Bagaimana Cara Menulis Artikel Berbobot?". Jika di sana membahas soal substansi, berikut akan dipaparkan perihal cara penyajian yang sekiranya menarik dari sisi pengalaman saya sebagai penulis pun kebiasaan saya yang gemar membaca.
Artikel ini ditulis serangkai dengan "Ya, saya adalah seorang pembaca artikel yang setia. Sudah saya bahas di tulisan di atas, setia berarti membaca sampai akhir. Saya amati satu demi satu kalimat dan paragraf. Saya rasakan perbedaan emosi di setiapnya. Saya belajar darinya, bagian-bagian mana yang ternilai menarik.
Menarik di sini saya artikan bahwa artikel itu berhasil menjaga nafsu baca saya sampai artikel berakhir. Saya tetap terpikat pada bagian demi bagian, tidak melihat itu basa-basi atau substansi.
Barangkali pandangan saya sebagai pembaca dapat membantu Anda, para penulis, yang ingin menuliskan artikel menarik bagi pembaca. Saya ikhlas membagikan.
Sapa pembaca
Saya sudah pernah menerangkan bahwa pada hakikat, berbicara dan menulis adalah sama. Keduanya mengeluarkan kata-kata dan ditujukan kepada pihak tertentu. Keduanya berbeda media. Berbicara menghamburkan kata dalam udara, sementara menulis mengabadikan kata di atas kertas.
Ada pihak yang dituju. Kalau tulisan, berarti pembaca. Pihak itu adalah orang dan hidup. Saya kira tidak ada yang tidak suka jika kita disapa. Kehadiran pembaca merasa diperhitungkan.Â
Hargailah pembaca dengan menyapanya, barang sekilas pada basa-basi di bagian pembuka. Barangkali lebih baik menggunakan kata "Anda" atau "Saudara", kata ganti orang kedua yang paling tinggi derajatnya.
Kenapa? Karena pembaca berpotensi berasal dari segala umur. Tidaklah elok Anda menyapa orang lebih tua dengan kata "kamu". Jika pembaca merasa dihormati, kemungkinan besar mereka akan melanjutkan membaca sampai akhir.
Perbanyak kosakata
Sebagai penulis, sebaiknya kita belajar sinonim atau kata-kata dalam bentuk lain yang mengandung arti serupa. Hampir serupa pun tidak apa.