Saya selalu percaya, kebosanan bisa muncul ketika melihat hal-hal yang itu-itu saja. Tidak ada variasi dalam penulisan. Semisal, jika kita sedang ingin berandai-andai, membicarakan kejadian masa depan yang belum tentu terjadi, banyak kata yang dapat dipakai sebagai pengantarnya selain mungkin: barangkali, seandainya, bisa jadi, boleh jadi, andaikan, andai kata, seumpama, dan lainnya.
Sediakan beragam struktur kalimat
Kemungkinan besar kita sudah belajar struktur kalimat sejak sekolah dasar. Boleh jadi waktu taman kanak-kanak juga. Bahwa kalimat lengkap terdiri dari Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), dan Keterangan (K). Kurang dari empat itu, bisa membentuk kalimat.
Seperti perihal kosakata, struktur kalimat yang beragam tentu lebih menarik daripada sama dan dipakai terus-menerus. Kita bisa mengubahnya menjadi hanya SP, SPO, KSP, dan lainnya.
Seperti:
Ibu membeli sabun di pasar. Di sana, ibu menyapa seseorang. Ibu terkejut.Â
Struktur kalimat itu berurutan: SPOK, KSPO, dan SP. Bandingkan dengan kalimat berikut:
Ibu membeli sabun di pasar. Ibu menyapa seseorang di sana. Ibu terkejut.
Di kalimat kedua, ada yang berulang. Ketiganya, ibu berada di awal kalimat. Ini memicu sedikit kebosanan. Apalagi jika kalimat selanjutnya, ibu selalu berada di awal kalimat.
Pertebal bagian penting dan sajikan kata-kata pilihan
Setiap artikel pasti ada pesan utama. Ini tentu diharap penulis tidak luput dari perhatian pembaca. Bisa dibuat lebih menarik jika pesan itu dipertebal atau diperbesar hurufnya dibanding kata-kata lain.