda menggunakannya. Kembali lagi, pilih yang aman kandungannya. Lebih baik berasal dari bahan alami.
Overthinking saya sudah ada saluran untuk memuaskannya
Saya bersyukur, telah menemukan menulis sebagai jalur pemuasan overthinking. Jadi, jika ada yang berceletuk lagi, saya bilang saja, pikiran saya tidak sia-sia, tetapi sudah jadi delapan buku. Belum lagi tulisan-tulisan lain yang bermanfaat bagi pembaca di Kompasiana.
Saya memang merasa bahagia setelah menulis. Pikiran yang menumpuk menjadi terlepas. Emosi pun terbebas. Potensi stres jadi berkurang.
Jangan stres!
Selain karena ejekan atau jadi bahan obrolan, barangkali ketika kita hadir di sekitar teman yang seumuran, bisa jadi kita minder melihat wajah mereka. Semua masih muda, sementara kita -- meskipun sebaya -- terlihat lebih tua.
Poin penting yang harus diingat, jangan pernah stres gegara urusan ini. Terima diri dan cintailah apa adanya. Berbuat untuk menyegarkan dan memudakan wajah tidaklah salah.
Jangan sesali apa yang sudah terjadi. Halodoc mencatat stres malah bisa bikin lebih cepat tua.Â
Menjadi tua adalah sebuah keniscayaan. Semua pasti mengalami dan tidaklah perlu terlalu dipikirkan. Jika terjadi wajah tampak lebih tua daripada usia, janganlah stres karenanya. Itu malah menyusahkan dan mempercepat penuaan.
...
Jakarta
29 Oktober 2021
Sang Babu Rakyat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H